Sebelum adik perempuannya meninggal, Min Yoongi memperlakukan keponakannya Holly dengan perhatian seadanya, layaknya seorang paman yang masih lajang. Yoongi hanya bertemu dengan Holly dalam acara-acara tertentu yang diadakan saat liburan, dan ia selalu memberikan keponakannya itu kado ulang tahun. Biasanya berupa voucher belanja!
Hanya sebatas itu interaksinya dengan Holly, dan selama ini semua itu sudah cukup.
Tapi segalanya berubah pada suatu malam bulan April di Seoul. Ketika Jiyoon tewas dalam kecelakaan mobil. Karena Jiyoon tidak pernah menyebutkan tentang adanya surat wasiat atau rencana yang dibuatnya untuk masa depan Holly, Yoongi sama sekali tidak tahu bagaimana nasib keponakannya yang berusia 6 tahun itu. Terlebih lagi Holly tidak memiliki ayah, Jiyoon tidak pernah mengatakan siapa ayah Holly, bahkan pada teman terdekatnya.
Yoongi sangat yakin Jiyoon juga tidak pernah mengatakan pada sang ayah tentang keberadaan Holly.
Saat Jiyoon pertama kali pindah ke Seoul, Ia jatuh cinta pada salah seorang Fotografer mereka yang hidup bebas dari aturan konvensional. Holly adalah hasil dari hubungan singkat tersebut, yang menjadi bukti petualangan artistik Jiyoon. Tapi pada akhirnya Jiyoon terpaksa harus mengakui bahwa petualangan untuk pemuasan kebutuhan pribadi harus diimbangi dengan pendapatan rutin. Jiyoon melamar pekerjaan di sebuah perusahaan komputer dan mendapatkan posisi di bagian personalia, dengan gaji yang cukup besar dan tunjangan yang memadai. Dan pada saat itu Jiyoon mengetahui bahwa ia sedang hamil.
"Akan lebih baik bagi semua orang jika pria itu tidak terlibat dalam hidup bayi ini," begitu jawaban Jiyoon, ketika Yoongi bertanya siapa lelaki yang telah menghamilinya.
"Kau akan membutuhkan bantuan untuk membesarkan anak itu," Yoongi protes. "Setidaknya, pria itu harus bertanggung jawab secara finansial. Membesarkan anak tidaklah murah."
"Aku bisa mengatasinya sendirian."
"Jiyoon-aa.. Aku tidak ingin kau hidup sebagai orang tua tunggal."
"Menjadi orang tua, dalam bentuk apapun.. selalu membuatmu ketakutan," ujar Jiyoon. "yang cukup bisa dimengerti mengingat latar belakang keluarga kita. Tapi aku menginginkan bayi ini, dan aku pasti bisa menjadi Ibu yang baik."
Dan Jiyoon membuktikan kata-katanya. Ia berubah menjadi orang tua yang bertanggung jawab, sabar dan penuh perhatian pada anak tunggalnya, melindungi tapi tidak terlalu mengendalikan. Hanya Tuhan Yang tahu dari mana ia mendapatkan keterampilan yang luar biasa untuk menjadi seorang ibu. Mungkin berasal dari insting, karena yang jelas Jiyoon tidak mempelajarinya dari orang tua mereka.
Yoongi tahu tanpa keraguan sedikitpun bahwa dirinya tidak memiliki insting serupa. Itu sebabnya ia sangat syok saat mengetahui bahwa ia tidak hanya telah kehilangan seorang adik perempuan, tapi juga mendapatkan seorang anak.
Yoongi tidak pernah menduga kalau ia akan dijadikan sebagai wali Holly. Dalam hampir semua hal, Yoongi selalu menyadari sampai di mana kemampuan yang dimilikinya, dan ia tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi yang belum pernah dihadapinya. Tapi ini... Merawat seorang anak... Ini di luar kemampuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Shop [Completed] ✓
Fantasy2 tahun berlalu setelah kematian suaminya, namun Lee Jieun belum bisa melupakannya. kepedihan akibat ditinggal oleh seseorang yang dicintainya membuat Jieun menutup diri dan tidak ingin terlibat hubungan romantis dengan siapapun. karena ingin memula...