31. Its You

13 3 8
                                    

31. Its You

"Guys rapat hari ini cukup sampai disini aja ya, nanti untuk pembagian agendanya gue share di grub PMR. Dan thanks udah mau dateng rapat.  Kalian boleh keluar dari ruangan ini," ucap Selena selaku wakil PMR.

"Yuk, By cabut," ucap Aluna sembari membereskan alat tulisnya. Ia menoleh kearah Ruby yang tengah tacap.

"Muka gue nggak kucel kan?" Tanya Ruby, membenarkan tatanan rambutnya.

"Lo mau kemana, pulang aja dandan. Mau jalan sama Kak Asriel ya?"

Ruby menggeleng. "Nggak kok, Lun. Gue mau nyamperin Kak Asriel di lapangan basket. Katanya dia lagi latihan basket, hehe."

Aluna beranjak dari duduknya dan menggandeng Ruby keluar kelas.

"Gue seneng liat lo happy kaya gini, By."

"Maksi ya, Lun. Lo, Faiza dan Messa tuh sahabat gue yang paling terbaik."

"Haha. Itu harus donh, lo beruntung punya gue tau,"

Kedua perempuan itu tertawa kecil. Ruby meletakkan tanggannya untuk merangkul bahu Aluna.

"Semoga lo cepet punya pacar ya,"

"Haha. Aamiin,"

"Tipe cowok lo kayak apa sih, Lun?"

"Yang tajir, lebih dewasa dari gue. Baik, sholeh, ramah, royal, ganteng, suka kasih gue suprise, dan-----,"

"Mana ada orang yang sempurna kaya gitu," desis Ruby.

"Ya makannya gue lagi nyari," jawab Aluna, Ruby hanya bisa menggeleng kepala.

***

Setelah mengantar Aluna keparkiran, Ruby melangkah menuju lapangan basket.

"Ruby," perempuan itu menghentikan langkah kakinya saat ada yang memanggilnya. Ia menoleh dan mendapati Devano yang berlari kearahnya.

"Lo belum pulang?"

"Belum, gue mau kelapangan basket,"

"Ngapain?" Tanya Devano heran.

"Mau ketemu cowok gue lah,"

"Lo punya cowok?" Tanya Devano dengan wajah terkejutnya.

Ruby menatap sinis Devano. "Lo kira gue gak laku apa,"

"Haha. Bukan gitu maksud gue, elah."

"Lo ngapain manggil gue?"

Decano menggaruk tengkuk yang yang tidak gatal. Lalu tersenyum lebar. "Nggak ada sih, gue cuma mastiin aja kalau yang gue panggil beneran lo, takutnya hantu kan,"

Ruby membuka mulutnya lebar, speechless dengan jawaban tidak masuk akal Devano.

"Yaudah gue duluan ya, hati-hati lo pulangnya. Bye,"

Ruby menggeleng pelan. "Nggak jelas banget memang itu orang,"



Sedangkan dilapangan basket. Asriel tengah bermain basket dengan keempat temannya. Havel, Dipta, Bimo dan Guntur.

"Pel, lepar bolanya ke gue," teriak Guntur dan dengan segera Havel melempar bola basket kearah Guntur.

Guntur mendribble bole menuju ring basket dan memasukan bole kedalam ring, masuk.

"Kak Asriel," pekik Ruby dan berlari kearah Asriel yang menatap kearahnya.

"Break dulu guys," ucap Asriel pada temannya. Lalu berjalan ke pinggir lapangan.

REWRITE THE STARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang