Hi semuanya, cerita ini hanya cerita imajinasi author, ambil yang baik dari cerita ini dan buang yang buruknya.
Dahulukan untuk membaca Alquran dulu dan kewajiban ibadahnya ya. Karena itu jauh lebih penting.
- hfyuenlin_
•••🌺•••
Berbeda dengan kelas biasa yang ramai dan berisik, kelas Adhigana justru sebaliknya, ramai tetapi kondusif. Semuanya berbincang-bincang satu sama lain, tujuannya tidak lain bukan untuk pertemanan yang akan mewarnai masa putih abu-abu mereka, melainkan untuk menambah relasi serta informasi terlebih di kelas ini adalah tempat bertemunya rekan sekaligus musuh bisnis orangtua mereka. Tidak lebih mereka hanyalah alat, tapi tidak banyak juga yang tidak terlibat apapun.Berbeda dengan Sheivara yang memilih bangku di belakang dekat jendela, Shanum malah memilih bangku kedua dari depan di baris ke dua.
Shanum membuka handphone untuk mengatasi kecanggungan karena belum terlalu akrab dengan teman sekelasnya.
Salah seorang dari barisan sebelahnya berjalan ke depan, sebelumnya dia berbicara dengan kedua temannya di bangkunya, entah membahas apa? Samar-samar Shanum dengar tentang 'Perwakilan Kelas'
"Hai semuanya, boleh minta waktunya sebentar?" seketika seluruh atensi mereka beralih kepada perempuan yang sedang berbicara di depan, sedikit usaha untuk mengeluarkan suara keras, karena kelas ini benar-benar tertata.
"Makasih semuanya, sebelumnya kenalin gue Mauren Putri Melviano, so di sini gue cuma mau usulin tentang ketua kelas ajah si, ya emang belum disuruh tapi lebih baik gak sih sebelum nunggu disuruh? Jadi nanti kalau walikelas kita nanya ketua kelasnya siapa? Kita udah punya nama, jadinya waktu belajar kita nggak kepotong, kalian setuju gak?" tanya Mauren dengan wajah penuh harap.
"Aku setuju," Shanum ikut berpatisipasi setelah itu semuanya ikut menyetujui apa yang dikatakan Mauren.
"Gue juga setuju"
"Sama gue juga setuju"
"Gua setuju"
"Setuju"
"Gue juga"
"Ikut ajah"
Mauren terlihat senang, "okey, kalian ada nama-nama yang cocok atau diantara kalian ada yang mau nyalonin diri jadi ketua kelas?" semuanya saling tatap bertatapan satu sama lain.
"Kenapa nggak lu aja, Ren?" Dia merupakan salah seorang yang tidak ikut menyetujui perkataan Mauren.
Mauren tersenyum, "gue sebenernya mau ajah jadi ketua kelas, tapi karena takut kalian gak pada setuju makanya gue usulin ini siapa tau kan ada yang mau jadi ketua kelas," jelas Mauren.
"Jadi gimana? Kalian pada setuju nggak kalau gue yang jadi ketua kelas?" tanya Mauren.
"Kalau gue sih siapa ajah, asal bukan gue."
"Kalau menurut gue sih, yang kemaren dapet nilai tertinggi ajah gak sih, soalnya kalau jadi ketua kelas pasti ada absen buat ijin rapat ini itulah. Secara kalau pinter kan gampang buat ngikutin materinya walaupun dia gak full di kelas, iya gak?"
"Gue lebih setuju yang ini."
"Gue juga."
Mauren terlihat bingung, "okey ges kita vote ajah ya lebih pilih opsi pertama atau kedua, vote nya unjuk tangan ajah,"
"Yang pilih gue jadi ketua kelas unjuk tangan?" hanya ada 2 orang yang memberikan suara.
"Dua orang ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calyx
Teen FictionKelopak bunga memiliki fungsi untuk melindungi. Namun, tidak semua bunga memiliki kelopak bunga. Ruellia merasa namanya bukan hanya sekedar nama sebab dirinya merasa mirip dengan bunga. "Jika kelopak bunga memiliki fungsi untuk melindungi mahkota y...