Jeno menatap lurus kearah depan, pemuda tampan duduk di kursi yang berada di balkon sambil merokok.
Tadi, saat sampai mama menanyakan ada apa dengan Jaemin dan Jeno menjelaskan setelah menaruh Jaemin di kamar. Kebetulan ada sang papa yang ternyata sudah pulang, Jeno langsung menceritakan apa yang terjadi.
Mama tentu marah, begitu dengan papa nya namun tak terlihat saja. Pria tampan yang tak muda itu lagi langsung beranjak meninggalkan keduanya begitu dengan Jeno yang berlalu menuju kamar.
Jaemin terlelap saat di tengah perjalanan, mungkin lelah menangis. Sampai sekarang si manis belum bangun dan Jeno membiarkan itu.
Suara pintu bergeser membuat Jeno menoleh, itu Jaemin dengan wajah sedikit lebih segar dan berganti pakaian.
"Lo ngerokok?" Tanya Jaemin, duduk disamping kursi Jeno.
"Kalau lagi pusing aja."
"Kalau pusing minum obat, jangan ngerokok." Jeno diam, membuang rokok yang pendek itu.
"Iya."
Hening.
Kedua nya sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga suara tangisan terdengar Jaemin dengan sigap bangkit dan mendekat pada ranjang.
"Jangan nangis sayang, ini pina." Jaemin mengangkat Jino ke dalam gendongannya dan tangisan balita itu mereda.
"Jino haus? tunggu sebentar sayang." Ucap Jaemin mendekat kearah meja yang berisi perlengkapan Jino, membuat susu.
"sini." Jaemin menoleh, memberikan Jino pada Jeno. Ia fokus membuat susu.
setelah selesai Jaemin berjalan menuju Jeno yang terduduk di sofa, mendudukkan dirinya disana.
"Ini"
Jeno menerima botol susu yang Jaemin berikan, memberikannya pada si kecil yang dengan cepat mengambil dan meminumnya.
Mereka fokus menatap kearah Jino yang sibuk meminum susu nya. tak lama Jino mendongak dan menjatuhkan botol susu, menatap kearah Jaemin dengan merentangkan tangan minta digendong. Jaemin senyum dan mengendongnya, pemuda manis itu mengambil botol susu yang jatuh lalu memberikannya pada Jino.
Pemuda manis itu bangkit menuju balkon kamar, tempat favorit Jino. Jino diam menatap kearah depan sambil meminum susunya, dengan satu tangan yang menggenggam jari Jaemin erat.
.
"Papa minta maaf." Jaemin yang sedang fokus pada tv menoleh kearah mertuanya.
"Kenapa papa minta maaf?" Tanya Jaemin.
"Gara-gara papa yang belum dapet pelakunya siapa, kamu jadi kena kaya tadi. Kamu gak apa apa, kan? Ada yang luka gak?" Jaemin tersenyum
"Nana gak apa apa, pa. Ini bukan salah papa, nana saja yang kurang hati-hati kemarin. Jangan minta maaf." Papa mengangguk pelan, kini ikut fokus menatap televisi.
Tak lama Jeno mendekat, duduk disebelah Jaemin. Menaruh kepalanya pada pundak si manis, yang tentu saja membuat bingung. Tak bertanya, Jaemin mengusap surai Jeno dengan lembut membuat pemuda itu semakin menyamankan posisi nya pada Jaemin.
"Jino dimana?" Tanya Jaemin.
"Sama mama, di kamar kali." Jawab Jeno
Jaemin mengangguk, mereka fokus menonton tv hingga suara papa terdengar membuat mereka menoleh bersamaan.
"Papa ke kamar dulu." Pria tampan itu beranjak dan berlalu meninggalkan keduanya yang saling bertatapan kemudian terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
accident | nomin [✓]
FanfictionSemua bermula dari nomor tak di kenal yang meminta pertolongan pada mereka untuk datang ke alamat yang sudah dikirimkan, tanpa tau apa yang akan terjadi setelahnya.