Kejadiannya sekitar 3 bulan yang lalu, Wen. Gue waktu itu lagi dribbling sambil ngelewatin kerucut dan gue merasa diliatin. Pas gue nengok ke lantai atas, ada...
"Ada kuntilanak yang katanya ada di kelas X IPS 1, Kris?"
"Ck," Kris berdecak. "Diem dulu bisa gak?"
Owen mengangguk.
Dan waktu gue ngeliat dia, hmmm.. dia itu cewek normal. Rambutnya sebahu, poninya ke arah kiri dan pendek... ya gitu deh.
Kris menyesap susu kotaknya. Dia menunggu respon Owen akan ceritanya.
"Maksud lo, dia Letisha? Tau dari mana?"
Kris mengangkat bahu. "Setelah gue liatin balik, dia kesentak kaget, dan langsung lari ke dalam kelas. Apa dia..."
"Malu karena kepergok ngeliatin lo, maksudnya?"
Lagi-lagi Kris hanya mengangkat bahunya.
Kris A - 10.12
Letisha?
Le Tisha - 10.12
Hadir!
Le Tisha - 10.12
...dan masih ga percaya seorang Kris ngegreet gue duluaaan xD xD
Kris tersenyum miring.
Kris A - 10.13
Apa gue sesombong itu di mata lo?
Le Tisha - 10.13
Gue pikir lo benci sama gue.
Kris A - 10.14
Gue ga bisa benci orang yang belum gue kenal secara langsung.
Ini umpan kedua. Umpan kedua, demi Tuhan! Kris merutuk gemas dalam hatinya. Siapa dia, kenapa, dan apa. Hanya itu yang ingin Kris tahu. Selanjutnya biar Tuhan dan hatinya yang memilih, mau terus berhubungan dengan anak misterius ini atau tidak.
Sambil Kris mengetik, mata Owen curi-curi pandang pada layar ponsel Kris.
Kris A - 10.20
Letisha?
Setelah panggilan itu tak bersambut selama 10 menit, Kris menyerah. Ia mengantungi ponselnya dan menatap Owen. "Dia... bener-bener misterius, Wen."
Owen menepuk-nepuk bahu Kris ringan. "Tenang, selama di bukan setan, pasti gampang ngelacak dia."
Dengan pasrah, Kris menghela napas berat. "Hhhh... oke."
***
Kris memantul-mantulkan bola dengan ringan. Teman-temannya sedang pergi ke kantin, sementara dia merasa perutnya masih penuh.
Setelah dribbling 6 kali, Kris mulai berlari maju ke ring dan melakukannya.
Dunk.
TRANG! Kris menjebloskan bola ke dalam ring yang cukup tinggi tersebut.
Kris mendarat di lapangan dengan bangga. Napasnya terengah-engah karena lompatannya, namun hatinya merasa puas.
"Sedikit lagi, maka dunk gue akan sempurna." Kris menyeka keringat di dagunya dan berjalan menuju bench untuk mengambil minumannya. Namun... "kok minuman gue gak ada?"
Kris mengorek-orek tasnya untuk mencari keberadaan botol minumannya. Kayaknya tadi gue taruh di sini! Kris masih mencari.
Tiba-tiba, Kris merasakan punggungnya disentuh dengan sesuatu yang dingin. Kris menoleh ke arah kanan, dan mendapati seseorang ada di belakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Notification [5/5]
RomanceKris menghadapi sebuah keanehan. Dalam kehidupannya yang datar dan biasa saja, sebuah notifikasi LINE hadir mengusik hidupnya. "Gue Letisha," kata perempuan dalam chat itu. Dan Kris terus mempertanyakan maksud Tuhan dalam kehadiran perempuan berisik...