Playlist 5

158 15 5
                                    

Karina pov

Dari jendela aku melihatnya berdiri mematung lalu berbalik dengan langkah yang lunglai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari jendela aku melihatnya berdiri mematung lalu berbalik dengan langkah yang lunglai. Pasti tamparanku sangat keras. Pasti dia sangat membenciku sekarang. Bahkan kini pun aku membenci diriku sendiri karena tamparan itu sungguh tak pernah aku rencanakan. Ada apa lagi dengan diriku..

Masih dari jendela aku meratapi apa yang telah kuperbuat dan yang ku sia-sia kan. Ciuman itu sungguh membuatku mengingat sebuah trauma. Apakah aku sekarang jadi terlalu takut untuk berharap?

Tapi dia bukan Aeri.
Jika dia hanya mempermainkanku pun, tak akan mengubah banyak hidupku. Namun jika aku kehilangan Aeri, serasa aku kehilangan separuh semestaku.
Tapi dia memang bukan Aeri. Belum ada definisi tentangnya dihidupku.
Kebimbangan membawa pikiran dan hati ini tersesat hingga seolah disegala arah hanya dipenuhi dengan tanda tanya.

Bagaimana jika dia tidak mempermainkanku?
Bagaimana jika dia sungguh-sungguh?
Apakah aku telah menjadi seorang yang jahat untuknya?
Ataukah semua ini hanya ketakutanku saja?
Setelah aku berpikir sebaliknya segera aku kembali sadar untuk tahu bahwa semua ini tidak bisa kuatasi sendiri.
Sebelum malam belum terlalu tua aku bergegas menuju suatu tempat.
...............

Lampu yang tadinya padam kini menyala.

"Kau.. Ada apa? Gwenchana?" tanya Aeri sambil mengucek-ucek matanya. Piyama berwarna biru tua itu tampak kusut tanda dia sudah tidur cukup lama. Ingin aku menangis didalam kamarnya saja tapi air mata ini tak sanggup aku tahan. Satu langkah aku mendekat dan memeluknya erat. Tangisku pecah dan dia makin bertanya-tanya.
..................

Disinilah akhirnya aku meminta pertolongan seperti biasa, di lantai 2. Karena nanti pun aku akan berangkat tidur, Aeri menyuruhku untuk mengenakan piyama agar merasa nyaman. Memang benar aku nyaman, tapi piyama yang kukenakan ini punya motif yang sungguh sangat berbeda dengan yang Aeri kenakan. Meski sedang sedih aku tetap tidak tahan untuk tidak berkomentar.

"Tidak adakah model lain? Motif dinosaurus? serius? "

"Yhhawwww~~~" kuperagakan meme erangan dinosaurus yang sedang populer.

Tak!

"Ouch!" Aeri menyentil dahiku dengan gerakan secepat kilat.

"Rasakan!"

"Ini bukan waktunya bercanda, cepat katakan ada apa?"

Aku terkikik melihat Aeri yang mendengus kesal walaupun aku tahu iya sebenarnya sedang menahan tawa atas lelucon anehku.
Segera aku memperbaiki dudukku untuk memulai konsultasi percintaan dengan orang didepanku yang mana juga nir pengalaman dalam hubungan asmara. Tapi dia adalah sahabatku yang apapun sarannya akan selalu kuperhatikan.

"Hehe.. Mian." 

Aeri pun kembali memasang muka serius. Aku sedikit ragu tapi aku memberanikan diri untuk mengakui. 

Caffee Playlist ( Winrina|| Jiminjeong || Karselle )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang