kepala batu

101 12 2
                                    

"Jangan pernah masuk ke pintu sana." Junmin selalu memperingati temannya ketika mereka sedang bermain ke rumahnya. Dia tau temennya pada susah dibilangin, salah satunya Park Seeun.

"Iyaa."

Seeun saat itu datang lebih dulu ke rumah Junmin. Dia melihat sang tuan rumah sedang di dapur menyiapkan minuman.

"Yechan udah lama ga keliatan ya?" Seeun berbasa-basi.

"Katanya lagi pergi keluar kota ikut bareng orangtuanya. Gatau balik kapan."

Seekor anjing poodle berwarna cokelat datang dari arah tangga, menghampiri Seeun berusaha menyapa.

"Anjing baru?"

"Iyaa. Dari tante gua kemaren dikasih."

Seeun tertawa geli saat tangan yang ia julurkan ke depan anjing tersebut dijilati. Ia juga mengusak kepala anjing tersebut dengan gemas. Seeun sebenarnya sudah lama ingin memiliki anjing, tapi belum pernah dapet ijin orangtuanya.

"Jinsik sama Junghoon bentar lagi nyampe. Tunggu bentar ya, gua mau ke atas dulu ngambil bahan makanan." Junmin pamit dari hadapan Seeun.

Saat sibuk bermain dengan anjing Junmin, mata Seeun tiba-tiba teralihkan ke arah pintu yang selama ini selalu Junmin larang untuk dikunjungi.

Walaupun Seeun di awal mengiyakan, rasa penasarannya tetap saja memuncak ketika melihat kesempatan tersebut.

Seeun kemudian jalan mengendap-endap supaya gak ketauan Junmin.

Ketika sudah mencapai gagang pintu, tiba-tiba anjing Junmin menggonggong dengan keras seakan melarang Seeun untuk masuk. Ia menggeram melihat celah dari dalam pintu.

Gonggongannya tak kunjung berhenti, membuat Seeun frustasi. Walaupun begitu, Seeun tetap masuk ke dalam, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

Saat dirinya baru masuk, pintu tiba-tiba tertutup sendiri dengan kencang, membuat ruangan terlihat semakin gelap. Seeun tidak ambil pusing. Ia tetap berjalan makin ke dalam.

Seeun sudah lama berteman dengan Junmin dan ia leluasa untuk masuk ke ruangan mana saja kecuali ruangan misterius ini.

Seeun penasaran rahasia apa yang disimpan oleh temannya sampai-sampai tiap hari selalu diberi peringatan.

Sepanjang berjalan, samar-samar Seeun hanya melihat tumpukan buku dalam rak yang menjulang tinggi. Ruangan tersebut seperti labirin buku. Seberkas cahaya muncul ketika ia berjalan semakin jauh.

Seeun mengikuti sumber cahaya tersebut dan terkejut melihat ada ruangan kosong di sana, di tengah-tengah tumpukan buku tadi.

Cahaya tersebut berasal dari sebuah buku yang diletakkan sendirian di atas lantai, tepat di tengah ruangan kosong tersebut.

Seeun menghampirinya. Buku itu sudah dalam posisi terbuka. Matanya memandang bentuk tulisan aneh yang tertera di sana dan hebatnya bisa Seeun pahami. Tulisan tersebut seperti mantra?

Mulut Seeun tanpa sadar juga ikut mengucapkan tulisan tersebut. Tubuhnya tiba-tiba tidak bisa dikendalikan. Seeun tidak bisa menghentikan mulutnya yang masih sibuk merapal mantra.

Rasa panas tiba-tiba menjalar. Kepalanya serasa berputar dan pandangan Seeun mulai memburam.

Ketika mantra tersebut selesai terbaca, Seeun mendongak ke atas sebelum akhirnya kesadarannya menghilang.


























































Junmin membuka pintu ruangan tersebut saat mendengar suara ribut dari sana. Ketika sampai, ia melihat anjing poodle lain berwarna putih sedang meringkuk ketakutan.

Junmin menghampiri dan menggendongnya. Ia mengelus pelan kepala anjing tersebut dan tersenyum.

"Kamu punya temen baru, Chanie~"

random; xikersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang