bagian satu

316 13 2
                                    

---

Aku mengenal bapak dari tulisan-tulisan ibu di buku hariannya. Ceritanya lucu dan tidak terbayang olehku sebelumnya. Ibu bukan si kembang desa, tapi dulu bapak begitu mengagumi ibu. Masa-masa pendekatan di usia remaja itu begitu manis untuk didengar. Sayangnya, aku tidak mendengar cerita itu langsung dari ibu, tidak bisa melihat raut antusiasnya menceritakan masa-masa mudanya bersama bapak. Tapi, lewat buku hariannya itu, aku bak bisa mendengar suara ibu bercerita tentang bapak.

Aku bak melihat kesungguhan bapak dari cerita ibu.

Tapi anehnya tiap aku kembali mengulas buku harian ibu, aku selalu bertanya-tanya, apakah kepergian ibu karena ia tak lagi melihat kesungguhan pada diri bapak?

Pertanyaan itu terus mengusikku. Ibu tidak bercerita akhir kisahnya di buku hariannya, mungkin lebih tepatnya ia tidak sempat. Tapi dari yang kudengar dari saudara-saudara ibu, ibu pergi karena bapak. Ibu pergi karena kecewa pada bapak.

Halo, perkenalkan aku Kala, aku akan bercerita tentang ibu yang raganya tak bisa kurengkuh dan juga bapak—orang tua tunggal yang raganya masih bisa kurengkuh jikalau hatiku punya sejuta maaf untuknya.

---

jaket lusuh milik bapak (SHORT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang