18

8K 404 5
                                    


Jaemin menatap Jeno yang begitu fokus memakaikan Jino pakaian, keduanya sesekali bercanda dan tertawa.

"Udah ganteng belum, ayah?" Tanya Jino, Jeno mengangguk dan memberikan jempolnya.

Jino tertawa, anak itu berlari kearah Jaemin dengan senyum.

Jaemin ikut tersenyum, tangannya mengandeng tangan Jino keluar dari kamar.

"Papi." Panggil nya.

"Ya, sayang?"

"Nanti ada Jaeyun tidak?" Tanya Jino.

"Kenapa? Bukan nya kemarin sudah bertemu?" Jaemin balik bertanya.

"Nanya aja." Kata nya.

"Nanti ada Aiden sama Chenle kok." Jino mengangguk lesu.

"Ada papa sama pipi juga nanti." Ucap Jaemin, Jino mendongak menatap Jaemin.

"Iya, Pi?" Jaemin mengangguk, Jino tersenyum mendengarnya.

"Kamu tunggu di ruang tamu dulu ya, nanti kalau ada bel buka pintu nya. Papi mau buat cemilan sama minum dulu." Jino mengangguk, anak itu berlari kecil menuju ruang tamu sementara Jaemin berjalan menuju dapur.

"Papi mana kak?" Tanya Jeno.

"Di dapur pa." Jawabnya, Jeno mengangguk dan berjalan menuju dapur. Mendapatkan Jaemin yang sedang sibuk menatap cemilan.

Grep.

Jeno memeluk Jaemin membuat pria manis itu tersentak kaget dan menoleh, menepuk tangan Jeno pelan.

"Ngagetin!"

"Habis nya kamu serius banget, jangan capek-capek, na." Ucap Jeno.

"Nggak capek, cuma buat ini aja kok." Sahut Jaemin.

"Kamu temenin Jino sana, nanti kalau yang lain dateng kan enak."

"Sama kamu, ayo. Nanti aku aja yang bawa kalau mereka udah pada dateng."

"Kamu aja, sebentar lagi selesai kok."

"Aku bantu." Jeno melepas pelukannya pada Jaemin, membantu pria manis itu agar lebih cepat.

Setelah selesai keduanya berjalan menuju ruang tamu, bersamaan dengan bel rumah berbunyi. Jino yang mendengar itu langsung bergegas dan membuka pintu, mendapatkan teman-teman orang tuanya yang tersenyum kearahnya.

"Masuk guys." Ucap Jaemin, pria manis itu mempersilahkan mereka masuk ke dalam.

"Papa!" Pekik Jino, anak itu berlari kecil kearah pria tampan di depannya.

"Halo sayang."

Jino menoleh, "pipi!" Jino memeluk dua pria di depannya dengan senang.

Mereka tak bisa untuk tidak tersenyum, begitu dengan Jaemin meski Jeno mengelus tangannya. Jaemin menoleh kearah Jeno bingung kemudian mengatakan tak apa setelah tau yang di maksud Jeno.

"Nanti pelukan bisa di dalam, sayang. Ayo masuk dulu." Ucap Jaemin, Jino mengangguk dan menggandeng tangan kedua pria itu.

Pria manis itu tersenyum kikuk kearah Jaemin, Jaemin balas tersenyum.

"Bentar." Ucap Jeno setelah memastikan Jaemin dan yang lainnya duduk.

Pria itu kembali dengan nampan berisi minuman, lalu kembali lagi dengan nampan berisi cemilan.

"Makasih, Jen. Ngerepotin banget." Ucap Mark, Jeno menggeleng.

"Santai aja bang, di minum." Mereka mengangguk.

accident | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang