hari ini mala tidak ada kelas, ia tersenyum senang melihat tumpukan pakaian kotor miliknya di dekat kamar mandi.
katakan ini aneh, tapi Mala sangat suka mencuci baju.
baginya mencuci baju bisa meredakan stres,
baju yang di putar di di dalam mesin cuci dan di temani aroma sabun yang menenangkan dirinya,
benar-benar bisa membuat tubuhnya rileks.Mala meraih laundry bag dan memungut semua pakaian yang akan dia cuci di self laundry yang tak jauh dari apartemen.
Mala keluar dari kamarnya dan tidak sengaja berpapasan dengan Rakha yang baru keluar dari lift sambil membawa satu cangkir teh panas di tangan kirinya.
laki-laki mengenakan celana pendek selutut dan hodie hitam yang menutupi kepala hingga wajahnya.
Mala melirik Rakha sekilas.
lalu buru buru menekan tombol pintu lift agar terbuka.
"AHHHH LAMA BGT SI"
ujar dalam hati Malajujur, Mala malas berdekatan dengan Rakha, dia harap laki-laki itu segera masuk ke kamarnya tanpa menyapa atau menggangu dirinya lagi.
Mala akhirnya bernapas lega
"HUFFFFFFF"ketika Rakha hanya berlalu tanpa menggubris Mala, dia buru buru masuk ke lift ketika pintunya terbuka setelah menunggu dengan tidak sabar,
setibanya di lobi,
Mala butuh berjalan selama tujuh menit untuk sampai ke tempat laundry.saat tiba, ia langsung membayar di kasir untuk melakukan self laundry.
"sampe juga gua, encok nih pinggang jalan"
ujar MalaMala tersenyum semringah ketika berdiri di depan mesin cuci.
Mala meletakkan ponsel dan sabun sabun di atas mesin cuci yang lan,
lalu memasukkan baju-bajunya ke dalam mesin yang sudah dia masukkan koin.
Mala menuang sabun ke bagian khusus pada mesin itu,
Mala terlalu serius melakukan kegiatan mencucinya,
sampai sampai menjengit kaget waktu seseorang berdiri di sisi kirinya dan bahu mereka bersentuhan."ASTAGHFIRULLAH HALADZIM" ujar Mala
"Eh tetangga, ketemu lagi di sini ternyata, nyuci ya? sama nih gua juga, baju gue ---"
ujar Rakha
"Lo ngapain disini?"
Mala menyela ucapan sosok itu, si pemuda ber-hoodie hitam dengan wajah tengil menyebalkan,
siapa lagi kalau bukan rakha,Mala tidak tahu kenapa sejak kejadian pintu itu laki-laki ini selalu berada di sekitarnya, padahal Jika di ingat-ingat dulu mereka sangat jarang bertemu sekalipun kamar mereka bersebelahan.
"Ya nyuci baju lah, masak mancing."
ujar Rakha.Rakha mengangkat bahunya rak acuh, tangan besarnya mulai memasukkan potongan-potongan baju ke dalam mesin.
"Maksud gue, kenapa di samping gue?
masih banyak mesin cuci yang lain." Mata Mala berpendar ke arah ruangan luas ini, selain di sampingnya ada banyak mesin lain yang kosong."Ya nggak apa-apa, emanggnya Lo bayar semua mesin yang ada di deket Lo? Nggk, kan? Lo cuma bayar mesin nomor sembilan, jadi kalo gua pake nomor delapan atau sepuluh ya terserah gua."
ujar Rakha sambil tersenyum manis ke arah Mala,terlihat sangat menyebalkan di mata Mala.
"Terserah deh." Mala menutup mesin cucinya, memastikan alat itu sudah berfungsi dan segera berbalik lalu melangkah menjauhi Rakha.
perempuan itu memilih duduk di dekat kasir yang terletak di sebelah vending machine.
Rakha hanya menggeleng-geleng sambil menahan kedutan di sudut bibirnya,
lucu baginya saat melihat wajah kesal Mala, membuatnya seolah bisa mengusili Mala sepanjang hari.
"Nyuci nyuci nyuci." Rakha bergumam asal, tangannya menekan-nekan tombol di mesin cuci.sejujurnya, baju yang rakha masukkan ke dalam mesin cuci itu baju bersih,
tadi saat berpapasan dengan Mala di lorong yang membawa laundry bag,
Rakha langsung meraih asal tumpukan bajunya di lemari,
kemudian buru-buru mengejar mala ketempat laundry.Rakha tidak tahu kenapa dia melakukan ini, tapi malam di mana melihat Mala dari balkon kamarnya, dia sudah memutuskan untuk akan selalu berada di sekitar Mala.
"Eh, punya Mala?" Rakha kebingungan saat melihat ponsel berlogo Apple tergeletak begitu saja di atas mesin cuci nomor sepuluh.
sambil melirik Mala yang ternyata sibuk berbincang dengan pemilik laundry,
Rakha meraih ponsel dan menekan layarnya.
tidak terkunci, tidak ada kode untuk membuka ponsel itu.Rakha menaikkan satu alisnya heran,
Cukup lama rakha berdiam diri di depan mesin cuci, katanya fokus menatap Mala yang masih sibuk mengobrol.
bunyi dengung dari mesin terdengar,
baju mereka selesai di cuci dan harus di pindahkan ke pengering,
Mala kembali berdiri di depan Rakha,dia meraih baju bajunya dengan tergesa agar bisa menghindar dari Rakha.
"Lo nggk ngerasa kehilangan sesuatu?"
Jajar Rakha.ucapn Rakha di abaikan oleh Mala.
"Bener nih nggk kehilangan sesuatu?"
tanyanya lagi untuk memastikan.
"Oke, ketuk kamar gua kalo Lo merasa kehilangan sesuatu."Rakha tersenyum manis dan membuka mesin cucinya, dia raih semua baju yang ada di sana lalu memasukkannya ke dalam plastik, tak peduli pakaiannya masih setengah basah.
dia harus buru-buru pergi agar Mala tidak menyadari jika ponselnya hilang."Duluan ya, tetangga."
Kata Rakha dengan ramahMala Masi berlagak tuli dan mengabaikan Rakha.
Mala merogoh sakunya dan mencari-cari sesuatu.
"Apa sih perasaan nggk ada yang ilang" pikirnya saat meraba kantong celana dan jaketnya.
kekosongan itu membuat Mala merasa aneh.Rakha yang sudah melangkah ke depan,
Satu detik kemudian seolah ada lampu di atas kepala Mala,perempuan itu menjengit kaget.
"HP GUE!" Dia berteriak sambil berlari ke Rakha
"Hp gue di Lo ya?" Tangannya menarik hoodie Rakha,
membuat laki-laki itu berbalik menatapnya."Lo butuh satu jam untuk sadar kalo Lo kehilangan sesuatu yang berharga, ckckck kacau." Ujar Rakha sambil meraih ponsel mala dari sakunya dan menyerahkannya.
"Lain kali jangan ceroboh, jaga baik baik milik Lo." Ujar Rakha
"Bisa nggk jangan sering-sering muncul di depan gue?"
Mala sadar perkataannya mungkin terdengar kasar untuk mereka yang nyatanya adalah orang asing."Kita tetangga, ke depannya kita bakalan sering bertemu, just accept it."
Rakha menjawab santai kemudian berbalik tanpa menggubris decihan kesal dari bibir Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daerah istimewa hati
RomanceJangan jatuh cinta dengan Raden rakha daniswara putra permana, nanti perasaanmu habis untuk orang yang sama. ______________________________________________ Yogyakarta memang istimewa tetapi gua bakal memperlihatkan ada yang lebih istimewa dari ia. ...