Sastra 1

10 4 1
                                    

Johan Sastra Winata Gordon, pemuda yang mempunyai tinggi di atas rata rata, paras yang menawan mampu membuat para kaum hawa jatuh cinta pada pandangan pertama, sikap yang bisa dibilang seperti kutub Utara itu, dapat membuat seseorang yang baru mengenalnya mundur.

Johan adalah putra tunggal dari pasangan pasturi johnathan Joseph Gordon-Levitt dan felizza putri Gordon. Johan tumbuh dewasa dengan pendidikan yang sangat fantastis, otak kecilnya itu mampu menandingi para ilmuan-ilmuan dunia.

Namun, Johan bukanlah anak yang seperti kebanyakan anak di bumi, Johan memiliki kebiasaan buruk sejak ia berumur 5 tahun.

Johan memiliki ketertarikan pada tubuh hewan, saat umurnya 5 tahun Johan sudah mahir menggunakan pisau, ya. Meskipun tidak se mahir chef pada umumnya.

Saat itu, ayahnya mem pergoki  Johan sedang membedah perut burung di halaman rumahnya, di saat itulah ia menyadari bahwa anaknya memiliki ketertarikan pada bidang pembedahan.

Namun , ketika ia menanyakan hal itu, jawaban Johan sangat diluar dugaannya. Anaknya menjawab sungguh di luar akal pikiran pada manusia.

"Son, apa yang kamu lakukan pada perut hewan itu?" Tanya johnathan penasaran.

"Ah ayah, aku sedang bermain di sini, aku sangat penasaran bagaimana burung bisa menelan biji yang lumayan besar ini" jawab Johan dengan menunjuk biji-bijian.

"Son, ayah pernah mengatakan, burung memiliki mulut yang panjang, itu bisa untuk memakan dan dia punya tenggorokan untuk menelannya Johan." Jawab johnathan dengan lembut.

"Ayah, aku tau burung memiliki itu, tapi aku sangat penasaran bagaimana dia mencerna semua biji-bijian ini, ini sangat besar ketimbang mulutnya, ayah." Jawab Johan polos.

"Hei, namun kamu tidak perlu membedah perutnya son, kamu bisa menanyakan pada dokter hewan atau semacamnya." Jawab johnathan memberi saran.

"Tidak ayah, aku ingin mencari tahu sendiri. Aku harap ayah mengerti apa yang aku katakan, suatu saat aku juga akan membedah perut manusia, apa saja yang bisa manusia telan, apakah mereka akan menelan perkataan ataupun menelan kenyataan pahit dalam hidupnya. Ayah, aku tau ayah tidak akan menyukai ini, maka dari itu aku tidak akan menjelaskan lebih lanjut lagi" jawab Johan panjang lebar, membuat sang ayah tidak habis fikir. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa seorang bocah umur 5 tahun bisa menjelaskan hal itu?..

Masih teringat jelas di pikiran Johnathan saat itu,
Saat pertama kali menanyakan hal itu pada putra semata wayangnya.

Sungguh, dia tidak berfikir sejauh ini untuk anaknya itu, ia merasa menjadi ayah yang gagal mendidik putra tunggal nya itu.

..
..
..
..
.................
11 tahun kemudian
................

saat ini, Johan duduk di bangku SMA Cahaya pelita kota Bandung. Dia tidak tinggal bersama keluarganya, di Bandung ia mempunyai rumah yang di huni oleh dia, dan para maid.

Johan tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan, namun ia memiliki sifat yang ambisius juga keras.

Alur di percepat ya..

Pagi itu, Johan melakukan kegiatan seperti biasa. Bangun pagi, mandi, dan sarapan.

Bagi Johan kehidupan yang ia jalani adalah kehidupan yang monoton, seperti itu itu saja, semua hal yang ia lakukan, ia merasa itu hal yang biasa dan tidak ada yang sepesial.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 itu artinya Johan harus berangkat ke sekolah.

Suara deru mesin motor Kawasaki Z250 black, mampu membuat atensi beberapa siswa/i memperhatikan motor tersebut.

Saat Johan membuka helm full face nya, pekikan pekikan terdengar sangat jelas untuk telinga Johan, ia menanggapi pekikan pekikan itu dengan wajah tanpa ekspresi nya, yea dia biasa seperti itu.

Selesai dari parkiran Johan memutuskan untuk langsung menetap di kelasnya. Ia bersyukur, kelas yang ia tempati tidak ramai dan tidak berisik, semua murid nya diam bak tak mempunyai suara.

"Baik anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Jihan silahkan masuk nak." Ucap Bu Desy. Guru matematika juga wali kelas mereka.

Seorang gadis cantik, dengan rambut panjang berwarna hitam agak cokelat, dan headphone yang bertengger di leher nya, serta aura yang mampu memikat laki laki yang memandangnya.

"Hai, kenalin gue Jihan Fahira. Gue pindahan dari SMA putra cahya. Salam kenal, semoga bisa berteman baik" ucap Jihan sebagai perkenalan awal.

Semua siswa memandang Jihan dari atas sampai bawah, menganggap gadis itu sangat cantik bak dewi.

"Baik, Jihan silahkan duduk dekat dengan johan. Johan angkat tangan kamu" suruh Bu Desy.

Johan mengangkat tangan dengan sedikit malas, ia akan menebak, gadis yang bernama Jihan akan menganggu ketenangan nya.

"Baik Bu, saya izin duduk" izin Jihan dengan senyum manisnya.

"Baik silahkan." Ucap Bu desy.

"Hai, kenalin gue Jihan, salam kenal, semoga kita bisa menjadi teman ya!" Ucap Jihan antusias, setelah sampai di bangkunya.

Johan hanya melirik sekilas, lalu matanya fokus kembali ke depan.

"Sombong banget sih" ucap Jihan dalam hati.

Kringgg
Kringgg

Bel istirahat sudah berbunyi, itu artinya mereka sudah istirahat, dan jam pertama yang memuakkan itu sudah selesai.

"Nama Lo Johan ya?" Tanya Jihan sembari membereskan buku bukunya.

"Hm" jawab Johan berdeham.

"Gue Jihan, btw nama kita hampir sama" ucap Jihan yang baru menyadarinya.

"Saya tidak bertanya." Ucap johan beranjak pergi dari kelas. Jihan tidak tinggal diam, dia mengikuti Johan hingga ke perpustakaan.

"Ngapain?" tanya johan to the point.

"Gapapa, gue cuman pengen ngikut lo doang, penasaran gue sama lo. " jawab jihan jujur.

Johan hanya melirik jihan tak suka, di kamusnya tidak ada kata "penasaran bagi orang lain". Selama ini johan hidup seperti semut, berjalan semaunya.

" jawab dong, gue cuman denger suara lo 2 kali doang" ucap jihan yang sedikit jengkel, akibat di diemin dari tadi.

"Ga penting" jawab johan acuh, dia sebenarnya malas sekali untuk meladeni jihan yang tak peka ini.

"Ck! Lo bisanya gitu doang, gue juga bisa. Tapi sayang, rasa penasaran gue sama lo itu lebih gede daripada rasa malu gue." jawab jihan yang sangat jujur.

𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘱𝘰𝘷 : 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘮𝘱𝘢𝘶 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘣𝘫𝘪𝘳.

-sampai sini dulu yaa..
-JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK SAY!!

Joji-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang