Part 2 - How?

6.1K 141 5
                                    


Kayden' POV

Perempuan yang memakai kacamata dan bermata coklat karena memakai lens, berambut coklat gelap yang di gerai dan sedikit bergelombang sepinggang itu seperti tidak asing. Aku sepertinya pernah melihat perempuan itu. Baru ku tahu namanya Audrey, sejak tadi, teman sebangkunya ajak kenalan dengan kami. Aku dan Jay.

Ia kebanyakan membolak balik buku novel yang ia baca di laci sewaktu pelajaran sedang berlangsung, 'Mungkin dia bosan' pikir Kay.

Bukan hanya aku yang diam-diam melihat perempuan yang bernama Audrey tersebut. Tetapi dia, Jayden, yang duduk di samping kiriku juga sedang menatapnya. Karena memang Audrey duduk di paling pojok kiri.

Jayden' POV

Perempuan itu memang beda dari yang lain. Hanya dia lah yang tidak tertarik melihat kami sebagai murid baru. Mungkin. Karena daritadi waktu aku dan Kay memperkenalkan diri. Aku melihat perempuan itu seperti sedang melamun dengan mata melihat ke depan dan sesekali melihat sesuatu di bawah mejanya. Yang ku tahu itu adalah buku novel, setelah aku dipersilahkan duduk pas di meja kosong samping meja Audrey.

Ya, itulah namanya sewaktu kami saling mengenalkan diri tadi. Temannya, Nicole yang sedari tadi melirik ke tempatku dan Kay membuatku sedikit risih, untuk melihat Audrey. Jadi aku hanya menyempatkan sesekali untuk melirik Audrey dan baru ku sadari. Kayden juga, meliriknya.

=====

"Gimana, drey? Ganteng kan mereka? Dan sepertinya mereka juga baik" tanya Nicole, setelah lonceng yang menandakan pulang itu berbunyi.

"Gak usah sok tau, belum tentu mereka baik, lagipula mereka kan murid baru di sini. Wajar saja mereka baik untuk mencari beberapa teman kan?" kata Audrey cuek, memang Audrey terlihat biasa aja sewaktu melihat mereka. Si kembar.

"Serah lo deh, eh, lo mau pulang bareng gue atau gimana? Gue mau ke toko buku sih. Mau nyari buku EXO (boyband korea)" ajak Nicole sambil merogoh tasnya mencari sesuatu.

"Gue sebenarmya juga mau ke toko buku sih. Mending lo bareng gue aja. Lumayan bisa liat abang gue yang menurut lo ganteng, si Boy, dia jemput gue katanya" kata Audrey menggoda si Nicole.

"Ehh, beneran? Kakak lo si Boy yang anterin? Nebeng deh nebeng, lumayan lah buat cuci mata bentar" kata Nicole kegirangan.

Tidak lama kemudian, mobil Boy pun muncul di hadapan mereka. Setelah bilang ke Boy kalo Nicole mau sekalian nebeng. Mereka pun langsung berangkat ke toko buku.

========

"Temen lo kayaknya gila deh, jangan deket-deket dia. Waktu di toko buku, temen lo itu liat gue, senyum senyum sendiri trus dia sesekali wink ke gue, tau gak?" omel Boy waktu udah sampai rumah

"Whatt? Wink? Gila tuh anak gue rasa. Tapi lo harus sedikit bangga. Karena dia itu suka liat lo, katanya lo ganteng, katanya" tegas Audrey pada abangnya.

"Kalo menurut lo? Gimana?" tanya Boy berharap si Audrey bilang kalo dia ganteng.

"Memuakkan," kata Audrey, lalu mereka tertawa bersamaan.

"Oh my God, Sam!!! Lo dah pulang? Kok gak bilang-bilang sih? Tetep aja sama kek dulu gak ada ganteng gantengnya" teriak Audrey lalu berlari memeluk Sam.

Audrey memang sangat dekat dengan Sam. Karena Sam sangat menyayangi dia. Walaupun sebenarnya Boy juga. Tapi Sam lebih dewasa, lebih bisa dijadikan tempat curhat dan lebih bisa di bilang sangat mengerti Audrey dibandingkan siapapun di rumah ini.

"Iya, gue pulang cuma 2 minggu aja, habis itu mau balik lagi ke sana. Udah dapat kerja di sana. Ntar kalo lo mau kuliah di sana, gue yang nawarin lo deh" kata Sam balik memeluk Audrey.

"Dah balik aja lu, Sam, gimana di sana? Udah beli rumah?" tanya Boy asal karena ia terlalu senang. Tapi gak bisa di tunjukkan seperti Audrey. Lari dan memeluk Sam. Itu akan menjadi hal yang memalukan untuknya.

"Baik sih, gue dapat kerjaan di sana, gajinya lumayan lah, cuma beli apartemen aja, rumah di sana mahal," kata Sam lalu melemparkan dirinya ke sofa.

"Mom, Sam pulang" teriak Audrey, tidak lama kemudian mamanya sudah ada di samping Sam dan memeluknya seperti yang di lakukan Audrey.

"Kok pulang gak bilang-bilang si, bang? Kan bisa kita jemput" kata Fia sambil duduk di samping Sam.

"Iya, mom, aku gak mau repotin kalian, lagipula aku tahu Boy ada kerjaan di restonya. Audrey kan sekolah. Terus mom kan gabisa nyetir" kata Sam lalu minum air dari botol minuk Audrey.

"Kangen juga ya sama pap, seandainya aja pap masih hidup, pasti pap bakal seneng banget liat kalian udah tumbuh besar dan sukses seperti kalian" ucap Fia sedih memikirkan suaminya, yang sudah meninggal 1 tahun yang lalu.

"Mom, kan masih ada kita-kita, lagipula kami juga gak akan ninggalin mom kok, bener deh" kata Boy yang ikut sedih melihat ibunya sedih.

"Udah udah, sekarang Sam laper, pengen makan, mom masak apa hari ini?" tanya Sam mengalihkan pembicaraan.

==============================

Hey, thankyou for read this chapter. Please vote and comment. I will soon be uploaded part 3 and sorry if the story boring.

HOW?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang