27. Ungkapan Kedua

36 14 3
                                    

"Gue suka sama lo, Sea!"

-Mahesa Aditama-

***


Acara Festival Sekolah berlangsung dengan sangat meriah. Semua acara berjalan dengan lancar sampai akhir. Karena itu kepala sekolah mengumumkan jika hari ini tidak perlu masuk sekolah dulu, alias libur. Tapi hanya satu hari saja, untuk istirahat.

Untuk para anggota osis nanti akan datang ke sekolah membantu membereskan properti. Jadi mereka semua di ijinkan pulang lebih juga setelah acara selesai. Katanya jangan langsung dibereskan sekarang, karena tubuh mereka juga butuh istirahat cukup. Apalagi anggota osis sudah bekerja keras untuk acara ini.

Sea mengingat janji hari ini dengan Mahesa. Bukan gadis itu yang menjanjikan, lebih tepatnya Mahesa sendiri yang mengatakan akan menjemputnya jam 10 pagi. Mangkanya Sea sekarang sudah rapih. Gadis itu sudah siap dengan beige pants nya. Untuk atasan ia menggunakan rajut berbulu tangan panjang, warna hijau muda,  dipadukan dengan sneaker putih favorit nya. Hari ini Sea juga memilih menguncir kuda lalu mengepang kunciran nya.

Bukan berniat ingin tebar pesona pada Mahesa. Tapi Sea hanya menghargai ajakan cowok itu. Masa mau jalan kayak gembel.

Sebenarnya ia juga gamang dengan pilihan ini. Sea ingin menolak, namun Mahesa sudah mengajaknya lebih dulu. Gadis itu juga entah mengapa memilih perasaan yang sulit di jelaskan semenjak si Kapten mengungkapkan perasaan padanya.

Tapi kan Sea belum menjawab yah, cowok itu kan yang menahannya sendiri. Biarlah, sekarang Sea mau jalan dulu. Semoga setelah ini pikiran menjadi lebih fresh.

Sea mengunci rumahnya, kemudian melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan. Sudah pukul 10, seperti nya Mahesa sebentar lagi sampai.

Setelah Papahnya resmi masuk penjara karena memang Pram mengakui kesalahannya. Sea hanya tinggal seorang diri, karena Agatha masih menetap di kota orang. Awalnya Agatha juga ingin bolak-balik saja, namun Sea larang. Kata Sea tidak apa-apa kakaknya disana, sampai lulus. Tidak perlu memikirkan gadis itu, ia sudah besar. Lagi pula Sea juga sudah mempunyai pekerjaan, yang lumayan menghasilkan untuk dirinya sendiri.

Menunggu beberapa menit akhirnya suara motor terdengar. Gadis itu melihat kearah pagar rumah, lalu segera menghampiri nya.

"Sorry telat, tadi gue sekalian nganterin buku punya temen dulu," imbuh Mahesa setelah membuka helm nya. Sea mengangguk dan berkata tidak masalah.

Mahesa mempersilahkan Sea untuk naik, karena mereka akan langsung jalan sekarang. Mahesa juga merasa tidak enak, karena bukannya ia yang menunggu malah gadis itu.

Melakukan perjalanan kurang lebih 20 menit. Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Kali ini seperti nya Mahesa membawa gadis itu ke sebuah wisata bukit untuk piknik. Terlihat dari sini pemandangan rumput hijau dan pohon-pohon menjulang. Hanya saja karena bukan hari libur seperti nya tempat ini kurang ramai. Ada beberapa manusia yang berlalu lalang, tapi tidak banyak.

Setelah memarkirkan motor dan membeli tiket. Mahesa mengajak Sea ketempat penjual makanan, yang memang ada didalam sebelum ke naik bukit. Disana terdapat barang-barang untuk piknik, jadi biasanya pengunjung akan menyewa. Sekaligus membeli makanan dan minuman untuk diatas nanti.

Semua telah di beli, mereka berdua kembali melangkah untuk menaiki bukit. Tidak kurang dari 10 menit, keduanya sudah sampai di puncak. Mahesa mengedarkan pandangannya, mencari tempat teduh untuk mereka jadikan tempat singgah.

Sedangkan Sea memilih menikmati pemandangan dari atas sana. Begitu indah sekali, ketika angin menerpa wajahnya terasa begitu sejuk dan menenangkan. Namun gadis itu merasa ada yang kurang, entah apa? Sea sendiri tidak mengerti.

"Kita duduk disana!"

***

Menghabiskan waktu dari pagi hingga menjelang sore memang terasa cukup lama. Ditambah mereka juga mampir ke mall dan setelah nya memilih untuk mengisi perutnya. Kata Mahesa sekalian menemani cowok itu untuk memilih buku panduan ujian nanti. Berhubung kelas 12 sudah tidak akan lama berada dalam sekolah.

Jadi nya sekarang mereka baru pulang, tepat pukul 3 sore. Gadis itu memang sengaja meminta Mahesa untuk pulang pada jam itu, karena ia harus pergi ke cafe. Tapi Sea meminta untuk diantar ke rumah saja.

Gadis itu hanya khawatir jika Aurora melihat dirinya bersama dengan Mahesa. Terlebih Aurora mengenal semua anak Shei.

"Makasih ya, Kak. Hari ini lo traktir gue banyak banget," pungkas Sea setelah ia turun dari motor. Gadis itu menyerahkan helm nya.

Mahesa menarik sudut bibirnya. "Iya, sama-sama. Gue seneng bisa ngajak lo keluar," ucapnya.

Sea mengangguk kecil sebagai tanggapan. Gadis itu mengedarkan pandangannya sembarangan. Sebenarnya Sea ingin bilang bahwa Mahesa langsung pulang saja, gadis itu juga ingin segera masuk.

"Ehm, kak ..."


"Sea, gue mau ngomong sesuatu," potong Mahesa membuat gadis itu menoleh cepat. Menatap cowok jangkung didepannya yang sudah turun dari motor.

"Ngomong aja kak," kata gadis itu mempersilahkan.

Terlihat bahwa cowok didepannya menatap Sea dengan tatapan berbeda. Mahesa hanya diam untuk beberapa saat, seperti tengah memikirkan sesuatu untuk ia ucapkan.

Hingga suara deheman terdengar di telinga Sea. Mahesa mengusap tengkuknya perlahan.

"Gue suka sama lo!"

What?

Entah kelakuan baik apa di masalalu yang pernah Sea perbuat. Hingga saya ini sudah ada dua cowok tampan yang sudah mengungkapkan perasaan padanya. Astaga, Sea sempat-sempatnya kaget dan menatap Mahesa dengan mata membola.

Sejujurnya Sea cukup peka melihat perhatian dan perilaku Mahesa yang berubah 180 derajat saat ini padanya. Untuk alasan Sea tidak mengetahui nya. Yang jelas gadis itu tau jika Mahesa memang memiliki perasaan lain pada nya.

"Em,, bukannya Kak Mahesa dulu benci sama gue?" tanya Sea dengan sedikit gugup. Gadis itu harus berpikir dua kali untuk membuka suaranya.

"Memang, tapi rasa benci itu berubah sekarang. Gue sadar, disini bokap lo yang salah. Jadi nggak seharusnya gue benci sama lo. Lagi pula dalam perselingkuhan, kita nggak bisa menyalahkan satu orang. Kedua nya jelas-jelas salah."

"Gue minta maaf soal waktu itu, Sea," lanjut Mahesa lagi. Cowok itu berbicara tanpa ragu dengan nada tenang nya.

Sedangkan gadis di depannya hanya melongo menatap kearah Mahesa. Sea tentu saja kaget ketika mendengar kakak kelasnya ini berbicara panjang lebih. Bahkan lebih dari 5 kata. Kalau boleh jujur, ini kalimat terpanjang yang pernah Sea dengar.

Benar-benar definisi cowok dingin ketemu pawangnya jadi meleleh.

Tapi ...

Ini Sea pawangnya?

"Soal itu, gue udah maafin kok, kak."

Sebelum Mahesa meminta maaf pun. Jelas Sea sudah memaafkan nya. Karena disini Papahnya lah yang salah, sudah merusak rumah tangga orang lain— terlebih orang tua senior eskulnya. Namun, yang di katakan Mahesa juga benar. Jika dalam perselingkuhan, tentu saja dua pihak yang harus disalahkan. Tidak adil rasanya, jika hanya salah satu dari mereka yang di cap salah.

"Jadi, lo mau jadi pacar gue?"

Deg

Tanpa mereka sadari dari sebrang sana terlihat seseorang yang berdiri dengan tubuh mematung, kala mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Mahesa.

***

Tinggalkan jejak sebelum ke bab selanjutnya ❤️

Purple Sea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang