empat

590 59 11
                                    

Setelah hampir menghabiskan 1 jam di pos sekuriti, Jaya dan Zaki akhirnya dibebaskan karena telah membuat si bapak sekuriti terharu meneteskan air mata kebenaran waktu melihat mereka berdua akur saling jabat tangan bahkan saling kenalan.

Mereka berdua sekarang lagi jalan iringan dengan niatan pulang soalnya dirasa mereka berdua udah menyelesaikan masing-masing apa yang mereka butuhkan di mall ini.

Jadi yah, bisa dianggap mission complete.

Tiba-tiba Jaya kepikiran sesuatu,
"Lo pulang bareng siapa?" Tanya Jaya yang membuat Zaki memelankan langkahnya.

"Papa gue."

"Udah dijemput?"

"Belom."

"Yaudah pulang bareng gue."

"Hah?" Zaki menghentikan langkahnya ketika Jaya menawarkan sesuatu yang diluar nalarnya.

Zaki beneran gabisa menebak laki-laki seperti Jaya, dia pengennya apa sih?

Apalagi perkara mood. Pertama kali ketemu moodnya jelek, hari ini moodnya bagus, jelek lagi, santai, jelek lagi, bagus lagi, terus sekarang? arrghhh beneran gabisa ditebak!

"Jadi gimana? mau gak sayang-"

"Stop panggil gue sayang Jaya! Gue Sahiyang-oh atau harus gue eja dulu biar Lo ngerti? TK Lo?" Jawab Zaki ngejek terus ketawa diakhir.

Jaya ngehembusin nafas lagi tuh, dia udah nahan-nahan biar gak tantrun lagi sama kelakuan Zaki yang ngeselin. Tapi habis gitu Jaya nyengir dikit, polos banget liat kelakuan Zaki.

"Gue serius Ki, mau gak?" Ajak Jaya lagi.

Zaki melontarkan side eye nya kearah jaya seolah bergumam "idih maksa lu?".

Jaya yang udah gak sabar dan udah gedeg sebenernya sama kelakuan Zaki langsung nyambar kantong belanjaan Lego yang dipegang Zaki daritadi.

"Heh! Mau dibawa kemana!!??"

Udah gitu Jaya melipir lari kebirit ke arah parkiran, dikejar Zaki dari belakang yang udah nahan pengen nangis karena lego-legonya dibawa kabur Jaya.

Masalahnya Lego itu limited edition!

$+$

Jaya udah sampai di parkiran duluan, disusul sama Zaki yang masih sibuk benerin nafasnya yang gak karuan.

"Balikin....balikin Lego...gue...." Pinta Zaki ngos-ngosan, tangannya menumpu lutut membuat Jaya menahan tawa.

"Udah.....Lo sekarang mending nurut aja sama gue daripada nunggu lama bokap Lo jalan kesini."

Zaki menelan ludah, menggeleng hebat setelahnya.

"Ck, nih bawa nih Lego Lo." Jaya menyodorkan kantong Lego kearah Zaki dan langsung disambar dengan cepat oleh Zaki.

Jaya kini udah menaiki motornya yang kece badai itu, membuat Zaki yang masih disitu melihatnya melongo.

"Naik."

Zaki tetep kukuh menggeleng, " Lo duluan aja, gue mau telpon papa."

Belum sempat Zaki menelpon Papanya, handphonenya sudah berdering duluan. Iya, itu telepon dari papanya.

"Halo pah? Baru juga adek mau nelpon tadi."

Jaya yang masih diem disitu-alih-alih lagi manasin motornya-menguping sedikit kemudian kekehan kecil datang dari mulutnya ketika mendengar kata "adek".

"Ih kok papa gitu sih, terus adek pulang sama siapa dong? Udah ya, adek ngambek!"

Telepon dimatikan sepihak. Raut Zaki berubah kesal ketika telepon ditutup.

Jaya yang peka melihat perubahan raut muka Zaki mendekat memajukan motornya.

"Yakiiinn masih gamau ikut nih?" Tanyanya dengan nada mengejek.

Zaki yang mau tidak mau akhirnya mengiyakan ajakan Jaya untuk pulang bareng naik motor gedenya itu.

"Legonya Lo pangku aja. Tapi, jangan lupa peluk gue soalnya bakalan ngebut."

Berakhir kepala Jaya yang ditoyor sama Zaki, untung udah pake helm.

$+$

"Gila Lo jalanin motor kaya gitu. Masuk angin gue ini mah, mana gue gak pake helm lagi." Ujar Zaki berkeluh kesah setelah turun dari moge milik Jaya yang udah terparkir didepan kediaman Sahiyang.

"Sama-sama Sayang." Sahut Jaya turun dari motornya, membuka helmnya sambil merapikan rambutnya.

Zaki memutar bola matanya, "Makasih ya. Tapi, please deh lu stop panggil gue sayang?"

Jaya cuma tersenyum miring, terus ngikutin Zaki dari belakang yang udah buka gerbang rumahnya.

"Lo ngapain ngikut gue? Sana pulang, tuh rumah Lo tinggal nyebrang."

"Sekalian gue mau silaturahmi sama nyokap Lo, ada di rumah kan?"

"Gaada-"

Tiba-tiba pintu utama terbuka, panjang umur banget mamanya Zaki baru juga diomongin udah nongol aja nih didepan mereka.

"Adeekkk~ Bunda khawatir banget kamu takutnya gabisa balik soalnya tadi papa ada urusan mendadak di kantor." Mamanya lari kecil meluk anaknya.

"Tauuu...papa tadi nelpon kok, makannya adek bete dikit."

"Terus kamu pulang sama siapa-ohhhh sama ini, aduh alah...meuni kasep gini atuh bageur makasih yaa udah anterin Zaki." Ujar mamanya ketika melihat Jaya yang nguntit di belakang Zaki daritadi.

Mama Zaki langsung nyambar kedua tangan Jaya terus diayun-ayunin.

Jujurly Jaya gak ngerti Tante ini ngomong apa, dia cuma ngerti terakhirnya doang.

"Eh iya Tante gapapa saya juga kebetulan niatnya mau ketemu sama Tante, saya tetangga baru yang di seberang."

"Alah tetangga baru tea....yaudah atuh hayu masuk dulu kerumah nanti Tante bikinin teh manis, itu kebetulan juga Tante tadi bikin bakpau."

"Bundaaa plis jangan ajak dia... Percaya sama adek bun...." Zaki mencoba menghasut mamanya tapi gak dihiraukan.

Zaki yang denger ajakan mamanya buat Jaya jadi kaget kan. Dia langsung ngode-ngode ke Jaya biar dia nolak ajakan dari mamanya.

Jaya liat kok Zaki yang kode kaya gitu, tapi dia masih pengen usilin Zaki.

"Boleh banget Tante." Jawab Jaya, Mamanya Zaki langsung antusias nyeret Jaya masuk kerumahnya.

Zaki yang merasa kecewa berat mengacungkan jari tengahnya berbisik "pakyu men."

Jaya lagi-lagi terkekeh melihat aksi yang menurutnya 'menggemaskan' dari Zaki.

$+$

GAIIISS INI GEMES BANGET HUHUHU UCULLLLLLLLLL :((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GAIIISS INI GEMES BANGET HUHUHU UCULLLLLLLLLL :((

 [ Jayke ] Orang Kaya GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang