SPECIAL PART (AERI)

136 10 0
                                    

Seingatku aku mengenalnya sejak umur tujuh saat kami memulai perkenalan sebagai tetangga baru. Dimataku, dia adalah gadis yang ceria, lucu juga menyenangkan. Sering menghabiskan waktu bersama menjadikan kami  partner disegala hal meski aku dan Karina cenderung memiliki beberapa ketidakcocokan. Tapi mungkin disitulah letak keunikan persahabatan kami. Terlebih aku merasa dia begitu tulus setiap kali dengan sabar menanggapi keluh kesahku tanpa berlomba-lomba siapa yang paling menyedihkan. 

Seiring berjalannya waktu, kami sama-sama memasuki usia dua puluh tujuh dan belum pernah sama sekali berpacaran. Aku tidak memiliki waktu lebih karena aku sibuk mengambil kursus menjadi barista profesional sekaligus belajar bisnis dan menejemen. Namun aku tidak tahu bagaimana dengannya, karena setahuku pria-pria tampan yang mendekati Karina cukup banyak. 

Selain karena kesibukan, entah kenapa aku sudah terbiasa dan nyaman melakukan apapun sendirian maupun dengan Karina. Singkatnya, aku belum menemukan kondisi darurat dimana aku harus memiliki seorang kekasih jika cukup seorang Karina menemaniku. Namun lagi-lagi aku tidak tahu bagaimana dengannya. Menurutku hal tersebut tidak terlalu penting untuk dipertanyakan.

Persahabatan kami yang begitu lama membuatku merasa mengenal Karina luar dan dalam. Sehingga dengan sangat percaya diri, aku merasa aku lah  satu-satunya orang yang mendukung cita-citanya berkarir menjadi penulis meski Ibunya tidak setuju. Aku sangat mengerti segala hal yang dia sukai dan apa yang menjadi bakat serta keahliannya. Ia adalah einstein dalam dunia satra jika aku boleh berlebihan. 

Salah satu momen favoritku adalah kala kedua matanya berbinar setiap kali membahas betapa ia ingin menjadi penulis profesional yang memiliki banyak pembaca setia. Ia semakin terlihat menarik setiap kali sedang fokus pada pekerjaannya dibantu kacamata frame tipis bertengger di hidungnya yang mancung. Karina melengkapi kesempurnaanya itu dengan tahi lalat kecil di bawah sudut bibir yang nampak jelas setiap kali ia tersenyum.

Sementara aku adalah gadis yang hanya punya ketekunan  dan konsistensi pada bidang yang aku geluti. Meski tidak dapat kupungkiri bahwa aku memiliki berbagai privilage dari orang tua ku yang kaya raya. Namun Karina sama sekali tidak memandangku sebagai orang dengan mengandalkan harta orang tua  saja. Seperti aku yang yakin dengan kemampuannya, Karina pun juga melakukan  hal yang sama dengan selalu mendukungku dalam keadaan apapun. 

Hanya saja, karena aku payah dalam berkata-kata aku tidak pernah mengungkapkan rasa terima kasihku padanya. Sebagai gantinya, diam-diam aku memilih merintis usaha membuka kafe daripada sekedar menjadi barista profesional di coffeeshop terkenal. Hanya agar dia tidak perlu repot mencari tempat untuk "bekerja". Bahkan kafe yang hendak kubangun, sengaja dibuat sesuai dengan selera Karina.  

"Kau akan memulai usaha kafe mu bulan ini? serius?" tanya nya pada waktu itu saat mengajaknya jalan-jalan untuk survei lokasi.

"Ne... aku akan membuka di tempat yang baru kita kunjungi itu." kataku pendek.

Aku melihat Karina tersenyum cerah seakan-akan dialah yang akan memulai usaha ini.  Melihat senyumnya yang manis itu mendadak aku menjadi lebih bersemangat untuk segera memulai semuanya. Bahkan Jika perlu aku harus meminta pekerja kontruksi menyelesaikan renovasi dalam semalam. 

"Kalau begitu aku harus membaca buku tentang bisnis seputar FnB!" Ia berseru membuatku mengerutkan dahi. Aku tak mengerti apa hubungannya ia membaca buku dengan aku yang membuka kafe.

"Aku ingin mendukungmu dengan menjadi teman yang bisa kau ajak berdiskusi tentang bisnis kafemu Aeri ah, maka dari itu pengetahuanku harus cukup luas bukan?" katanya membuatku tak percaya. 

"Setidaknya jika kau nanti menemui kendala aku bisa membantumu, kau tahu kan aku pintar dan bisa diandalkan. " Katanya seraya memakai kacamata hitam dan melipat tangannya sambil menyisir poninya ke belakang untuk sekedar berlagak keren. 

Caffee Playlist ( Winrina|| Jiminjeong || Karselle )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang