Pagi ini Jimin sarapan bersama kedua orang tuanya, raja dan ratu. Memang mereka punya jadwal makan bersama selama satu hari dalam satu Minggu. Agar kehidupan keluarga tetap rukun ditengah sibuknya mengurus sebuah kerajaan. Meski kerajaan-kerajaan seperti miliknya tetap berada di bawah pengawasan sang kaisar.
Jimin makan dengan tenang, tidak seperti biasanya yang akan selalu merengek setiap Minggu pada orangtuanya itu setiap bertemu seperti ini. Entah itu gaun baru, tambahan uang jajan, atau hanya ingin batu dan permata dari negeri seberang yang berkualitas premium. Dan yang lebih lagi, Jimin akan selalu merengek untuk segera di lamarkan dengan putra mahkota min yoongi. Calon kaisar selanjutnya. Tapi kali ini tidak, Jimin menikmati makanannya dengan baik dan tenang. Tidak seperti anak kecil remaja lagi yang obsesi akan sesuatu yang tidak berguna. Dia seperti tuan putri sungguhan kali ini. Raja dan ratu saling lirik, mata mereka menanyakan hal yang sama. Bingung lebih kentara di kedua mata mereka.
"Sayang, kau pendiam sekali hari ini. Apa ada yang mengganggumu?" Bunda ratu akhirnya membuka suara. Bagaimana pun Jimin tetaplah putri kesayangan nya.
"Tidak ibunda, aku baik-baik saja. Jangan cemaskan aku. Aku harap bunda lebih mencemaskan kesehatan bunda karena terlalu banyak bekerja. Aku tidak ingin bunda jatuh sakit" Jimin memegang tangan bunda nya pelan. Hal itu semakin menambah kerutan di dahi raja. Ini seperti bukan putrinya.
"Kemarin perhiasan dengan batu permata Rubi paling langka baru saja sampai. Kau menginginkannya sayang?" Raja meletakkan alat makannya sebentar kemudian menatap Jimin lembut.
"Terimakasih atas tawaran ayahanda, tapi aku rasa aku tidak membutuhkannya ayahanda. Itu hanya akan membuang-buang uang kita saja. Rakyat dan negeri ini membutuhkan kemakmuran dan itu semua memerlukan dana yang besar" Jimin ikut meletakkan alat makannya, kali ini terihat begitu elegan. Seolah-olah ilmu keputrian yang selama ini sudah di lupakan Jimin kembali di pakai meski sudah di dalami semenjak ia berusia 3 tahun.
"Benarkah, lalu bagaimana dengan gaun untuk jamuan makan malam nanti?" Tanya raja lagi. Dia semakin penasaran, apa putrinya ini sakit atau ada apa-apa. Dia sungguh tidak ingin putrinya terluka.
"Tidak ayahanda, aku memakai gaun yang sudah di pilihkan oleh bibi Kim saja" Jimin sudah selesai makan. Orang tuanya juga sudah. Sedangkan para pelayan berdiri tidak jauh dari mereka. Hari ini pun Jimin terlihat menggunakan gaun yang cukup biasa di banding gaun yang selama ini selalu di pakai Jimin. Tanpa batu permata dan tidak berlebihan. Rambut yang di tata rapi tapi terlihat menawan. Sebuah kalung berukuran kecil dan anting senada. Mereka menatap putri mereka dengan bangga.
"Ku dengar kau sekarang suka membaca buku sayang, benarkah?" Ratu berjalan pelan ke arah Jimin. Memeluknya sebentar dari belakang kursi dan membubuhkan ciuman lembut di pipi Jimin.
"Itu hanya untuk membunuh waktu bunda, aku akhir-akhir ini memang suka membaca buku. Dan ayahanda, bolehkah aku memakai perpustakaan Yang ada di ruang kerjamu?" Jimin mengelus tangan bundanya yang ada di lehernya.
"Tentu saja sayang, bukankah sewaktu kecil kau begitu bebas masuk sana sini di manapun di istana ini? Tentu saja kau berhak melakukan apapun itu. Kau boleh datang kapan saja ke ruangan ayah sayang. Bukankah kau dulu memang suka sekali disana? Sampai sering ketiduran. Yah, meski saat kau mulai remaja kau tidak lagi pernah melakukannya". Raja menatap main-main pada anak gadisnya itu. "Dan itu semenjak kunjungan pangeran yoongi pertama kali bukan?" Raja malah semakin menggoda Jimin dengan menaikturunkan alisnya. Ah, dia memang raja yang baik sekaligus ayah yang hebat.
"Lupakan itu ayah, aku kurang berpikir saat itu. Jadi aku ingin belajar dengan ayah kalau ada waktu. Tolong ajari aku ilmu perdagangan ayah" Jimin ikut berdiri. Membawa tangan bundanya pada sang ayah dan mengecup pipi ayahnya pelan. Sedangkan mereka berdua terkejut akan keinginan Jimin yang ingin mempelajari ilmu perdagangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Birth of The Princess (Yoonmin)
FanficPark Jimin, putri cantik yang terlahir disebuah kerajaan yang bernama Cresent Moon. Dia adalah putri yang seharusnya di puja oleh seluruh rakyat, di cintai oleh suaminya yang merupakan calon kaisar. Namun, karena sifatnya yang arogan dan terlihat ke...