Happy reading 🥰
Keesokan hari, Keevan berangkat sekolah dengan damai seperti biasanya. Ia melepas helm nya lalu meletakkannya diatas motor, kemudian mulai melangkah memasuki gedung sekolah yang masih sepi. Hari ini ia memutuskan untuk berangkat sedikit lebih siang daripada biasanya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.45. Anak jaman sekarang lebih suka sampai disekolah ketika bel waktu masuk hampir berbunyi.
Ia melangkah santai, mengamati mading yang tertempel hampir di sepanjang tembok. Banyak sekali hal, mulai dari kabar membahagiakan dari team basket SMA TARUNA yang berhasil menjadi juara pertama dalam lomba tingkat Nasional di Bali beberapa hari yang lalu. Hingga poster tukang sedot wc yang entah bagaimana bisa tertempel disana juga. Keevan menggeleng heran lalu membuang poster unfaedah itu.
Gerakan tangannya yang tengah menarik poster unfaedah lain dari mading terhenti. Matanya menangkap sebuah berita karya anak-anak jurnalistik tentang klub Volley mereka yang akan melawan klub Volley dari SMA ARWANA. Berita itu diisi dengan keberhasilan SMA TARUNA mencetak sebuah legenda pada kemenangannya tahun lalu.
"BISAKAH SMA TARUNA KEMBALI MENCETAK SEJARAH BARU DAN MENGALAHKAN SMA ARWANA UNTUK KEDUA KALINYA?"
Berita itu ditutup dengan kalimat tanya yang dicetak tebal dan besar dibagian bawah. Lalu ada juga foto team Volley TARUNA yang berfoto dengan piala keberhasilan mereka waktu itu. Senyumnya terbit menatap seorang cowok yang memegang piala itu dengan senyum lebar di wajahnya. Cowok itu adalah Prince, anak yang dipercaya menjadi kunci keberhasilan mereka pada pertandingan waktu itu Keevan teringat kembali dengan ucapan Bagas kemarin.
"Masa depan nama sekolah kita ada di tangan lo sekarang," ia menoleh terkejut pada Yaya yang baru saja mengatakan hal itu tepat disampingnya.
Keevan mengernyit. Ia sudah tak asing lagi dengan cowok berkulit sawo matang yang memiliki pesona di badan atletis ditambah bahu lebarnya ini. Dia, si main blocker team Volley TARUNA. Tak peduli dengan keberadaan manusia ini, ia memilih kembali ke aktifitas awalnya, yaitu menarik poster unfaedah dan mengabaikan Yaya yang tengah menatapnya.
"Kemenangan itu karena Prince. Gue ga yakin bulan depan akan menang lagi kalo Prince ga gabung sama kita," ucap Yaya lagi.
"Kalo blocking lo pas, pasti menang!" tandas Keevan melenggang pergi ke mading selanjutnya.
Yaya menghembuskan nafasnya kasar. Benar kata Bagas semalam. Siapapun harus siap mental sebelum berbicara dengan Keevan. Ia harus tahan dingin demi keberhasilan tim nya! Yaya mengikuti Keevan.
"Gue mungkin bisa menang kalo itu tim dari sekolah lain, tapi ini ARWANA. Gue ga yakin---"
"Itu karena lo udah pesimis di awal! Lo bahkan udah kalah sebelum berperang!" Keevan menatapnya tajam. Yaya bahkan terdiam menerima ucapan pedas nan nylekit dari Keevan barusan. Ia tetap diam ketika Keevan melenggang pergi meninggalkannya sendiri.
"Gue tau kenapa tu anak sama sekali ga punya temen," gumam Yaya seraya memegangi dadanya yang terasa sakit karena ucapan Keevan. Bener-bener tu anak!! Ga lagi deh!! Yaya kapok!
**=**
Jam KBM berlangsung. Kelas terasa begitu sunyi karna fokus seisi kelas hanya tertuju pada guru yang tengah menjelaskan materi didepan. Kecualil para anak bloon yang hanya bisa mengeluh di deret bangku belakang tanpa berani membuka suara. Termasuk Prince yang menjadi salah satu dari mereka.
Seperti biasa, Keevan akan sangat fokus dalam memahami materi dan sesekali memberi catatan ke buku nya. Saking fokusnya ia sama sekali tak sadar jika ponselnya terus menyala menunjukkan notif pesan dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate to love you
RomanceCerita ini adalah versi revisi dari US! Jadi pemainnya tetap Keevan dan juga Prince yaaa.. Yang namanya revisi pasti ada bedanya. Kalo di US! seme nya si Prince. Disini akan terbalik. Keevan yang jadi seme, dan otomatis Prince yang akan jadi uke nya...