#KeevanPrince
Happy reading 🥰
__--__
"Pintar sekali kamu Keevan, ibu ga bisa membayangkan bagaimana bangganya orang tua kamu," puji Bu Shindy menepuk bahu kanan Keevan bangga. Keevan mengulas senyum tipisnya, sopan.
Semua anak merotasikan matanya. Mereka iri dengan apa yang Keevan dapatkan. Selalu mendapat pujian. Anak itu memang terlalu sempurna untuk menjadi manusia. Sudah tampan, alpha, banyak bakat dan ditambah kepandaian nya yang lebih unggul dari anak-anak kebanyakan. Tak pernah sekalipun Keevan menempati posisi selain posisi pertama.
"Saya juga sebenernya pinter kok Bu, cuman saya ga suka sombong aja," sahut Prince dari tempat duduknya. Bu Shindy merotasikan matanya jengah.
"Kamu, silahkan duduk" Keevan mengangguk lalu segera berjalan ke tempat duduknya. Semua anak sibuk menyalin jawaban yang baru saja Keevan tulis di papan.
"Silahkan tulis jawabannya lalu kita lanjut ke soal berikutnya,"
"C U P U!" bisik Prince berlagak acuh pada Keevan yang tengah melewati bangkunya. Keevan menghembuskan nafasnya kasar memilih acuh pada bocah gila itu.
"Prince! Lo paham sama jawabannya ngga?" tanya Roni, yang masih sibuk menyalin jawaban Keevan.
"Lo aja ga paham, apalagi---"
"----BEGO!" Roni menoleh padanya dengan kedua mata terbelalak lebar.
"Lo ngatain gue bego?!!" Tanya Roni tak terima.
"Lah? Engga!" Prince mengangkat kedua tangannya.
"Ngaca sat!! Lo lebih bego dari gue!!!!" Kesal Roni menarik menggeser sedikit jauh kursinya dari Prince. Lalu melanjutkan menyalin jawaban, sebal.
Prince mendengus, ia menatap Keevan yang telah duduk dibangkunya. Padahal kan yang bilang anak itu. Tapi malah ia yang diamuk Roni. Ia mengacungkan jari tengahnya pada Keevan, anak itu menerbitkan smirknya.
**=**
Matahari terbenam menyisakan gelap meski bulan telah mengeluarkan seluruh cahayanya. Prince bersenandung senang seraya melangkah menuruni anak tangga. Ia telah siap dengan pakaian santai nya yang pas untuk clubbing malam ini.
Langkahnya memelan ketika ia mencapai anak tangga terakhir. Matanya menyorot kearah ruang tamu dimana terdapat lelaki setengah paruh baya memakai piyama nya tengah sibuk berkutat dengan kertas dan laptop didepannya. Pria itu adalah Marcel, Papanya. Nafas Prince berhembus kasar. Ia memilih kembali melanjutkan langkahnya.
"Mau kemana? Ga tau ini sudah larut malam?" Prince menghentikan langkahnya tanpa berbalik. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku jeans nya.
"Mau kemanapun gue, itu bukan urusan lo!!"
"Kurang ajar!! Aku bertanya karena aku memperdulikanmu!! Seperti ini balasan mu? Kemana sopan santun mu sebagai seorang anak kepada orang tua hah??!!" ia bangkit mendekat pada Prince yang tetap setia memunggunginya.
Prince menghembuskan nafasnya pelan berusaha menahan gejolak amarah yang membakar hatinya saat ini. Salah satu sudut bibirnya terangkat. Ia terkekeh pelan, berbalik membalas tatapa penuh amarah Papanya.
"Orang tua? Siapa? Lo?"
PLAKK!!!
Prince memejam dengan kedua tangan terkepal kuat. Panas. Itu yang ia rasakan saat ini. Bukan hanya dipipi bekas tamparan yang baru saja dilayangkan Papanya ini. Namun juga di hati dan matanya. Sebisa mungkin ia menahan air mata yang memaksa turun dan membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate to love you
RomanceCerita ini adalah versi revisi dari US! Jadi pemainnya tetap Keevan dan juga Prince yaaa.. Yang namanya revisi pasti ada bedanya. Kalo di US! seme nya si Prince. Disini akan terbalik. Keevan yang jadi seme, dan otomatis Prince yang akan jadi uke nya...