Masa kecil

43 6 0
                                    

HALLO CEMUAA!!
MET MALMING. CHA KEMBALI DENGAN PART YANG LEBIH PANJANG XIXI. SEMOGA SUKAK
JANGN LUPA VOTE AND COMMENT NYA

HAPPY READING DEARSS

Part ini pov dari cha selaku penulis yaa~

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

BRUKK

"Pergi sana kamu, ini ayunan punya kita. Berani-beraninya anak gendut seperti kamu main di taman ini"

"Ayunan, jungkat-jungkit, pelocotan, mainan pacil dicana, pokok na cemua yan ada dicini punya kita. Kamu ndut nda boleh datang kecini agi"

Gadis berumur 3 tahun lebih 8 bulan yang didorong dari ayunan serta dikata-katai oleh anak sesuainya, hanya menatap datar kearah mereka.

Ia berdiri untuk membersihkan baju serta lutut yang kotor dengan sedikit luka akibat terjatuh diatas pasir karena didorong saat sedang berada diayunan. Gadis kecil yang tampak bersikap dewasa hanya pergi tanpa membalas atau bahkan menangis, sikap yang tidak seperti anak seusianya.

Gadis dengan baju selutut bewarna hijau muda itu berjalan bukan menuju rumah tetapi menuju semak-semak yang berada tak jauh dari tempatnya bermain tadi.

"Bang, puyang" ucapnya.

Sontak ke-empat laki-laki yang sedang memata-matai gadis kecil tadi terkaget melihat targetnya mengetahui dan menghampiri mereka yang sedang bersembunyi.

"Kamu kok gak mau main lagi dek?" tanya salah satu dari mereka

Gadis kecil berambut pendek serta berponi lucu itu hanya menggeleng tanda enggan untuk bermain disana.

"Cay, tenang. Aku bakal pukul meleka cemua kalna belani bentak-bentak kamu. Bial aku kacih pelajalan meleka" balas nya sambil mengepalkan tinju yang tak seberapa serta tangannya satu lagi beralih menggenggam tangan mungil milik Clay.

"Puyang aja. Kaki adek atit" jelasnya sambil menunjuk lutut yang sedikit terluka. Mungkin untuk anak seusianya, luka yang didapati pasti sangat lah sangit tetapi gadis gemoy itu malah tak menangis sama sekali.

Tiba-tiba salah satu dari empat lelaki itu tegak menghampiri clay dengan heboh. "Gila mereka. Adek aku dilukain gini, ini pasti karna didorong dari ayunan tadi kan dek? jawab abang jujur dekk" tanya nya heboh

Gadis mudah itu hanya menggeleng tanda tak ingin memperpanjang masalah melihat kelakuan abang-abangnya yang selalu menimbulkan masalah.

"Udah yuk puyanggg" Rengek gadis itu terakhir kali karena jengah melihat kelakuan sodara-sodara nya yang diluar nalar.

"Rex, kamu anterin adek. Biar sisanya urusan kami" ucap anak paling tua dari lima bersaudara keluarga Edzhar.

Rexta mengangguk setuju lalu menggendong adik kecil nya menuju rumah yang tidak jauh dari taman. Clay yang mendengar abangnya ingin berbuat sesuatu hanya bisa pasrah mengikut takdir.

***

Keesokan hari, Clay yang sedang asik menonton sambil mengemil cemilan yang diberi mamah, diganggu oleh dua ekor (ah maaf) maksudnya dua orang manusia mungil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Four Annoying Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang