Jaemin berjalan masuk ke dalam puskesmas, pemuda manis itu mendapatkan pesan dari bunda juga mama untuk mengimunisasi Jino.Pemuda itu duduk di salah satu kursi, menunggu giliran. Asik bermain dengan Jino yang sesekali tertawa dan memekik, Jaemin tersenyum melihatnya.
Tanpa sadar jika beberapa orang membicarakan mereka, menatap Jaemin lalu berbisik.
"Itu menantu pak Donghae, ya?"
"Memang sudah menikah?"
"Sudah, bu. Tapi tertutup, mungkin hanya beberapa orang saja yang tahu."
"Itu anaknya? Sudah besar, mereka menikah saat anak nya baru lahir?"
"Saya tidak tahu, bu. Itu privasi mereka."
"Mungkin saja insiden, anak jaman sekarang memang seperti itu bu kebanyakan."
Jaemin diam mendengarkan, masih menggenggam tangan mungil si kecil.
Tak lama nama Jaemin di panggil, bertepatan dengan Jeno yang masuk ke dalam.
Mereka masuk, membiarkan orang-orang membicarakan mereka.
...
Jaemin mendekat kearah Jino yang menangis dalam gendongan Jeno, mengendong si kecil perlahan lalu menutup punggung dan menimangnya.
Setelahnya mereka berjalan keluar meninggalkan puskesmas, membiarkan orang-orang kembali membicarakan mereka.
"Jangan dengerin ucapan mereka, mereka gak tau apa yang terjadi sebenarnya sama kita." Ucap Jeno, menggenggam tangan Jaemin.
"Iya, tenang aja." Jaemin tersenyum tipis.
"Masih sekolah ya, bu? Berani banget, gak ada rasa bersalah sama sekali."
"Rasa bersalah?"
"Iya, buat mau orang tua sama kelakuan mereka."
"Bu, kita gak ada yang tau sebenarnya gimana. Kalau begitu saya pamit pulang dulu, bu. Permisi."
Kumpulan wanita tengah baya perlahan pergi, menyisakan satu wanita yang terus mengerutu.
...
Jino terus merengek, balita berusia empat bulan itu terus menangis sejak tadi. Juga badannya yang mulai hangat, demam.
"Badannya tidak enak ya? cup cup anak papi." Ucap Jaemin, menimang si kecil yang masih menangis.
Perlahan tangisan itu berhenti, mata Jino perlahan terpejam. Setelah di rasa pulas, Jaemin berjalan menuju sofa. Mendudukkan dirinya disana, Jino merengek lagi sebelum akhirnya kembali tertidur saat Jaemin menepuk bokongnya.
Jaemin menatap wajah Jino, mengusap dengan amat pelan pipi si kecil.
Tak tega saat melihat si kecil di imunisasi, yang menggendong Jino tadi ya Jeno. Jaemin hanya melihat dan meringis pelan.
"Na?"
"Stttt baru tidur." Jeno mengangguk mengerti, mendekat kearah Jaemin dengan membawa nampan berisi makanan.
"Makan, Jino nya taruh di kasur." Ujar Jeno, menaruh nampan itu pada meja kecil yang tak jauh dari sofa.
"Nanti nangis, gue duduk aja nangis lagi." Kata Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
accident | nomin [✓]
FanfictionSemua bermula dari nomor tak di kenal yang meminta pertolongan pada mereka untuk datang ke alamat yang sudah dikirimkan, tanpa tau apa yang akan terjadi setelahnya.