TRAUMA

204 15 0
                                    

Semua seperti di Hempaskan dengan cepat, di hempaskan pada kaca yang mulai pecah .
Pecahan kaca yang yang menusuk jiwanya
merangsak masuk kedalam jiwa yang perlahan mulai hancur karenanya.

Setiap yang bernyawa pasti akan kembali pada sang pencipta. Tapi kenapa secepat ini Tuhan mengambil alasannya untuk hidup.
Yonggi melihat butiran obat di tangannya merematnya , menelannya dengan rakusnya akan harap bisa melupakan kenangan buruk.
Tapi semakin Yonggi memikirkan itu semakin pula membuat sesak di dadanya seperti di remat lalu dicabik.
"Ternyata semua hanya sia-sia tanpa ada kau Soo Ri"
Yonggi memeluk bingkai foto sang istri.

Banyak yang iri atas keberhasilan pria Min yang satu ini. Menjadi produser musik di usia muda yang sukses. Musik yang di buat Yonggi terkenal di setiap kalangan terutama kalangan anak muda. Dalam liriknya terdapat sebuah kesakitan lalu penyembuhan yang membuat orang ingin terus menjalani hidup.

Tapi apakah lagu yang Yonggi buat bisa menolongnya dalam kesakitan yang tak terlihat ini . Bisakah menarik dia kepermukaan agar bisa menjalani hidupnya lagi. Membawa semua rasa sakit dalam alunan lagu hanya menambah kesakitan yang Yonggi rasakan . Mungkin setelah ini ia tak akan lagi bisa menikmati alunan lagu.

Moon Soo Ri wanita yang meninggalkan Yonggi untuk selamanya. Wanita yang telah menemani biduk Rumah tangga Yonggi selama 5 tahun lamanya. Mengisi hari hari Yonggi keanggunannya , keberaniannya dan kesabaranya Yonggi tak mungkin lupa apalagi senyuman yang selalu terpatri di wajah cantiknya. Semua hanya tinggal ilusi belaka bahkan saat semua kenangan indah terlintas adegan yang merenggut nyawa sang istri dan anaknya terlintas bagaikan kaset yang terus di ulang.

Tok.. tokk
tok..tokk

Ketukan di pintu kamar menyadarkannya dari lamunan yang menyakitkan . Yonggi melihat Sahabatnya Kim Namjoon masuk ke kamar yang seperti kapal pecah ini.
"Yoon sampai kapan kau akan bersembunyi dari semua ini ?" ucap pria jangkung itu
"Cuti kerja mu sudah akan habis yoon , jika dirimu masih seperti ini kau akan menjadi cangkang tak bernyawa sebentar lagi. Aku bicara seperti ini sebagai Sahabat mu bukan sebagai bos mu yoon " 

Kim Namjoon sahabat sekaligus pemilik agensi yang menaungi yonggi . Sudah hampir 7 bulan Yonggi seperti ini memang tak mudah tapi hidup harus tetap di jalani .

"Lusa aku akan mulai kembali ke agensi joon.
terpuruk dalam kesedihan memang tak bagus ya kan " Ucap Yonggi datar tanpa melihat Namjoon . Ia kembali bekerja semata-mata karna teringat saran dari dokternya . menyibukkan diri mungkin bisa meredakan Trauma dan Depresi.

  Yoongi melihat foto sang anak Foto yang di ambil saat Riyoon berumur 3 bulan anak yang begitu menggemaskan walaupun tidak ada ikatan darah denganya hanya ikatan status dalam kata Ayah dan anak tanpa ada ikatan darah. Alasan Yonggi menikahi Moon Soo Ri karena kasihan alasan menikah karena kasihan memang selalu berujung menyakitkan
entah berpisah karena perceraian atau kematian tragis ini.

Yonggi menikahi sahabatnya Moon Soo Ri karena kasihan dan sang istri mengetahui ini.
Pemerkosaan yang terjadi kepada Soo Ri membuat Yonggi ingin melindunginya hingga iya tahu bahwa sang sahabat telah mengandung anak dari sang pemerkosa.
Menikahi Soo Ri membiayai semua kehidupannya. Ingat selama 5 tahun Yonggi menjalin Rumah tangga bersama  Soo Ri tak pernah sekalipun Yonggi menyentuh sang wanita. Karena hasrat seksualnya yang menyimpang.

Mengikhlaskan memang perlu waktu Yonggi hanya belum terbiasa dengan ketidak hadiran sang istri dan anaknya. Tapi, bukan berarti harus bersedih selamanya. Pria Min itu kembali bekerja ke agensi Kim Namjoon menyibukan diri agar mengisi kekosongan yang ada pada hidupnya . Walaupun nyeri pada dada sering kali tetap ia rasakan tapi itu bukan berasal dari penyakit jantung.
Di sebabkan karena Trauma dan Depresi atas kehilangan orang yang mengisi hari harinya .


"merangkul tubuh yang hampir kehilangan diri sendiri, peluk lebih erat lagi sembari merangkum semua denyutan luka, kecewa dan gelisah itu. Paling tidak, Tuan Min lebih mengerti diri sendiri dan yang tentu berhak bahagia, bukan.!"
Kata yang keluar dari mulut Dr. Hoseok pada Yonggi . kunjungan kedua ini Yonggi lebih banyak bicara menceritakan bahwa dia sudah mulai menyibukkan diri tapi rasa kesepian terus ada selalu kosong bahkan rasa sakit itu masih ada .

"Tuan Min ?"
Hoseok menyadarkan Yonggi yang melamun .
"Ya , Ahh maaf . Bagaimana saya mengatasi kekosongan ini bahkan kesibukan yang kujalani rasanya percuma" ucap Yonggi lirih
"Kau hanya butuh seseorang atau bisa juga memiliki peliharaan jika kau ingin Tuan"
Kata Hoseok ceria .
"Ya mungkin memiliki Anjing atau kucing bisa sedikit mengatasi kekosongan ini.
Maaf jika saya lancang apakah Dokter Jung bisa menemani saya ke Peth shop?"
"Itupun jika anda tidak keberatan"

Hoseok tersenyum saran yang diberikan selalu ditanggapi.
"Jadwalku kosong hanya di hari Sabtu . Saya hanya bisa menemani pada hari itu Tuan bagaimana?" Hoseok menatap Yonggi .
Kenapa jadi dia yang seperti menunggu jawaban.
"Kebetulan jadwal ku hari itu senggang"
jawab Yonggi sedikit antusias. Ia pikir dokter di hadapannya akan menolak ajakannya.

Terkadang Tuhan mendatang kan seseorang dalam hidup ini sebagai Pengalaman hidup.
Bukan untuk teman Hidup.
Semua pasien Yang Hoseok tanganni semua memiliki ceritanya masing-masing tapi semua pasiennya merasakan rasa kepedihan yang  menimbulkan rasa sakit yang tak terlihat.

Banyak orang yang menyembunyikan rasa sedihnya, karena tidak semua orang tahu dan peduli akan bebanmu.
Orang orang tak akan pernah tahu sesakit apa untuk bisa bertahan sampai saat ini , sekuat apa untuk Hoseok berusaha untuk terlihat
baik-baik saja di depan semua orang.

Hoseok juga sangat membutuhkan tempat cerita dan pendengar yang baik, Hoseok membutuhkan obat yang dapat menghentikan tangisnya setiap malam. Setiap hari Hoseok berusaha selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti hidupnya akan jauh lebih baik. Setiap hari Hoseok berharap ada seseorang yang bisa memberikan pundaknya untuk Hoseok bersandar dan membiarkan Hoseok menangis sekencang mungkin.
Hoseok hanya ingin dipelukan seseorang yang Hoseok anggap sebagai Rumah.

Tapi kemana Hoseok harus pergi jika orang yang dianggap rumah ternyata menghancurkannya . Bahkan saat tidurpun selalu terganggu oleh Trauma yang berujung tangis setiap malam.

"Tolong, seandainya aku bisa melihatmu sekali lagi Aku rela kehilangan segalanya.
Kuharap aku bisa bertemu denganmu dalam mimpi dan bersamamu seperti dulu lagi."

Mungkin part ini lebih banyak menceritakan kesedihan .
jujur athor ga pinter bikin dialog percakapan karena mungkin ini bisa disebut Gaya mungkin 🤭🤭😅 .

-jey

vote and komen

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang