balkon dan dinding

222 27 1
                                    

tak di sangka sangka apartemen milik basmalah gralind itu bersampingan dengan apartemen Raden Rakha.

Mala duduk di balkon apartemennya, di tengah agendanya, Mala melihat jendela kamar nomor 2015 yang di sewa oleh seorang lelaki bernama Raden Rakha, terbuka.
Ia cukup lama menatap jendela itu,
sampai-sampai tak sadar sejak kapan sipemilik kamar muncul dari dalam jendela.

"Eh, ada tetangga"
ujar Rakha sambil menaikkan alis nya

Mala tersentak mendengar sapaan itu, buru buru dia buang muka ke arah lain.

"duhhh, mimpi apa gue semalem, buruk bgt kenyataannya" ujar mala

"Mau jeruk nggak?" Rakha melempar-lempar jeruk Mandarin di tangannya ke udara.
"Enakan jeruk tau dari pada bengong"
ujar Rakha

Mala mendengus sebal lalu buru-buru ke kamar setelah meraih ponselnya, Mala sudah tahu siapa Raden Rakha, tadi pagi di kampus ia bergibah ria dengan devi membahas Raden Rakha,
kata Devi, laki laki itu cukup terkenal di kampus karena dia atlet taekwondo yang sering ikut turnamen nasional.

selain itu menurut Devi dia tampan rupawan jadi banyak anak anak di kampus yang naksir.
Mala mendecih mendengarnya.

"Ganteng sih. Tapi aneh" ujar Mala

sedangkan di sisi lain Rakha tertawa tanpa suara, jeruk di tangannya dia kupas lalu di makan sambil menikmati semilir angin.

Rakha tidak pernah mengenal Mala sebelumnya sekalipun kamar mereka bersebelahan, mungkin karena Rakha memang jarang berinteraksi dengan tetangga-tetangganya yang lain dan mereka pun sama,
Rata-rata di antara mereka adalah mahasiswa yang selalu sibuk dengan urusan masing-masing.
kebanyakan memilih hidup menjadi individual yang hanya akan saling menyapa jika tidak sengaja turun menggunakan lift yang sama.

Rakha baru tau dari Afan kalau basmalah gralind itu seorang musisi yang berparas menawan memiliki paras yang sangat indah sehingga tidak bosan untuk di liat berkali kali pun.

"Iya sii bener, tapi galak benerr ya Allah" ucap dalam hati rakha

hari pun sudah mulai larut malam,
mereka berdua saling menyandar ke dinding tempat tidur nya, bagaikan bertolak belakang.

entah kenapa Mala menangis sambil mendengarkan musik di earphone nya,
Mala menangis kenapa tidak ada seorang pun yang peduli pada dirinya.
di saat ia mempunyai hubungan, hubungan itu selalu kandas, mala merasa perasaan ia hanya di permainkan.

suara tangisan Mala terdengar di balik tembok milik Rakha,
rakha yang sedang mengamati dengan serius suara tangis itu berasal dari mana,

"ape si malem malem ada yang nangis', kok suaranya dibalik tembok ini ya, apa si cewek itu.... m-malaa??" ujar rakha sambil meletakkan kuping nya Kedinding kamar.

"NAHHHH KANNNNNNN"
"Benerrr kan dia yang nangis, kira kira dia nangis kenapa ya, apa gua chat aja kan kemarin gua di kasi nomor dia"

"NAHHHH KANNNNNNN""Benerrr kan dia yang nangis, kira kira dia nangis kenapa ya, apa gua chat aja kan kemarin gua di kasi nomor dia"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"WHAHAHHA LUCU JUGA YA DIA"
ujar Rakha

di balik dinding mala terheran-heran dengan lelaki bernama Rakha itu,
"gue ga habis pikir  banget, dulu mamanya ngidam apa sampe anaknya se nyebeliin ini?!"

"ORANG GYLAK EMANG"
ujar mala dengan menunjuk dinding.

"TINGGGGG"
"TINGGG"
"TINGGGG"
"TINGG"

notif ponsel mala ternyata pesan dari Rakha.

"care juga ya dia, masi ada ternyata rasa kemanusiaan di diri dia, gue kira ga ada"ujar mala sambil tersenyum tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"care juga ya dia, masi ada ternyata rasa kemanusiaan di diri dia, gue kira ga ada"
ujar mala sambil tersenyum tipis.

Daerah istimewa hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang