Keturunan Genetik - 1. Prolog, Keluarga Kamandanu

2K 24 0
                                    

*Kalian bisa cek pada link di bawah untuk cerita Author yang lain (Cerita Awal)

https://karyakarsa.com/grakarsa

*****

Keturunan Genetik
1. Prolog, Keluarga Kamandanu
- Keluarga Kamandanu -
Lanjutan dari serial cerita "Laki-Laki Perkasa"

Firiya Kamandanu, seorang remaja keturunan Chinese yang tengah berada dalam belenggu kenikmatan berkat pengalamannya bersama para laki-laki perkasa ketika ia merantau untuk menempuh pendidikan sarjana di luar kota. Sekarang ini ia tengah kembali ke kota asalnya, pulang ke rumah di masa libur semester dari kampus. Meski berada di kota asal, tinggal di rumahnya sendiri, Firiya tetap tak henti-henti mencoba untuk meraih kenikmatan tersebut. Para laki-laki perkasa yang ia temui disini ia coba rayu agar bisa merasakan betapa perkasa, betapa jantannya mereka.

Dan inilah lanjutan pengalaman dari Firiya Kamandanu, remaja Chinese yang hidupnya sudah benar-benar terpusat pada kenikmatan benda milik laki-laki bernama kontol.
Banyak yang tak ia tahu ternyata, keluarganya ternyata tidak seperti bayangannya selama ini. Keluarga yang memang tak pernah Firiya anggap keluarga hangat dan penyayang, ternyata memang menyimpan sebuah rahasia masing-masing dimana sebentar lagi ia akan menguaknya sendiri.

Buah memang tak jatuh jauh dari pohonnya. Begitulah gambaran Firiya Kamandanu, anak dari Harry dan Wanda Kamandanu ini.

—————

Sepulangnya Firiya dari tempat kang Maman ia mendapati rumah sedang kosong. Tak ada pesan satupun masuk, baik dari Mama, Papa, atau Bi Sumi. Segeralah ia memasuki rumah untuk bebersih diri, menghilangkan bau keringat dan tubuh kang Maman dari tubuhnya, serta lelehan pejuh yang berbekas di wajahnya tersebut.

Suasana rumah seperti inilah yang membuat Firiya sedih juga kesepian. Kedua orang tuanya sama sekali tidak memikirkannya, menganggap hanya dengan uang saja kebahagiaan Firiya bisa tercapai. Padahal Firiya tidak menginginkan hal tersebut. Benar uang bisa membuatnya bahagia, namun kasih sayang dari kedua orang tuanya ini menurut Firiya jauh lebih penting. Harapannya Fir bisa sedikit bercengkrama ketika ia pulang, namun tetap harapan hanyalah sebatas harapan. Meski sudah sekitar enam bulan ia tidak pulang pun kedua orang tuanya masih saja sibuk sendiri.

Tanpa sadar Fir tertidur di sofa sambil meratapi nasibnya. Ia baru tersadar saat mendengar bunyi pintu utama terbuka, Fir yang tertidur di sofa menemukan sosok Papa yang baru saja pulang dari kantor, pukul satu dini hari.

"Oh kamu Fir, kenapa tidur di sofa?" Tanya Papa dengan muka lelah.

"Iya Pa, Fir tadi ketiduran aja disini." Balas Fir sambil mengusap matanya.
"Mama lagi pergi ya Pa? Bi Sumi juga kah?" Tanya Firiya setengah sadar.

"Iya, Mama lagi keluar kota sama teman-teman arisannya. Bi Sumi juga lagi izin untuk balik weekend nanti." Jawab Papa dan langsung duduk di sebelah Firiya.
Tercium bau keringat pekat dari tubuh Papa nya ini. Fir sadar jika ada tas ransel yang diletakan bersebelahan dengan tas gym. Mungkin Papa sempat gym dulu sebelum pulang, kebiasaannya sejak dulu.

Harry memandang anak semata wayangnya itu, wajah Fir sungguh mirip dengan dirinya. Apalagi bentukan badan Fir yang sekarang menjadi atletis ini, mengingatkan pada dirinya ketika masih seumuran dengan Firiya. Ada sejenak kesan pemuda yang sudah matang dalam benak Harry ketika melihat Firiya dengan kaos lekbong dan celana boxer pendeknya. Tak kuasa Harry menelan ludah saat melihat anaknya sendiri. Bayangan liar itu tercipta sepintas sebelum akhirnya ia segera abaikan.

Harry teringat akan masa remaja, mirip sekali anaknya ini dengan dirinya masa lalu. Namun lebih baik jika Firiya tak mengetahui masa lalunya. Ia yang sebenarnya tidaklah Straight maupun Bisex, Harry adalah seorang Gay tulen. Namun karena tuntutan keluarga, jadilah ia menikah dengan Wanda, istri juga Mama dari Firiya. Meski sudah berkeluarga dan memiliki anak pun, ternyata sifat asli Harry masih tidak dapat hilang. Ia masih saja bermain di belakang dengan laki-laki lain yang memang ia sukai, meninggalkan keluarganya begitu saja. Laki-laki berparas garang, berotot, dan terlebih berkulit coklat gelap. Harry tak menyukai Chinese atau laki-laki yang berkulit putih, entah ia pun juga tak tahu kenapa. Mungkin laki-laki yang berkulit lebih gelap darinya terlihat lebih garang, macho, dan terlebih jauh sangat perkasa.

Keturunan GenetikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang