bagian dua

216 13 0
                                    

---

Bapak jahat menyakiti ibu.
Ibu jahat meninggalkan bapak.
Aku jahat membenci bapak.

Subuh pagi tadi bapak sudah tidak ada di kamarnya, aku tidak tau beliau kemana padahal ia tidak harus berangkat kerja sepagi itu. Bapak sudah menyiapkan sarapan untukku di meja, kali ini menunya sama. Semur ayam yang cukup asin dan telor dada yang hampir serupa rasanya. Juga sepiring nasi.

Pukul tujuh sewaktu aku hendak berangkat, bapak pulang dengan banyak membawa sayuran mentah dan beberapa makanan laut.

"Bapa beliin udang buat kamu, nanti sore bapa masakin ya," ujarnya.

Aku tidak menjawab, hanya mengangguk singkat seraya menyampirkan tas.

"Udah mau berangkat? Udah sarapan?"

Aku menganggu lagi. Berpamitan padanya tanpa berucap sepatah kata. Aku cium tangannya, dan ia genggam tanganku cukup lama sembari merapalkan doa.

"Hati-hati."

Aku mengangguk, lantas meninggalkan rumah. Pandanganku tidak lepas dari lantai keramik hingga teras depan rumah yang meninggalkan bekas tapak sendal bapak yang kotor. Semalam hujan, mungkin tadi di jalan ia menyapu beberapa genangan sisa air hujan semalam.

Demi aku.

---

jaket lusuh milik bapak (SHORT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang