26. Pernyataan Cinta

37 16 1
                                    

"Kenapa lo bisa suka sama gue?"

-Sea Rezia Elgauri-

***


"Terimakasih atas apresiasi dan semangat kalian. Sampai bertemu di festival sekolah tahun depan ..." Selatan mengakhiri penampilan mereka. Kemudian semua anggota Shei turun satu persatu dari panggung. Acara ini bukan hanya perlombaan saja. Tapi nanti akan ada band yang tampil dari sekolah, biasanya akan tampil saat malam setelah mereka semua selesai berjuang di perlombaan. Karena sebagian salah satu pembangkit semangat kembali saat ada yang meraih kekalahan.

Setelah turun dari panggung stadion rasanya Sea bisa bernapas dengan teratur sekarang. Walaupun sempat dada nya bergemuruh kencang. Duh, kayak lagi di tagih utang yang udah lama nggak bayar.

Gadis itu meraih tissu ketika kembali di ruang tunggu khusus eskul mereka.

"Kalian keren-keren," celetuk Arjuna yang baru saja datang dengan dus minuman ditangannya. Cowok itu menaruh diatas meja. Setelah nya membagikan minuman pada semua anggota nya.

Sea yang malas berdesakan dengan teman se-anggota nya sengaja menunggu, biar mereka lebih dulu. Namun niatnya untuk mengambil botol minum itu terhenti, karena Sea agak kaget mendapati sebuah tangan menjulur didepannya. Tangan itu memegang botol bening yang isinya sama-sama bening, terdapat plastik biru yang melekat disana (kalian pasti tau kan, minuman apa?).

Sea mengerjap beberapa detik, sebelum kembali sadar jika yang memberikan botol itu adalah kakak kelasnya— Mahesa.

"Buat lo." Mahesa menunjuk botol dengan dagu nya yang sedikit terangkat. Memberi kode pada si gadis untuk mengambilnya.

Tangan Sea terulur menerimanya. "Terimakasih, Kak." Tangannya berputar membuka tutup botol, setelah nya Sea meneguk sampai tersisa setengah. Rasanya minuman bening ini menyegarkan tenggorokan nya, rasa seret yang ia tahan langsung hilang.

"Lo keren tadi," pungkas Mahesa setelah gadis itu menaruh botol diatas meja. Kini keduanya sedang berdiri dengan tubuh yang menyender pada meja panjang di ruangan tersebut.

Gadis itu terkekeh pelan. "Lo juga keren, lebih tepatnya sih kita."

"Oh ya, hari ini lo cantik banget." Ucapan Mahesa barusan membuat Sea hampir tersedak ludahnya sendiri. Memang terlihat kaget, sudah pasti. Seorang Mahesa loh, yang katanya dicap cowok dingin dan cuek, malah melemparkan ucapan itu padanya. Sea jadi ragu kalau Mahesa tuh cowok cool.

"Makasih," respons Sea dengan sudut bibir melengkung.

"Lo besok bisa jalan nggak?" tanya si cowok dengan kedua tangan yang terlipat. Satu kakinya ia silangkan pada kaki lainnya.

"Bisa," jawab Sea tanpa tau jawaban itu membuat Mahesa tersenyum. Seperti nya si gadis tidak sadar dengan pertanyaan itu. Ini bukan bertanya apakah kakinya bisa di gunakan berjalan?

Mahesa tuh ngajak jalan Sea!

"Oke, besok gue jemput jam 10 yah." Setelah nya Mahesa melenggang pergi dengan botol ditangannya. Sedangkan si gadis hanya melongo tidak mengerti, menata Mahesa sampai cowok itu hilang di balik pintu. Eh, maksudnya apa nih?

Beberapa detik kemudian matanya melotot bukan main. Astaga, Sea kenapa baru sadar sekarang sih. Gadis itu meringis sembari menepuk-nepuk dahi nya.

Sudahlah, lagi pula sudah terlanjur menjawab. Bagaimana lagi? Ya, harus di lakukan besok.

"Kalau Ghea tau, udah di ketawain gue!"

***


Sea yang baru selesai mengganti kostum nya. Kembali ke markas Shei untuk menaruh kostum ke tempat semula. Ingat kan? Kalau kostum itu setelah dipakai harus segera di kembalikan. Nantinya para senior akan membawa kostum itu ke laundry. Mengingat harga nya yang terbilang tidak murah, jadi untuk mencucinya pun tidak sembarangan. Karena pihak laundry nanti akan di beritahu lebih dulu.

Setelah menaruh kostum ditempat nya kembali. Sea meraih tas ranselnya yang ia taruh asal di sofa markas.

Brakk

Sea tergelonjak mendengar suara barang jatuh. Matanya menatap sosok pemuda yang baru saja memasuki ruangan. "Selatan," gumamnya.

Cowok itu terlihat membereskan barang-barang yang keluar dari kardus. Sea perlahan mendekat, membantu kakak kelasnya tersebut.

"Gue bantu!"

Selatan mendongak, tersenyum tipis, kemudian kembali memasuki barang itu kedalam kardus.

"Makasih, Sea." Keduanya kembali berdiri setelah selesai membereskan.

Sea menatap si Kapten yang tengah menaruh barang tersebut pada meja. Setelah nya cowok itu berbalik.

"Itu apa kak?"

"Ouh itu hadiah dari SMA Kebangsaan Utara," jawab Selatan membuat si gadis mengangguk. Sea tentu tau sekolah tersebut. SMA Kebangsaan Utara adalah salah satu sekolah yang pernah menjadi saingan dalam tim Pemandu Sorak. Namun, jika urusan pertemanan mereka dapat di acungi jempol. SMA Kebut (Kebangsaan Utara) selalu menjalin pertemanan yang sangat baik.

Terdengar deheman membuat Sea menatap kearah Selatan.

"Sea, gue mau bilang sesuatu," ucap cowok itu yang kini sudah mengambil duduk di sofa. Selatan melirik tempat duduk disampingnya, mengisyaratkan untuk Sea ikut duduk juga. Walaupun bingung, dengan rasa penasaran nya gadis itu duduk di samping si Kapten.

"Mau bilang apa?"

Si cowok merubah posisi duduknya. Ia menyerong sedikit kearah Sea. Awalnya Selatan terlihat biasa saja. Wajahnya pun lempeng tak ada ekspresi, namun terlihat serius. Hingga sekarang Sea dapat menangkap gelagat gugup pada wajahnya, namun seperti nya Selatan dapat mengontrol. Karena seperdetik selanjutnya, wajahnya kembali normal.

"Gue suka sama lo!"

Seperti hujan deras yang mengguyur bumi dengan tiba-tiba. Seperti suara hantaman ombak di pantai, dan suara ribuan panah yang melayang ketika peperangan berlangsung. Rasanya dada Sea kini dihantam sesuatu yang keras. Bukan rasa sakit sebenarnya, tapi rasa terkejut yang nyaris Sea tak pernah duga ketika mendengar ucapan barusan.

Jantungnya berdetak lebih cepat, kedua matanya hampir saja keluar.

Rasanya tidak mungkin jika Selatan mengungkapkan perasaannya barusan. Namun, apa yang tidak mungkin? Jika selama ini kebersamaan mereka bisa menumbuhkan rasa.

Sea dapat merasakan kini pipinya mulai memanas, astaga ini salting kah? Duh, malu banget kalau cowok itu liat.

Setelah beberapa detik bergeming dalam keheningan, Sea mengerjapkan matanya. Menatap ke sembarang arah ketika mendapati Selatan yang terang-terangan menatap nya lekat.

"Lo nggak perlu jawab sekarang," kata Selatan kembali membuka suaranya. Cowok itu meringis ketika melihat Sea yang sejak tadi tak membuka suaranya.

Gadis itu kembali menatap Selatan. "Kenapa lo bisa suka sama gue?"

"Gue suka sama lo, karena gue suka. Nggak ada alasan wajib untuk suka sama seseorang kan?"

Sea yang hari ini memilih menggerai rambutnya merasa menyesal. Rasanya AC diruangan ini sudah rusak, kok ini panas banget yah.

Ini sebenarnya bukan hal asing bagi Sea. Gadis itu pernah merasakan ribuan kupu-kupu berterbangan di perut nya saat Utara mengutarakan perasaannya. Namun kali ini rasanya berbeda, karena dihadapan dengan orang yang berbeda juga.

"Mungkin karena kita sering bareng, itu bikin gue nyaman sama lo."

***

Tinggalkan jejak sebelum ke bab selanjutnya ❤️

Purple Sea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang