sastra 3

4 1 0
                                    

HAI GUYS!!!. APA KABAR NIECHH??? WKWK.
DI BAB SEBELUMNYA MASIH BANYAK TYPONYA WKWK, SAYA HARAP KALIAN BISA MEMAHAMINYA SENGGG.

DI BAB SEBELUMNYA JUGA MASIH KURANG PERBAIKAN KATA. SO DI BAB - BAB SELANJUTNYA KASIH TANDA KALAU TYPO YA SENGGG.

~sastra.

Ke esokan paginya..

Seperti kebiasaan Johan sebelumnya, dia akan bangun di jam 4 pagi, kemudian mandi, bersiap sekolah, lalu sarapan dan berangkat.

Berbeda sedikit dengan hari sebelumnya, setelah Johan menciptakan maha karyanya itu, dia sedikit senang.

Menyambut pagi hari yang sangat segar juga membahagiakan dirinya itu. Entahlah, memang Johan itu aneh.

Setelah selesai bersiap, Johan langsung berangkat ke sekolah seperti biasa, berbeda sedikit karena ada gangguan dari Jihan.

"Woy! Pagi Jo" sapa Jihan dengan senyum yang mengembang sempurna.

"Hm" Johan menjawab dengan berdeham, tanpa menoleh ke Jihan.

"Kalau orang nyapa itu di balas, ini malah ham Hem ham Hem gitu" protes Jihan.

"ya, pagi" jawab Johan tanpa mau mengalihkan fokusnya pada buku.

"Ck! Sama aja, tapi gapapa setidaknya di balas sapaan" ucap Jihan senang.

Saat mereka memasuki kelas,mereka langsung di sambut tatapan bingung oleh kawan' mereka. Bagaimana tidak? Seorang Johan yang tertutup dan tidak terlalu suka berinteraksi ataupun bersosialisasi bisa berangkat bersama gadis seperti Jihan.

"Heh, itu si Johan kok mau maunya si berangkat sama cewe modelan kek Jihan, mending bareng gue aja" cloteh salah satu siswi.

"Sadar diri bego Jihan cakep kek gitu ya cocoklah sama Johan"

"Iya deh, si paling cakep." Ucap siswi itu kembali.

Jihan yang mendengarnya pun hanya diam, ia malas jika meladeni ucapan bodoh itu, tidak ada gunanya juga.

Jam pelajaran sudah di mulai sejak 1 jam yang lalu, nampaknya guru tidak ada niatan untuk beristirahat.

Kring..kring..kringg..

Akhirnya, bel yang di tunggu tunggu berdering juga, semua murid langsung berteriak horee, namun tidak dengan kelas Johan.

"Baiklah anak-anak, saya akhiri materi hari ini, saya harap apa yang saya sampaikan berguna untuk kalian, selamat beristirahat anak-anak." Ucap Bu Devi, guru bahasa.

"Iyaaa Bu siapp" ucap Selvi dengan antusias, percayalah itu hanyalah kebohongan semata, haha.

"Jo, kantin yok leh" ajak Jihan sambil merapikan buku bukunya.

"Malas, kamu saja sendiri" ucap johan acuh.

"Lo mah gitu Jo, gapernah nginjekin kaki di kantin" ucap Jihan berkomentar.

"Terserah saya, lagian bukan urusan kamu juga kan?" Tanya balik Johan.

"Iya sih, ya tapi kan sesekali boleh dong ke kantin, bareng gue gitu" jawab Jihan dengan pedenya.

"Saya tidak tertarik" jawab Johan lalu pergi meninggalkan kelas.

Seperti kebiasaan Johan, saat ini Johan berada di perpustakaan tentunya, bersama Jihan. Karena gadis itu selalu mengikuti kemanapun Johan pergi.

"Bisa tidak, kamu berhenti mengikuti saya?" Tanya Johan masih menggunakan kosakata yang itu itu saja.

"Ga bisa" jawab Jihan sambil memilih buku yang akan ia baca.

"Sepertinya, kamu sangat penasaran dengan saya ya?" Tanya Johan lagi.

"Nah itu tau" jawab Jihan seadanya.

"Apa yang ingin kamu ketahui dari saya?, Saya akan memberitahukan kepada kamu." Jawab Johan.

"HAH?!" kaget Jihan, suaranya yang bisa di bilang seperti tikus kejepit itu, mampu mengundang atensi semua orang yang ada di perpustakaan.

"Diam lah, jangan berisik." Jawab Johan mengingatkan.

"Ya habisnya Lo bikin gue kaget, mana ada seorang Johan yang di kenal tertutup itu, mampu memberi tahu ke gue semua yang gue tanyakan, aneh aneh aja Lo Jo." Jawab Jihan, dan pergi mencari tempat duduk.

"Saya serius, Jihan." Jawab Johan.

Jihan sendiri merasa bingung, bukan apa apa, ini kali pertama johan memanggil namanya, juga rasanya aneh sekali, ketika Johan mau memberitahukan semua yang ia tanyakan.

"Ck! Lo aneh Jo, ga kaya biasanya, kapan-kapan aja deh gue tanya" jawab Jihan sambil duduk.

"Baiklah, jika saya sedang berbaik hati, maka saya akan memberitahukan kepada kamu." Jawab Johan, lalu matanya kembali fokus kepada buku yang ia baca.

Tidak ada percakapan apapun antara Johan dan Jihan, mereka sama-sama sibuk dengan buku mereka masing masing.

"Udah bel nih, Lo mau balik kelas atau netep di sini?" Tanya Jihan, namun tak ada respon dari sang empu.

"Kalau Lo masih mau disini, nanti biar gue izinin" cloteh Jihan lagi, tetap saja seperti pertama, Johan tidak merespon.

"Ck, kalau ada orang tanya di jawab, bukan malah di abaikan." Omong Jihan lagi, namun sama sekali tidak ada jawaban.

Karena kesal, akhirnya Jihan menoleh ke Johan, ia sedikit terkejut, mengapa?.

Karena, posisi Johan saat ini dia sedang tidur sambil melipat tangan, dan kepalanya di letakkan di tangannya itu.

Posisi kepala Johan yang tidur menghadap ke Jihan, itu mampu membuat Jihan sedikit salting, entahlah mungkin sejak awal Jihan sangat penasaran dengan sosok Johan ini.

"Lo kalau tidur gini, makin cakep aja si Jo, gue kan jadi salting gini" ucap Jihan tanpa sadar.

"Hehehe, Lo lucu Jo, ga inget sama gue, sedangkan gue selalu inget sama lo" ucap Jihan, kemudian beranjak pergi dari perpustakaan.

Satu hal yang tidak di ketahui oleh Jihan, bahwasanya Johan sedari tadi sudah bangun, sejak Jihan bertanya.

"Saya mengingat kamu Jihan, namun saya memilih untuk diam, supaya kamu tidak kecewa dengan perubahan saya" ucap Johan, kemudian pergi dari perpustakaan.

.
.
.
.
HAI ZEYENKK
HEHEHE, KEPO YA SAMA KELANJUTANYA?
NGGAK SIH, TAPI ITS OKEH, SAYA AKAN TETAP MELANJUTKAN CERITA INI, MWHEHEHEH.

OH YA SORRY SEKALI, SAYA TIDAK BISA UP UNTUK BEBERAPA HARI INI, DAN MINGGU MINGGU KEMARIN, KARENA APA?

KARENA SAYA SIBUK, DAN LAGI BANYAK ULANGAN, BIASALAH BUAT NGELENGKAPIN NILAI.

part ini saya end in, bentar nanti saya lanjut lagi oge, semoga terhibur sengg.

Janlup, tinggalin jejak hehe ^_^

Joji-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang