Siapa pemilik hati?

135 15 5
                                    

Jungkook dan Jimin sekarang sedang berjalan beriringan. Hari ini mereka akan kembali ke kerajaan masing-masing. Setelah pesta semalam mereka menginap di kekaisaran. Jimin tersenyum manis, namun kalau lebih di perhatikan dengan detail maka akan terlihat matanya yang sedikit membengkak. Jimin itu putri raja, didikan yang dia terima selalu keras. Tentang bagaimana attitude yang baik bahkan disituasi paling buruk sekalipun. Harga diri dan kehormatan kerajaan lebih utama daripada perasaannya secara pribadi. Itulah yang membuat Jimin masih bisa tersenyum manis di hadapan orang-orang, meski pada kenyataanya dirinya sangat hancur hingga terasa menyesakkan.

"Kau selalu terlihat begitu cantik kak Jimin. Aku tidak menyangka aku akan bisa sedekat ini dan memanggilmu kakak. Saat debutante kita yang pertama kali, aku bahkan sangat bingung bagaimana caranya untuk berkenalan denganmu. Karena orang-orang selalu mengatakan hal buruk padamu. Padahal aslinya kau begitu hangat, baik, dan cantik sekali. Kalau aku laki-laki mungkin aku sudah jatuh hati sejak pertama kali melihatmu kak" Jungkook tersenyum manis hingga gigi kelincinya terlihat.

"Kau lucu sekali Jungkook-ah" Jimin tertawa lepas."aku bahkan tidak secantik itu untuk bisa membuatku mendapatkan apa yang aku mau" ucap Jimin yang tidak di pahami oleh Jungkook.

"Tetap saja kau sangat cantik, bahkan lebih cantik dari kaisar negeri sebelah itu" Jungkook menggoyangkan pelan lengan Jimin seperti anak kecil yang merajuk. Sekarang mereka hanya berdua menyusuri lorong panjang istana ini. Sedangkan barang-barang dan para pelayan sudah menunggu di kereta kuda. Mereka memang ingin menghabiskan waktu berdua sebelum akhirnya berpisah lagi.

"Terimakasih, kau juga sangat cantik. Buktinya kakak ku yang dingin dan sombong itu jatuh cinta padamu. Aku sempat melihat kalian memisahkan diri semalam" Jimin semakin tersenyum manis saat melihat pipi bulat Jungkook yang memerah. Jelas sekali dia sangat malu.

"Tolong jangan bahas diriku, tolong bahas dirimu saja" Jungkook semakin merengek.

"Astaga Jungkook, kenapa seperti anak kecil begini. Kau calon adik iparku sekarang " Jungkook semakin merona mendengar Jimin menyebutnya sebagai adik ipar. Dia total menyembunyikan wajahnya di balik jari-jari nya.

"Baiklah, baiklah aku tidak akan menggoda mu lagi. Apa yang ingin kau tanyakan padaku hm?" Jimin menyudahi acara mari menggoda Jungkooknya. Kasihan juga melihat wajah gadis itu sudah hampir meledak.

"Ku pikir kau dan putra mahkota adalah sepasang kekasih, maaf tapi aku penasaran" Jungkook menatap Jimin takut-takut. Takut kalau pertanyaannya membuat Jimin terluka.

Jimin justru tersenyum, meski hatinya berdenyut nyeri. " Dia tidak mencintaiku Jungkook, dan kami bukanlah sepasang kekasih".

"Lalu, apa kakak dan pangeran hoseok adalah kekasih yang sesungguhnya? Sampai dia meminangmu malam ini? Begitu saja? Membuatku terkejut sungguh!" Ucapan Jungkook justru membuat Jimin semakin tertawa renyah hingga matanya melengkung indah bagai bulan sabit. Mereka memilih duduk sebentar di taman istana. Sepertinya ini akan sedikit panjang. Lagi pula Jimin sedang tidak buru-buru.

"Bukan, aku tidak pernah menjalin kasih dengan pangeran hoseok. Meski dia sangat baik dan perhatian. Aku juga terkejut dengan tindakannya semalam. Tapi kurasa tidak ada salahnya aku menerima orang yang mencintaiku dengan tulus. Lagi pula pangeran hoseok selalu baik dan rendah hati. Apa yang bisa ku sebutkan sebagai kekurangannya?  Justru akulah yang beruntung di cintai olehnya. Jadi tidak ada salahnya bertunangan dengannya bukan? Memulai awal yang baru?" Jimin lagi-lagi tersenyum manis. Bahkan ucapan dan hatinya benar-benar bertolak belakang.

Semalaman Jimin menangisi yoongi, menangisi kebodohannya yang jatuh berkali-kali pada manusia yang bukan terlahir sebagai jodohnya. Setelah tenang, Jimin kembali mencoba menata ulang kehidupannya. Keinginan awalnya untuk hidup baik-baik saja di kehidupan keduanya ini. Sudah benar yang dia lakukan dengan menghindari yoongi sejak awal. Salahkan saja takdir yang seenak hatinya mempermainkan perasaan nya. Mungkin memang sudah seharusnya, Jimin jauh-jauh dari kehidupan yoongi. Hidup tenang bersama keluarga nya dan bersama orang yang mencintainya. Tak peduli dia mencintai orang tersebut atau tidak. Yang penting dia mencintai dirinya. Itu sudah cukup untuk Jimin. Meski setiap mengingat yoongi air matanya seolah mendesak ingin keluar. Tapi tidak di depan Jungkook atau siapapun.

Second Birth of The Princess (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang