2. Sosok

542 57 3
                                    

Siapa perempuan ini sebenarnya, hah? Kris menatap layar ponselnya dengan kesal. Rasa penasaran sepertinya telah menelannya bulat-bulat.

Le Tisha - 06.30

Morning, Kris! Udah di sekolah? Semangat, ya! Jangan lupa, hari ini jam 3 latihan! Go, go, go the ace of SMA Karya Bangsa, Kristandi Alvion!

Posisinya sebagai kartu as tim basket SMA Karya Bangsa memang bukan lagi rahasia. Kris adalah three point shooter yang handal. Selain three point, layup Kris juga akurat dan apik. Kini dia sedang berlatih dunk dan sudah mulai mahir. Kris yang dingin itu pun cukup gesit untuk melepaskan diri dari tempelan musuh setiap pertandingan.

Tapi...

Le Tisha - 06.30

Semangat yah, calon kapten SMA Karya Bangsa!

Dari mana dia tahu soal... Kris mendengus sebal. Cewek itu bahkan tahu soal kepindahan Huda sang kapten, yang jabatannya akan diberikan padanya.

Kris A - 08.34

Makasih. Tapi, dari mana lo tau smua itu? All the basketball things...

Le Tisha - 09.11

Sebebeb, Kris :D gue tau karena... well, let's just said that... gue selalu merhatiin lo

Kris A - 09.12

Sebebeb?

Le Tisha - 09.45

Maksudnya sbb :D #lol

Kris A - 09.45

Oh.

Buat apa lo merhatiin gue?

Kris menunggu jawaban dari Letisha. Cukup lama, sampai Kris mati penasaran.

"Sejak kapan seorang Kristandi Alvion kelamaan merhatiin HP? Udah punya cewek nih, sekarang?"

Kris mencibir pada Owen, teman sebangkunya yang baru kembali dari perpustakaan.

"Lo sibuk apaan sih?" Owen maju dengan cepat, mencoba untuk merebut ponsel Kris. Sayang, respon shooting guard andalan ini lebih cepat dan dia keburu mengelak.

"Nanti gue cerita." Penekanan nada itu cukup untuk membuat Owen mati kutu dan duduk anteng di sebelah Kris tanpa protes lebih jauh.

Kris kembali fokus pada layar ponselnya. Balasan yang ditunggunya belum juga tiba.

Kris begitu membenci perasaan ini. Perasaan menunggu, mati penasaran dan kemudian diledakkan oleh jawaban... atau malah dipatahkan semangatnya oleh jawaban. Itulah sebabnya Kris kurang menyukai novel dan film.

"Nanti itu bisa berarti sekarang ga, bro? Gue mati penasaran. Udah satu jam, nih!" protes Owen.

Kris menghela napas panjang. "Oke, jadi lo bener mau tahu kenapa gue yang kaku dingin membosankan dan ga punya kehidupan ini terpaku pada layar ponsel?"

Owen mengangguk cepat dan polos, seperti anak anjing diumpan bola.

Kris mengacak-acak rambutnya. "Ini tentang cewek, yang baru-baru ini... nge-LINE gue."

Cerita Kris pun bergulir. Didominasi omelan dan gerutuan karena ceritanya sendiri belum terlalu panjang, mengingat Letisha baru mengontak Kris malam kemarin.

Seusai Kris bercerita, Owen memegang dagu dan mengangguk-angguk. "Hmmm... sudah kuduga."

"Hah?! Lo tahu siapa Letisha?!" Kris melonjak dan menodong Owen.

Cowok itu, diluar dugaan, malah terkekeh. "Haduh, bukan, bukan! Gue cuman niruin meme yang lagi ngetren itu!" Owen menggaruk pipinya dengan jari telunjuk. "Tapi, menurut gue lo beruntung karena dideketin cewek duluan!"

"Itu ga penting. Gue ga peduli sama pacar-berpacar. Gue cuma penasaran kenapa dia tahu semua tentang basket gue. Itu aja."

Owen mengangkat bahu, tak memberi jalan keluar sama sekali. "Entah. Mungkin dia fans berat lo?"

"Ah udahlah." Kris mencibir. "Emang ga akan dapet jalan keluar kalo ngobrol sama elo."

***

Le Tisha - 15.05

Semangat latihannya! Jangan lupa minum yang banyak. Kalau lo sukses, sekolah kita juga yang dibuat bangga!

Kris berdecak kesal dan menghempaskan tasnya ke lantai ruang loker. Cewek ini bahkan tak membalas pertanyaannya tadi pagi.

Kris A - 15.06

Thanks. Tp lo bahkan blm bls line gue yg td pagi.

Le Tisha - 15.06

Yg mana? Lo nanya? Kok gaada?

Kris A - 15.07

Nanya.

Le Tisha - 15.07

ASTAGANAGABONARACUNDUNIAAAA... SO SORRY KRIS! ADA TMN GUE YG APUS HISTORY KITA. ALL OF IT! GONE! HUHUHUHU :'(

Le Tisha - 15.08

Keseeeel :( :( :(

Kris A - 15.08

Calm the hell down. Itu cuma history.

Kris mengernyit melihat hujan caps lock di layarnya saat ini. Cewek rempong, batinnya. Hanya karena history, dia bisa heboh sampai seperti itu.

Le Tisha - 15.09

*sticker syahrini menggeliat sambil cemberut*

Kris A - 15.09

Dahell. Knp harus syahrini?

Le Tisha - 15.09

ITU HISTORY SAMA ELO KRIS :( :( BUKAN CUMA HISTORY!

Kris A - 15.10

Let the history become a history. Guenya belom mati kok, masih ada dan masih bs dichat.

Le Tisha - 15.10

Kalimat lo itu... apa berarti lo mau gue chat lagi setiap hari? ;)

Kris A - 15.11

Hell no. Setiap hari? Buat apa?

Le Tisha - 15.11

Buat jadi temen lo :D

Kris A - 15.12

Gue g bs temenan sm org yg gue ga tahu sosoknya.

Pancingan sudah dilempar. Kini Kris tinggal menunggu balasan dari perempuan yang mulai membuatnya geregetan itu.

Namun, sampai coach Ridho menghardiknya untuk berhenti terpaku pada ponsel dan bergabung dalam pemanasan, balasan yang ditunggunya belum juga tiba.

***

"Sha, ayo balik. Kenapa masih di sini?"

Perempuan itu mengangguk ringan dan memperhatikan sosok itu dari jauh. Chat darinya baru saja tiba. Tapi sayang, belum bisa dijawabnya.

"Ayo, Sha! Mau jadi monumen sekolahan?"

"Sabar, Ki!"

Untuk terakhir kali sebelum berjalan menuju gerbang, ia memperhatikan sosok itu melakukan peregangan terakhirnya.

Masih pengen stay dan liat lo three point seperti biasanya, tapi...

"Coach Ridho, saya izin pulang duluan, ya?"

Coach Ridho mengangguk. "Besok bantu coach urusin persiapan turnamen, ya?"

"Siap coach."

Notification [5/5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang