9. Tragedi Kepeleset

81 54 2
                                    

"Pipi lo kenapa merah?"

-Selatan Elza Dwiantoro-

***


Suara dua orang manusia sedang beradu mulut. Memperdebatkan soal hubungan mereka yang katanya ada orang ketiga. Layar persegi tipis itu menampilkan adegan seorang wanita yang menampilkan lelaki didepannya. Lelaki itu nampak syok sembari memegangi sisi pipinya. Wajah nya memerah dengan kedua mata melotot.

Beberapa kali terdengar helaan napas jengah dari seorang pemuda yang sedang duduk menyenderkan tubuhnya pada kepala sofa. Dengan bantal yang berada diatas pangkuan.

Selatan masih fokus melihat sinetron yang sedang tayang sekarang. Hingga suara seseorang membuatnya mengalihkan tatapan.

"Fokus banget nonton nya," ujar seorang wanita duduk disebelah nya. Kay mengulas senyum tipis, tangannya bergerak mengusap rambut tebal milik putranya.

"Anak Bunda sudah besar."

"Iya, masa Atan kecil terus," tukas cowok itu menatap sebal. Kay terkekeh pelan, kemudian matanya beralih pada tv yang kini menampilkan adegan seorang wanita yang sedang menangis dipinggir jalan.

"Kamu nonton sinetron beginian?" ujar wanita itu menunjuk pada televisi. Selatan mengangguk sembari bergumam.

"Kenapa malah nonton yang kayak gini. Nggak ada manfaatnya nya, Atan. Lebih baik liat liputan berita."

"Kata siapa nggak ada manfaatnya?" tanya Selatan menatap Bundanya lekat. Cowok itu juga bergerak menyamping menghadap Kay.

Wanita cantik yang sudah berumur itu mengerutkan keningnya. "Loh iya kan? Sinetron kayak gini cuma buat hiburan semata."

"Bund, dengan nonton ini kita bisa tau peluang seseorang selingkuh. Kita juga bisa tau, ciri-ciri orang selingkuh seperti apa, kayak yang di lakuin A-"

"Tan, gue pinjem motor lo bentar," potong seseorang yang baru saja datang. Pemuda itu mendekat dengan lirikan mata mengkode agar Selatan tak melanjutkan ucapannya.

Cowok itu berdecih kasar melihat sang Kakak yang suka sekali muncul tiba-tiba. Terlebih ketika memotong ucapan nya.

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau nganterin buku punya temen, Bund," jawab pemuda tersebut seraya mengangkat buku ditangannya.

Selatan hanya memutar bola matanya malas. "Motor lo kemana?"

"Dibengkel, biasa ban nya bocor," tukas Utara mengambil duduk di sofa single.

Cowok itu berpikir jika saat ini Utara hanya sedang membual. Mencoba mencari alasan untuk mengganggu nya. Tapi setelah di pikir kembali, cowok itu memang tak melihat motor milik kakaknya. Biasanya motor Utara akan bertengger di depan atau garasi rumah. Saat tadi Selatan pulang, cowok itu tak menemukan nya.

Mungkin kali ini Utara benar-benar tak berbohong. Cowok itu juga sepertinya jujur akan mengembalikan buku paket tebal milik temannya. Terbukti sekarang cowok itu tengah sibuk mengotak-atik ponsel nya, pasti menghubungi temannya.

"Yaudah, Atan ambil dulu sana kunci motor nya." Dengan hembusan napas kasar cowok itu beranjak dari duduknya. Naik keatas untuk mengambil kunci motor. Awas saja sampai Ducati kesayangan nya sampai lecet, Selatan akan minta ganti rugi dengan sebuah Lamborghini.

***


Hari Jum'at pagi, SMA Kesatuan Selatan sudah ramai oleh siswa-siswi yang datang. Sebagian dari mereka memang memilih datang pagi. Disebabkan karena ini hari Jum'at. Karena hari Jum'at berbeda seperti hari biasanya. Dimana bel masuk akan berbunyi pada pukul 07.15, jadi mereka harus datang lebih pagi sebelum gerbang di tutup.

Purple Sea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang