04. UPACARA DAN TOPI

32 4 4
                                    

04. UPACARA DAN TOPI


"Kenapa lo, By. Nyariin ayang ya, tuh baru dateng." Bisik Aluna yang berada tepat di sampingnya. Ruby kembali menatap kearah kelas Asriel dan benar pria itu baru datang.

"Untuk yang tidak membawa atribut lengkap, silahkan maju kedepan,"

Dapat Ruby lihat. Kakak tingkatnya itu tengah kebingungan mencari topi. Sepertinya lelaki itu lupa membawa topi. Tanpa fikir panjang Ruby langsung melengos menghampiri kelas Asriel.

"Pakai topi gue aja Kak." Ucap Ruby sembari memberikan topinya.

"Lo pakai apa?"

"Gue kan anak PMR, gue bisa jaga di belakang kalau nggak di UKS."

Asriel tampak mempertimbangakan niat baik Ruby. Tidak, Ia hanya tidak mau terlihat memberi harapan pada perempuan bar-bar yang sedikit sinting itu.

"Pakai aja Kak. Keburu guru BK kesini loh,"

Namun sepertinya tidak ada pilihan lain.

"Oke. Thanks ya, Ruby,"

Perempuan itu tersenyum sumringah saat Asriel menerima dan memakai topi pemberiannya.

"Lain kali terima cinta gue ya, Kak," ucap Ruby sebelum pergi, tuh kan apa dia bilang

Ruby berdiri di barisan paling belakang. Ia memilih berjaga siapa tau ada siswa-siswi yang sakit atau pingsan. Dan juga melihat Asriel yang tengah berdiri didepan menjadi pemimpin upacara.

"Seluruhnya... Siap gerak," Teriak Asriel memberikan komando.

"Ganteng banget pacar gue," Gumam Ruby pelan. Terik matahari tidak membuatnya senyum diwajahnya luntur, malah perempuan itu semakin semangat saat tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Asriel.

***

"Di beritahukan kepada seluruh panitia organisasi gabungan diharapkan untuk berkumpul di aula sekarang juga. Sekali lagi di beritahukan kepada seluruh panitia organisasi gabungan diharapkan berkumpul di ruang aula sekarang juga,"

Ruby yang memang mendapat amanat dari Kak Havel sebagai perwakilan PMR  untuk ikut rapat guna membahas acaran organisasi gabungan kali ini.

"Maaf bu, saya ijin untuk ke aula bu. Saya juga merupakan panitia orgab," Pamit Ruby Kepada Bu Ida, selaku wali kelasnya dan juga guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

"Iya. Silahkan Ruby, kamu boleh meninggalkan kelas saya."

"Terima kasih, bu"

Ruby langsung melangkah menuju Aula sekolah. Namun di perjalanan Ia bertemu dengan Zara, anak organisasi Osis yang juga sama-sama menjabat sebagai sekretaris seperti Ruby.

"Zara, tungguin gue," Panggil Ruby sedikit berlari.

"Lo mau ke Aula juga?"

"Iya. Di suruh Kak Havel gue,"

"Syukur deh gue ada temen. Males gue pelajaran matematika, ngantuk," Oceh Zara.

"Gue lagi belajar bahasa indonesia sih. Jadi santai,"

"Kapan-kapan kita main bareng yuk, nonton lah,"

REWRITE THE STARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang