tiga

608 54 6
                                    

"Mau sampai kapan kalian diem-dieman?"

Pak sekuriti berkacak pinggang melihat kelakuan dua anak muda yang lagi duduk di hadapannya. Keduanya gamau bicara, sibuk sama gadget masing-masing.

"Buru.....Masalah bakalan beres kalo kalian saling memaafkan terus jabat tangan." Ujar si bapak ngotot berusaha agar mereka cepat berdamai.

Namun kedua pihak ego-nya sama-sama tinggi gak mau ngalah, bahkan duduk aja mereka rela ngasih di tengah-tengahnya jarak 5 meter

Bapak sekuriti kesabarannya udah habis detik itu juga, mereka berdua punya masalah apa sih sampe sechildish ini?

Dia berdecak kesal, "ini teh udah mau satu jam hei? Kalian kalo mau keluar dari ruangan ini harus akur dulu."

Nahloh.

"Udahlah bapak kunciin kalian berdua sampai kalian bener-bener bisa damai." Akhirnya si bapak menutup rapat pintu ruang sekuriti meninggalkan Jaya dan Zaki yang sedang bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.

"HAAAHH!!??"

"Anjing!"

Zaki tiba-tiba teriak kenceng banget, Jaya yang kaget sontak latah alhasil membuat mereka saling beradu pandang.

Jaya menyernyit, "Lo kenapa sih?"

Zaki menunjukkan layar hpnya ke arah muka Jaya yang hanya menyisakan 10 centi saja dari mukanya, "Nih liat! Gara-gara Lo foto gue kesebar di base sekolah."

Foto itu memperlihatkan Zaki tengah memukul Jaya, seolah Zaki adalah antagonis disana padahal sebenernya pukulan itu enggak kena sama sekali.

"Lah terus urusannya sama gue?"

Zaki mengusak kepalanya dengan kedua tangannya, "Haduuh gimana dong...nama gue, reputasi gue, semunya jadi jelek..." Ujarnya mendramatisir sinentron ind*siar.

"Ck, Lo tinggal minta maaf aja kali bikin penjelasan. Ribet amat hidup Lo."

Zaki memutar bola matanya, "gak segampang yang Lo kira ya!"
Terus udah gitu mereka diem-dieman lagi.

Gak nyampe lima menit Zaki memulai topik pembicaraan, "Nomor rekening Lo sini! Gue mau bayar Lego yang udah Lo bayarin itu."

Iya, Zaki hampir lupa kalau dari tadi di bawah kakinya ada keresek gede banget yang isinya Lego semua yang udah dipilih dia satu jam yang lalu.

"Gausah." Jaya menyahut gak acuh, matanya malah fokus sama layar yang nunjukkin chat dari temen-temennya.

"Manaaa cepeeett!"

"Gue bilang gausah ya gausah?"

Zaki cemberut, baru kali ini seumur-umur dia digiin sama orang yang baru dia kenal kemarin.

Ngomongin soal kenalan, mereka belum kenalan sih.

"Yaudah, sekarang gue minta alasan Lo kenapa tiba-tiba bayarin Lego gue? Terus aneh banget Lo ada disini, atau jangan-jangan....Lo stalker ya Lo???"
Zaki mengguncang-guncang kedua bahu Jaya yang lagi sibuk sama hpnya.

"Ngaku loooo!!" Kedua tangannya masih gak berhenti guncangin bahu Jaya. Merasa terganggu digituin sampai akhirnya si empu yang kesabarannya setipis tisu itu mengencangkan rahangnya.

"ck, LO BISA GAK DIEM DULU!?"

"Gabisa doongg—"

Akhirnya mereka saling dorong.
Kejadihannya gak sampe situ aja, mereka sampe ribut grasak-grusuk dan berakhir di lantai.

Hdeh ni napa si pos sekuriti jadi ring tinju kebon binatang gini.

Jaya sekarang ada diatasnya Zaki yang udah tiduran aja tuh di lantai. Kerah bajunya diangkat sama Jaya, kayaknya mah mau siap-siap ngasih bogem.

Zaki yang udah tau bakalan dikasih bombardir di mukanya langsung berpaling nyenyitin mukanya.

"Haah..." Jaya membuang nafasnya sambil ngelepas pegangan tangannya di kerah Zaki yang lagi nutup matanta bak orang takut kena pukul.

"Gue gak expect bakal jadi kaya gini." Gumamnya lagi terus duduk di lantai sebelahan Zaki yang masih rebahan.

Zaki membuka matanya sedikit demi sedikit, loh gajadi pukul toh? Pikirnya.

"Sorry gue orangnya suka emosian, Lo gapapa kan?"

Zaki menyernyit, nih orang temperaturnya tetiba jadi tenang gini padahal tadi tenaganya kingkong banget pas dorong Zaki sampe lantai.

"Gaaakk, lecet dikit gak ngaruh."

"Yang bener?"

"Bener kok." Jawab Zaki sambil posisi-in buat duduk.
Jaya ngangguk yang kaya "oh yaudah".

"Gue sebenernya gak sengaja atau juga bisa dibilang kebetulan lah ketemu sama Lo disini, tadinya gue mau ngasih tanda terimakasih ke keluarga Lo udah nyambut gue repot-repot pake hadiah yang menurut gue cukup gede nilainya buat dikasih ke tetangga yang baru datang kaya gue ini. Jadinya gue ada rencana buat kasih balik nyari sesuatu kesini."

"Terus gue gak enak juga sama Lo yang udah ngasih baik-baik tapi gue malah salah paham. Sumpah gue gaada maksud kaya gitu."

Zaki ngangguk-ngangguk anteng bener denger penjelasan panjang lebar dari jaya, "terus Lego ini?" Tanya Zaki ngangkat kresek full legonya.

"Nah pas banget disini gue ketemu Lo, akhirnya gue mutusin buat bayar aja daripada gue bingung mikirin nanti harus beli apa."

Zaki ber-oh ria, "yaaah....sepadan lah yaaa, makasih?"

Jaya berdehem, mengangkat kedua alisnya sebagai jawaban.

Zaki menjulurkan tangan kanannya kearah Jaya, "Gue Zaki Fawaz Sahiyang, panggil apa aja deh boleh."

"Nama Lo?" Jaya tersenyum kecil balas menjabat, "Gue Jaya Putra Pradipta, salam kenal kiki~"

GEPLAK! Tamparan renyah mendarat di punggung Jaya membuat Jaya jadi frustasi.

"Aduh! Goblok? Kenapa lagiiiiiiii???"

"Mbung! Jangan kiki dong ih norakk anjir!!!"

"Hah? Katanya bebas terserah gue?"

"Yaudah Sahiyang, berarti sayang aja deh."

"ANJING JAYAAAAAA!!!"







Meanwhile bapak sekuriti yang nyimak mereka berdua dari tadi di balik layar pintu.....

"Alah pak? Kunaon nangis pak?" Ujar bapak sekuriti lainnya yang kebetulan lewat disana. Kaget dia liat temen seperjuangannya nangis sesegukan gitu kan.

"Terharu banget euy, si kasep udah baikkan sama temennya tuh ituh...." Jawabnya sambil sesegukan pas liat Jaya sama Zaki jabatan tangan tadi.

$+$

Note :

Haiii gaisss maap banget telat update dan makasih yang udah sabar yah :(

Karena kondisi badan aku yang kurang fit jadinya terhalang untuk lanjutin huhuhu.

Tapi sekarang udah sehat lagi kok #stronkkkk

Anyway thankyouuwww!!!

 [ Jayke ] Orang Kaya GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang