Sehun masih tak mengerti bahkan sejak Sejeong keluar dari villa nya, pria itu masih bingung. Memandangi cincin kemudian meremasnya kuat, pria itu kemudian berlari mengejar Sejeong. Nyatanya perempuan itu belum terlalu jauh pergi, tangisan membuat Sejeong melangkahkan kakinya pendek.
Sehun menarik lengan Sejeong, merasa jika malam ini Sejeong telah menjadi pengecut karena tak menjelaskan apapun padanya.
"Kita harus membicarakan ini, Sejeong""Jangan paksa aku bicara ini. Kau sudah tau jawabannya!" dan Sejeong nyatanya masih mengelak. Perempuan itu pikir Sehun telah mengerti meski nyatanya tidak ada yang Sehun pahami. Mereka saling mencintai dan hubungan tiga tahun nyatanya tak membuat Sejeong menjawab 'iya' atas lamarannya.
"Kenapa?! Kita saling mencintai. Kau mencintaiku, Sejeong! Kita akan menikah dan hidup bahagia!"
Kalimat yang Sehun katakan akan terdengar sangat manis bagi perempuan lain tapi tidak bagi Sejeong, itu hanya menjadi omong kosong yang rasanya membuat Sejeong kembali mengingat percintaan orang tuanya.
"Kau bisa menjamin kebahagiaan? Aku tak percaya adanya kebahagiaan setelah pernikahan. Aku tak suka membicarakan ini!""Apa kau masih tak percaya padaku? Dengarkan aku, aku mengerti dengan trauma mu tentang kehidupan keluargamu yang hancur. Aku mengerti tapi aku bukan ayahmu. Aku berbeda darinya..." Jelas Sehun jika saja semua ini berasal dari trauma Sejeong. Sehun berjanji bahkan bersumpah jika ia tak akan menyakiti Sejeong dan kehidupan mereka akan berbeda.
"Kau masih belum mengerti Oh Sehun!"
"Itulah kenapa jelaskan padaku!"
Barulah saat itu Sejeong menjelaskan tentang perasaan nya yang tak pantas bagi Sehun. Ia sangat kacau dan tak bisa memberikan banyak hal untuk Sehun. Sejeong tau Sehun menerimanya apa adanya tapi Sejeong tidak mau, Sehun berhak mendapatkan yang lebih baik dan cinta mereka tak cukup.
"Lihat aku, Oh Sehun! Aku sangat kacau, aku tak lebih baik dari wanita lain diluar sana!""Aku menginginkanmu!"
"Kita tidak selayaknya bersama" lirih Sejeong menggeleng menyakinkan jika dirinya hanya akan membuat Sehun malu dan dirinya sendiri akan merasa menderita dengan cinta Sehun yang terlalu besar.
"Apa kau menganggap tiga tahun hanya permainan?"
"Aku tidak siap. Aku tak pernah siap untuk hubungan ini, Sehun..."
Mata Sehun memberikan pandangan kecewa. Ia merasa sia-sia karena jawaban Sejeong. Ia ingin menunggu tapi Sejeong mematahkan semangatnya, Sehun tak punya lagi cara untuk menyakinkan perempuan itu.
"Apakah cinta saja tak cukup, Sejeong untuk menyakinkan dirimu?""Tidak cukup bagiku. Maafkan aku Sehun tapi kita harus berakhir. Aku tak ingin menghancurkan mu dan aku tak ingin menghabiskan waktu penting mu untuk menunggu aku"
Itulah kalimat terakhir yang menghentikan pertengkaran mereka berdua. Sehun sudah tak punya lagi jawaban atau pertanyaan, pria itu memandangi Sejeong yang pergi ditengah hujan malam itu. Cinta membuat Sejeong terbebani, ia merasa tak bisa mengembalikan cinta sebesar itu pada Sehun. Ia tak punya apapun selain keinginannya untuk pergi.
Gaun pengantin berwarna putih yang tampak indah itu membuat Seulgi sahabat Sehun itu tersihir. Membayangkan jika kekasih Sehun akan sangat cantik dihari bahagianya nanti. Seulgi sudah menunggu hari itu.
"Dia akan menjadi pengantin paling cantik, Oh Sehun...""Jika saja dia menerima lamaranku, mungkin saja yang kau katakan benar" lirih Sehun kini terkekeh, gaun itu tak lagi berharga dimatanya. Sejeong telah menolaknya.
"Nona Kim menolakmu? Tapi kenapa?"
Kenapa? Sehun bahkan tak sepenuhnya mengerti. Sejeong bicara hal yang rumit yang membuatnya semakin bingung dan putus asa.
"Entahlah sepertinya ada hal yang kurang""Darimu? Kau pria sempurna" ucap Seulgi tak percaya jika ada kekurangan yang dimiliki Sehun. Sahabatnya begitu sempurna, ia baik, kaya, tampan dan memperlakukan wanita dengan benar. Jujur saja Seulgi jatuh hati pada Sehun bahkan dari awal mereka mengenal.
Sehun kembali menggeleng jika daei ucapan Sejeong, ini semua bukan salahnya melainkan salah Sejeong. Perempuan itu terus menganggap dirinya kurang dan tak pantas saat Sehun menerima semua kekurangan itu.
"Bukan dariku, darinya. Bukankah dia sangat bodoh, Seulgi?""Aku tak bisa memberimu jawaban.. dia punya alasan untuk itu.." lirih Seulgi lalu menarik tubuh sahabatnya untuk ia peluk.
Seulgi tidak tau apakah dia harus bahagia atau sedih. Dirinya hanya ingin mendapatkan cinta seperti yang Sejeong rasakan, perempuan itu merasa Sejeong telah menyia-nyiakan apa yang selalu ia cintai.

KAMU SEDANG MEMBACA
champagne problems [SeSe] [Completed]
FanfictionSejeong sudah merusak segalanya ketika Sehun mempercayakan kebahagiaan mereka berdua.