Sudah cukup lama Aluqa bermain-main di laut, dia melirik ember merah miliknya-hanya ada seekor kura-kura di sana, itu pun diberikan oleh nelayan yang lewat.
Tatapan Aluqa kecewa, pantatnya sudah mulai panas duduk di perahu nelayan yang berlabuh. Tiba-tiba perut Aluqa membunyikan sinyal lapar. Oh iya, sudah pukul berapa ini? Aluqa mendongak ke atas, melihat posisi matahari sudah berada di tengah. Pantas saja dia kelaparan, sejak pagi dia belum sarapan.
"Paman, aku pulang dulu," pamitnya pada pria berkulit coklat mengkilap yang tengah mempersiapkan jaring. Dia adalah pemilik perahu yang Aluqa tempati.
"Iya, sana pergi mandi. Dasar kau ini."
Para nelayan di situ pasti kenal Aluqa, sosok wanita cantik yang datang setiap hari untuk memancing dan bermain air. Mereka heran, kenapa kulit Aluqa tidak mencokelat sedikit pun, apa memang sudah gennya seperti itu?
Aluqa sampai di rumah, jarak laut dari rumah tidak jauh, bisa di bilang dekat malah. Kening Aluqa mengernyit, ada mobil asing yang terparkir dengan pelat luar kota.
Saat Aluqa membuka pintu, benar saja ada tamu. Sosok wanita agak tua bersama seorang pria tengah duduk di sofa dengan gaya santai.
'Siapa mereka?' Sebelumnya Aluqa tidak pernah melihat dua orang itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri, mendekati Aluqa yang mematung mengamati mereka. Wanita itu berhenti tepat di depan Aluqa, matanya memindai Aluqa dari atas sampai ke bawah lalu kemudian mendesis heran.
"Kok bisa, ya, wanita yang tidak memperhatikan penampilan menjadi istrinya Jun?" ujarnya, berdekap tangan di dada dengan gaya angkuh.
Wah, dia mengejek Aluqa, Aluqa benci itu. Dengan santai Aluqa mengikuti gaya si wanita yang masuk ke rumah orang lalu menghina pemilik rumah. "Anda siapa, ya?"
"Kimberly, bibinya Jun." Dia menggeram tertahan dengan tingkah Aluqa yang menirunya. Terlebih respons Aluqa setelahnya.
"Oh." Setelah itu Aluqa berlalu melewati Kimberly. Seperti biasa dia akan mengabaikan gangguan yang tidak penting.
Mata Kimberly berkedut. 'Apa-apaan wanita itu? Dia tidak menghormati orang yang lebih tua,' rutuk Kimberly.
Sampai di akuariumnya, Aluqa menaiki tangga untuk memasukkan si kura-kura. Belum lagi Aluqa sempat turun, hiu sudah melahap peliharaan barunya.
"Sialan! Lihat saja, aku akan menyetrummu sampai mampus!"
Tadinya Aluqa kira bahwa hiu tidak bisa memakan kura-kura, salahkan Aluqa yang tidak mencari tahu lebih dulu. Atau salah Jun? Iya, itu salah Jun. Orang gila mana yang memasukkan hiu di akuarium yang berisi makanan makhluk itu?
"Baiklah hiu sialan, selanjutnya aku akan memasukkan tuanmu ke dalam. Kau bisa menyimpan pria itu dalam perutmu."
"Hiu? Kau memiliki hobi aneh, Aluqa." Kimberly datang menghampiri bersama Idris, anak Kimberly yang matanya menikmati penampilan Aluqa.
Walaupun penampilan Aluqa berantakan serta berkeringat, itu malah menampilkan kesan seksi di mata Idris. Piama yang menggunakan seuntai tali yang menyanggah di bahu, bersama celana pendek di atas lutut. Bertapa cantiknya Aluqa, dia menambah satu keirian lagi pada Jun.
"Kenapa kau mengikutiku? Lebih baik kau mengabaikanku sampai Jun pulang."
"Ck, kau wanita yang tidak punya tata krama. Bagaimana bisa Jun menikahimu? Pasti dia malu memiliki istri sepertimu."
"Itu risiko dia menikahiku. Sudahlah, Bibi. Sepertinya kau memang mau mencari masalah denganku."
"Bukan begitu, Aluqa. Hanya saja aku heran kenapa dia selalu membawa wanita lain padahal dia punya istri. Pasti dia malu denganmu, 'kan? Kau jadi omongan di pergaulan atas, loh."
Aluqa mendengus kasar. Apa se-memalukan itu dirinya? Selama ini Aluqa tidak banyak protes pada Jun. Tapi sampai menjadi perbincangan para sosialita, itu berarti harga dirinya benar-benar diinjak sebagai seorang istri.
"Mereka bilang apa, Bik?"
Kimberly tertawa singkat, akhirnya dia bisa menarik perhatian Aluqa. "Apa yang dilakukan istri Tuan Cherestio? Suaminya terang-terangan bersama wanita yang berbeda-beda. Apa 'itunya' bermasalah? Intinya begitu."
Aluqa tercengang, dia sudah di cap sebagai wanita bermasalah dalam kelamin. Ini buruk sekali, sepertinya Aluqa harus membicarakan ini dengan Jun, atau semua orang menganggap Aluqa cacat.
Mengabaikan Kimberly, Aluqa berlari ke kamar. Secepat kilat dia mandi dan berpakaian rapi. Setelah itu dia berlarian di tangga meminta pelayan untuk mengeluarkan mobil dari bagasi.
Idris lagi-lagi terpesona dengan penampilan Aluqa yang berbeda-lebih anggun dan cantik dari pada penampilan berantakkannya. Barulah dia terlihat seperti seorang Nyonya Cherestio saat ini.
"Ibu, dia sangat cantik," gumam Idris bersama tatapan yang mengikuti langkah Aluqa hingga wanita itu menghilang.
Mengerti maksud putranya, dahi Kimberly mengerut. Dia menginjak kaki Idris guna menyandarkannya. "Ingat tujuan utama kita apa!"
Idris meringis, menjauh tiga langkah dari Kimberly untuk mengantisipasi serangan lanjutan.
"Kalau kita berhasil kembali merebut harta Jun, apa Aluqa boleh aku rebut juga?"
"Iya, jika wanita itu bukan ancaman."
Itulah tujuan mereka, menguasai takhta yang selama tiga belas tahun pernah mereka pegang. Namun tiba-tiba Jun kembali setelah selesai kuliah di Inggris, mengambil alih singgasana yang ditinggalkan oleh papanya-dibantu oleh sisa-sisa rekan kerja papanya Jun yang sangat menghormati sang mendiang.
Sebagai satu-satunya putra Pak Monzi Cherestio, Jun adalah ahli waris yang sesungguhnya. Bukan adik-adik Pak Monzi, sebab usaha itu Pak Monzi sendiri yang merintis dengan bantuan keluarga mamanya Jun yang merupakan konglomerat.
Ya, papanya Jun berasal dari keluarga sederhana yang tidak memiliki harta berlimpah. Keberadaan mama Jun mengubah takdirnya.
Tetapi setelah sepasang suami-istri itu meninggal, adik-adik Monzi berebut harta. Jun yang masih kecil menjadi dalih mereka, bahwa Jun belum bisa mengelola harta peninggalan orang tuanya.
Suami Kimberly, Halton, berhasil memenangkan perebutan. Sampai suatu ketika Jun merampas kembali haknya-keluarga mereka berpikir akan menyingkirkan Jun kembali.
Sedangkan Paman Halton kini di penjara atas tuntutan Jun.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Mawar
Romansa[Terbit] Hanya segelintir orang yang mengenal Aluqa, istri Jun Cherestio. Rumornya dia adalah wanita yang buruk rupa dan cacat. Anggapan itu muncul karena sang suami memiliki banyak sekali wanita. Kalau tidak mengingat ancaman papanya, Aluqa sudah...