BUNGA SAKURA

143 15 0
                                    

Hatinya belum siap untuk menerima orang lain. Hatinya berantakan tidak ada tempat bahkan hanya untuk singgah sebentar untuk orang lain. Hoseok menutup pintu hatinya membuang kuncinya pada lautan kekecewaan. Hoseok tau Yonggi menginginkannya berada disisinya, Hoseok hanya belum siap, dan takut hanya dijadikan sebagai pemeran pengganti saat pemeran utama tidak ada .

Yonggi hanya percaya pada Hoseok dan orang yang mendengar semua ceritanya hanya Hoseok. Orang yang mengerti akan dirinya hanya Hoseok . Tapi Yonggi tidak sadar bahwa Hoseok hanya bersikap profesional saja. Yonggi keluar dari mobilnya lalu dengan terburu-buru menghampiri Hoseok yang sedang menunggu lift. Memeluk Hoseok dari belakang.

"Hoseok , sebanyak apapun kau menolak ku sebanyak itu pula rasa peduliku padamu . Tapi Ku mohon jangan tolak permintaan yang satu ini"

"Apa permintaanmu Hyung ?"

Hoseok membiarkan Yonggi memeluknya , Hoseok juga butuh pelukan saat akan berpisah.

"Biarkan aku memasak makan malam untuk mu setiap hari. kau bisa berkunjung kerumah atau aku juga tidak keberatan jika harus mengantarnya kepada mu Hoseok"

Hoseok merasa senang dia tidak perlu makan Ramen instan lagi. Tapi disisi lain tidak ingin merepotkan Yonggi.

"Ugh, Aku tidak ingin merepotkan mu Hyung. Begini saja kau boleh memasak makanan untukku jika Hyung sedang tidak sibuk, bagaimana?"

Hoseok melepaskan pelukan Yonggi dan kekosongan menghampiri Yonggi.

"Tidak, aku akan memasak untukmu setiap hari tidak ada penolakan Jung Hoseok"

Hoseok meremang saat Yonggi memangilnya lengkap dengan marganya.

TING

Hoseok dengan cepat masuk ke dalam lift meninggalkan Yonggi .

"Sampai bertemu lagi Hyung "

Pintu lift tertutup Yonggi tidak melepaskan pandangannya pada lift itu.

"Bodoh kenapa aku tidak mengantar Hoseok sampai depan pintu Apartemennya saja. Aku memang lambat "

Monolog Yonggi merutuki dirinya yang memang kurang peka.





Hoseok membuka pintu Apartemen lampu menyala otomatis saat Hoseok masuk. Tapi pendengarannya menangkap suara langkah sepatu menuju dirinya semakin dekat.

"Jung Hoseok lama tidak bertemu"

Tubuh Hoseok menegang bahkan hanya untuk menelan ludahnya saja terasa sulit saat melihat laki-laki yang sudah membuatnya jadi seperti ini .
Jungkook mendekati Hoseok dengan Arogan ,tapi sorot matanya yang menggambarkan kesedihan.
Hoseok berjalan mundur hingga menabrak pintu Apartemennya yang sialnya telah dikunci olehnya tadi.


Saat saling berhadapan Jungkook membelai pipi tirus Hoseok lalu menyatukan kening mereka, membiarkan Hidung mancung mereka bertabrakan.

"Maafkan aku Hoseok"

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Jungkook.Hoseok hanya terdiam menatap sayu mata Jungkook yang penuh dengan kesedihan dan penyesalan.
Hoseok Rindu tapi Hoseok benci pada orang yang sudah membuatnya mengalami depresi dan trauma selama bertahun-tahun.

Hoseok memeluk Jungkook memukul dada bidang Jungkook dengan tangan kecilnya tanpa melepaskan pelukannya. Jungkook membiarkan Hoseok melakukannya. Hoseok menangis dalam pelukan Jungkook.

"Kenapa kau memperlakukanku seperti seorang jalang , seperti seorang pelacur, sebagai budak seks mu. Kau tahu betapa hancurnya aku Brengsek"

Hoseok meluapkan emosinya disela tangisnya.

"kenapa rasa Cinta ku melebihi rasa benciku padamu .
Tolong buat aku membenci dirimu Brengsek"

Jungkook hanya bisa diam mendengar pengakuan Hoseok .

"Aku juga mencintaimu Hoseok , tapi rasa penyesalan ku mengalahkannya. Maafkan aku Tolong hukum aku agar aku bisa tenang untuk mencintaimu"

Jungkook terisak, dirinya tak pantas untuk mengatakan cinta pada Hoseok.

Hujan masih air, dan perasaan mereka masih mengalir.
Katanya cinta tak bisa memilih. Tapi mengapa kita selalu disalahkan ketika mencintai yang tak semestinya.
Apa Tuhan salah menempatkan rasa?

Hoseok harusnya menyadarkan dirinya bahwa Jungkook datang hanya sebagai pembelajaran .
Sebenarnya untuk lupa tidak seorang pun yang bisa.
Realitanya berusaha tegar dan perlahan menerima.
Tapi untuk menerima masalalu hal yang sulit untuk dilakukan Hoseok .

Setelah pergulatan emosi Hoseok membawa Jungkook pada sebuah taman dekat Apartemennya disana ada pohon bunga sakura. Mereka duduk dibawah pohon itu.

"Pohon di belakang kita sekarang adalah makam anak kita "

Jungkook bingung apa yang dikatakan Hoseok .

"Apa maksudmu Hoseok "

Hoseok melihat Jungkook  raut wajahnya yang memperlihatkan sejuta pertanyaan.

"Seminggu sebelum kelulusan sekolah aku mengetahui bahwa diriku Hamil umurnya baru berusia 3 Minggu. Aku  berniat memberi tahu mu tapi disisi lain aku tidak ingin membuat kedua orang tua ku kecewa"

Jungkook terkejut rasa sakit menyerang hatinya .

"Kau mengaborsinya?"

Hoseok melihat Jungkook matanya berkaca-kaca.

"Kau tau betapa sulit untuk mengambil sebuah keputusan, bahkan nyawaku yang jadi taruhan, aku atau orang yang telah membesarkan ku. Dan Resikonya aku akan di hantui rasa bersalah seumur hidupku "

"Jika kau ingin sebuah hukuman dariku mungkin ini pantas untukmu. Bersyukurlah aku memberi tahu makam anak mu Jungkook "

Jungkook hanya bisa diam membisu masih mencerna kata-kata yang diucapkan Hoseok . Hoseok meninggalkan Jungkook di taman dengan rasa penyesalan. Setidaknya beban hati dan pikiran Hoseok sedikit berkurang walau rasa bersalah pada anaknya menyerang lagi. Hoseok terisak menuju Apartemennya dan menangisi kebodohannya karena mengaborsi buah hatinya yang tidak bersalah tapi itu lebih baik dari pada ketika lahir anaknya akan disalahkan.



Sebuah gumpalan darah yang tidak bersalah tumbuh menjadi bunga sakura yang cantik. Lebih baik tumbuh menjadi pohon yang melindungi orang dari panasnya matahari daripada hidup di dunia yang hanya membuat mu terluka.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mencintaimu adalah sakit hati yang ku sengaja.
Namun aku tak bisa terlepas darinya.
Semakin kupendam, semakin dalam.
Semakin kubuang , semakin sulit untuk dilupakan "




Pembaca harus menjiwai semua tulisan agar terasa sampai menyentil hati

🤭🤭🤭

Jey

Vote dan komen!!

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang