Part 1 - How?

10K 170 1
                                    


Matahari di pagi ini menyinari kamar Audrey yang gelap, membuat Audrey terbangun dari tidurnya. 'Siapa yang membuka tirai jendela?' tanya Audrey pada dirinya sendiri.

"Selamat pagi, sayang. Sudah bangun? Ternyata cara ini cukup ampuh" tanya Fia yang sedang membuat susu untuk sarapan.

"Jadi?" tanya Audrey asal.

"Jadi, mom yang membuka tirai jendelamu" kata mom dengan santai.

"Kenapa mom tidak pernah memanggil Audrey bangun seperti layaknya mom pada anak? Pergi ke kamar anaknya, lalu membangunkan anaknya, mungkin itu lebih baik" tanya Audrey.

"Itu tidak akan berhasil sayang," jawab Fia sambil tersenyum.

"Okay, kenapa tidak jerit saja seperti biasanya?" tanya Audrey lagi.

"Karena kalau mom melakukan itu setiap hari, mom akan hilang pita suaranya. Lagipula cara ini berhasil membuatmu bangun jadi bisa menghemat suara mom" kata Boy, abang kedua Audrey.

Audrey punya dua abang. Abang pertama sekolah di Australia karena dia mendapatkan beasiswa. 'Sayang sekali mom kalau aku tidak ambil kesempatan ini' itulah yang dikatakan Sam, abang pertamanya sewaktu ia mendapatkam surat beasiswa tersebut.

"Pagi ini terlalu cerah, Boy. Sayang untuk beradu mulut denganmu. Jadi, minum susumu lalu antar aku ke sekolah" kata Audrey kesal, lalu ia minum susunya sampai habis.

Audrey tidak pernah memanggil Boy atau Sam sekalipun dengan sebutan bang/kak dan mereka juga tidak mempermasalahkan hal itu selama mereka merasa nyaman.

=======

"Drey, nanti pulang mau gue jemput atau pulang sendiri?" tanya Boy, mereka sudah sampai di sekolah Audrey.

"Nanti lo sibuk gak? Gue sebenarnya pengen mampir ke toko buku sebentar. Tapi kalo lo sibuk, gue bisa pergi sendiri" kata Audrey pada kakanya, lagipula ia yakin, Boy gak akan membiarkan dia pergi sendiri ke toko buku.

"Gue jemput lo aja deh, jam berapa? Kan bahaya juga kalo adik gue yang cantik ini hilang" goda Boy, walaupun ia tahu Audrey tidak suka di goda oleh siapapun.

"Jam 2 ntar jemput gue di sini. Jangan terlalu lama terlambatnya kalo bisa lo jam 1 udah boleh mulai jalan, mana tau macet" kata Audrey yang memang sengaja menhiraukan kalimat terakhir yang diucapkan Boy, lalu ua pun turun dan meninggalkan mobil itu.

"Hai, drey, dianter sama abang lo yang ganteng itu ya? Enak ya lo punya abang ganteng yang selalu perhatian sama lo. Jadi pengen" kata Nicole panjang lebar.

"Lo gak bosen apa liat muka abang gue tiap hari, btw, mau ke kantin gak? Gue mau beli permen buat pelajaran mr.Bobby (guru bahasa) biar gak ngantuk" ajak Audrey yang sebenarnya juga ingin ngalihin topik pembicaraan Nicole.

"Okay, eh, lo tau gak nanti bakal ada murid baru loh" kata Nicole sambil senyum senyum.

"Kesambet lo? Trus kalau ada murid baru kenapa lo senyam senyum sendiri? Gila kali ya nih anak" kata Audrey sambil berjalan di koridor sekolah.

"Masalahnya, murid baru itu cowok dan gue dapet kabar cowoknya ganteng, secaraa mereka pindahan dari London" jelas Nicole dan gak lama kemudian, seluruh siswa siswi berlarian ke bawah dan beberapa ke koridor. Suasananya mendadak heboh.

"Ada apaan sih nih orang? Gempa juga enggak, tsunami juga enggak" kata Audrey lalu menoleh ke samping tempat Nicole berdiri tadi dan sekarang ia menghilang.

======

"Apa?" tanya Audrey kesal dengan kelakuan Nicole tadi.

"Sorry ya, drey. Tadi gue ninggalin lo pas di jalan. Sorry ya, sorry deh, abis lo harus tau mereka siapa. Gila ganteng banget. Semua pada heboh sewaktu liat mereka. Dan... itu mereka" mata Nicole tiba tiba menoleh ke depan dan secara tidak langsung saya juga ikut melihat ke depan.

Ada 2 cowok, murid baru tepatnya. Yang pertama, tinggi, kulitnya putih tp agak gelap sedikit, bermata biru, berambut coklat gelap dan sedikit ikal, penampilan rapi tapi rambutnya sedikit berantakan 'mungkin baru bangun tidur', gayanya keren, mungkin sedikit belagu, dan ia yang terlihat paling menonjol daripada yang kedua, semua sama, oh tidak, ia terlihat lebih santai, dan headphone yang menggantung di lehernya membuat ia terlihat lebih sempurna.

Entah sejak kapan dan siapa yang mempersilahkan mereka memperkenalkan diri. Mungkin gue kebanyakan menilai mereka. Dan gue baru sadar ternyata, mereka kembar.

"Nama saya Kayden, kalian bisa panggil saya Kay, saya dan Jayden pindahan dari London. Maaf kalau bahasa saya masih acak-acakan" kata Kayden sopan.

"Nama saya Jayden dan semua penjelasan sudah dijelaskan oleh Kay" kata Jayden yang angkuh.

'Walaupun mereka kembar, tapi kepribadian mereka berbeda, sangat berbeda' nilai Audrey yang sok tau.

"Apakah kalian bermasalah jikalau kalian duduk di sebelah sana?" Pak Tommy, kepala sekolah di sini, menunjuk meja kosong yang berada di samping Audrey.

"Mereka duduk di samping meja kita, dreyy. Sumpah ya mereka ganteng banget. Kenapa ada orang seganteng mereka? Terlalu sempurna" bisik Nicole pada Audrey.

=====

Don't forget voment yaa ;)

HOW?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang