Bab: 11 Rasa masa lalu

164 12 2
                                    

Gemerlap Cahaya dibawah lampu kristal besar nan indah itu menambah kesan meriah pada pesta kali ini. Jimin bahkan bisa melirik sekilas taehyung yang katanya malam ini adalah miliknya justru sedang berdansa dengan putri Jungkook. Sedangkan yoongi dan Namjoon terihat hanya menikmati wine yang ada di gelas masing-masing. Tidak berniat sedikitpun untuk mengajak atau menerima ajakan salah satu para gadis untuk berdansa. Bahkan Jimin saat berputar sempat melihat yoongi yang menolak secara halus gadis seorang anak Duke untuk berdansa dengannya. Jimin tersenyum miring di tengah dansanya, apalagi melihat wajah itu yang selalu melirik kearahnya. Tapi bukan itu yang membuatnya tersenyum miring, bukan kenyataan bahwa putra mahkota yang terus menatapnya, bukan, tapi raut kesal sepupunya jihoon yang dari awal pesta sudah menatap sinis kearahnya mendapatkan penolakan di depan semua orang untuk berdansa dengan putra mahkota.

Satu lagu sudah selesai, Jimin dan pangeran hoseok mengakhirinya dengan saling membungkuk memberi penghormatan terhadap masing-masing. Saat itu lah sebuah suara yang rasanya tidak akan pernah Jimin dengar menyapa rungunya.

"Putri Jimin, maukah kau berdansa denganku?" Yoongi sudah membungkuk hormat padaku. Semua orang menatap terkejut kearah kami. Terutama aku, bagaimana bisa yoongi meninggalkan pemeran utama wanita dalam kisah ini dan memilih berdansa denganku. Dalam ingatanku mereka justru berdansa dengan mesra di depan mataku yang membuat aku malu setengah mati. Dia menolakku bahkan setelah aku bertengkar dengan gadis yang mengajaknya berdansa. Dia dalam ingatanku melirikku pun tidak akan pernah, dia dalam ingatanku waktu debutante pertama kali begitu serasi saat berdansa dengan Jihoon. Anak seorang Duke yang kebetulan sangat kaya dan kebetulan juga adalah sepupuku. Aku tidak tau bagaimana awal mereka mengkhianatiku, yang jelas aku hanya tau saat kepalaku di penggal oleh mereka berdua.

Tapi ini bukan waktunya memikirkan itu semua, aku juga tidak mau di anggap tidak sopan dengan mengabaikan uluran tangan putra mahkota di depan banyak mata yang sekarang benar-benar fokus pada kami berdua.

"Sebuah kehormatan bagi hamba pangeran" aku menyambut tangannya dengan lembut. Kami mulai berdansa dengan tangannya memeluk erat pinggangku. Aku hanya bisa menatap wajahnya heran dan tersenyum saat berpapasan saat menatap penonton yang total memusatkan perhatian ke arah kami. Aku juga mendengar dengan baik bisik-bisik tentang kami. Bahkan ada yang mengira kami adalah sepasang kekasih sungguhan yang sedang bertengkar. Ada yang mengira mungkin akhirnya pangeran luluh setelah aku mengejarnya begitu lama. Ada juga yang berbisik aku dan dirinya begitu serasi kami paras kami di taksir di luar standar keindahan. Kami memiliki standard di atas itu semua. Ada juga yang berbisik bahwa putra mahkota hanya ingin menyelamatkan namaku yang sudah buruk karena mengejar cintanya dengan membabi buta.

"Kenapa kau tiba-tiba mengajakku berdansa? Ini bukan seperti dirimu" aku sekarang berada di pelukannya dengan dirinya memelukku dari belakang. Kalau dulu, mungkin aku sudah memekik kegirangan karena di perlakukan seperti ini. Hal yang tidak mungkin terjadi di masa lalu.

"Kenapa aku tidak boleh mengajak mu berdansa? Aku bebas mengajak siapapun di ruangan ini untuk berdansa denganku" yoongi justru tersenyum miring yang justru terihat begitu menawan. Tapi ku tepis segala pujian itu saat aku kembali berputar dan berakhir di pelukannya.

"Kalau begitu ajak saja semua orang kecuali diriku. Kenapa kau malah memilih ku saat kau bisa berdansa dengan sembarang gadis cantik yang hadir di ruangan ini" sekarang aku sedang melengkungkan tubuhku kebelakang dengan tangannya memeluk erat pinggangku agar tidak jatuh. Leherku bahkan tidak jauh dari wajahnya. Sekilas aku bahkan bisa merasakan deru nafasnya saat tubuhku melengkung sempurna. Karena dirinya yang membungkuk dan mengikuti lengkungan tubuhku.

"Karena aku ingin melihat sejauh mana kelicikanmu hanya untuk menarik simpatiku. Aku ingin menegaskan bahwa aku tidak akan pernah tertarik denganmu" sekarang aku sudah kembali berdiri dengan langkah pelan kekanan dan kekiri mengikuti irama. Tangan kananku berada di bahunya dan satu tangan kami bertautan dengan erat. Aku tidak tau kenapa dia begitu erat menggenggam tanganku. Sedangkan tangan satunya berada erat di pinggangku.

Second Birth of The Princess (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang