---
Usiaku kini masuk kepala dua. Sedang sibuk kuliah sambilan bekerja. Mulanya aku ingin bekerja membantu bapak, tapi karena kulihat bapak ingin anaknya berkuliah, aku bertekat mewujudkan maunya yang tersirat itu dan karena tidak mau begitu membebani bapak, aku memutuskan untuk mencari sambilan bekerja.
Bapak semakin tua seiring pertambahan usiaku, karena tubuhnya ringkih aku mengusulkan padanya agar beliau membuka kembali servis di rumah agar tidak perlu bekerja siang malam di luar rumah. Meski awalnya menentang, pada akhirnya bapak menurut.
Sewaktu aku pulang, bapak sedang membetulkan kipas angin milik pelanggan. Kian hari bapak terlihat kurus, beliau juga kerap terbatuk-batuk yang membuat aku khawatir mengingat beliau perokok aktif.
"Untuk bapak."
Aku menyodorkan kantong kertas belanja di hadapannya. Beliau nampak kaget sekaligus bingung lantas bertanya maksudku.
"Untuk bapak, boleh dibuka."
Meski ragu, tangannya bergerak membuka kantong kertas itu. Sejenak ia terhenti, lantas menatapku dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Mau gak peluk bapak?"
Tanyanya.
Jantungku berdegup kencang, tidak kuat menahan tangis melihat reaksi bapak. Aku mengangguk, lantas mendekat untuk memeluknya.
"Selamat ulang tahun, Bapak."
Detik itu juga air mataku menetes dan setelahnya aku mendengar bapak menangis dari balik punggungku, tangis kedua setelah kepergian ibu.
Lama kami dalam posisi ini, aku menarik diri dan bergerak mencium tangannya, mencium kedua kakinya, merapalkan banyak kata maaf yang selama ini belum sempat aku utarakan. Kucium kening dan dua pipinya dan lagi-lagi merapal banyak maaf di telinganya.
"Maafin aku, Pak. Maafin aku yang punya begitu banyak salah pada Bapak."
"Maafin bapak juga yang gak bisa jadi bapak yang baik buat kamu."
Bapak dan aku menangis bersama dan mengadu bersama.
Pandanganku jatuh pada gantungan paku di tembok yang tergantung jaket lusuh bapak. Jaket lusuh yang sana-sininya sudah robek dan terjahit kembali di beberapa bagian.
Maaf, Pak. Maaf kalau aku begitu terlambat mengganti jaket lusuhmu yang penuh kenangan menyakitkan itu.
Maafkan aku, Bapak. Aku sayang Bapak lebih dari apapun. Terima kasih telah menjadi orang tuaku. Mari bertemu kembali di kehidupan setelah ini.
---
Tertanda, 12 Oktober 2023
dipersembahkan spesial untuk bapakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
jaket lusuh milik bapak (SHORT)
Cerita PendekBesar dengan hanya memiliki orang tua tunggal, Kala memaknai banyak hal, dan semoga Kala enggak terlambat untuk menghargai tiap waktunya. Cerita singkat isinya seputar perjuangan memaafkan ayah, karena rupanya sayangnya lebih besar tapi ketutup benc...