TRAUMA

142 12 1
                                    

Tak ada orang yang benar-benar untuk baik-baik saja . Setiap orang pernah benar-benar sendirian di depan cermin, hanya untuk berlatih tersenyum.

Hoseok seringkali bercermin melihat dalam dirinya sesuatu yang ingin keluar tanpa membuat orang lain khawatir atas masa lalunya. Bercermin topeng senyum mana lagi yang harus ia pakai untuk terlihat baik baik saja .

"Huimang akhir-akhir ini seperti ada yang janggal ,tapi mungkin itu hanya perasaanku saja ya kan"  Ucap Hoseok memberi makan Huimang.

Hoseok lelah menghadapi gejolak pikiran dan perasaannya. keluarganya tidak gagal mendidiknya, namun mereka gagal memahami isi hati dan perasaannya. Tidak ada anak yang berani melawan orang tuanya akan tetapi Hoseok tertekan oleh pikiran dan emosinya sendiri. Hoseok sadar dia hanya anak adopsi yang harus banyak bersyukur masih ada yang ingin merawat dan membesarkannya. Selalu menurut apa yang
orang tuanya ingin kan adalah bentuk bakti kepada mereka. Pikir Hoseok tidak boleh menceritakan masalahnya karena tidak ingin menambah beban orang tua angkatnya.



Ketika Hoseok pulang dari rumah sakit ada yang aneh pintu apartemennya tidak terkunci tapi seingat Hoseok dia menguncinya saat pergi bekerja tadi pagi.
Ketika masuk Hoseok was-was karena melihat semua dalam keadaan kacau dan ada darah yang berceceran menuju kamar mandi Hoseok mengikuti ceceran darah itu sampai ia terkejut peliharaannya
Huimang telah mati dengan yang hanya meninggalkan kepalanya saja juga terdapat sebuah foto laki laki yang sedang memegang pisau dan di sana tertancap tubuh Huimang . Di balik foto tersebut ada tulisan
"Aku telah kembali Mainanku"

Tiba-tiba nafas Hoseok tercekat tubuhnya terasa tersayat ribuan silet yang tidak terlihat. Rasa mual menghampiri bukan karena bau amis darah tapi karena rasa takut yang menghampiri. Hoseok dengan cepat pergi membasuh muka yang penuh dengan keringat.

"HAH... tidak ini hanya ilusi Hoseok kumohon"
Ucap Hoseok pada diri sendiri. Sayangnya ini bukan ilusi seperti yang di harapkan Hoseok kenyataan terlalu menamparnya. Hoseok buru buru membersihkan kekacauan yang orang itu buat.
mengabaikan air matanya yang berlomba-lomba untuk keluar, mengabaikan rasa sakit tubuhnya yang entah datang dari mana.

Setelah selesai membereskan kekacauan di apartemennya dengan lelahnya Hoseok pergi
ke kamar mandi duduk di dalam bathtub sementara air shower di biarkan mengguyur dirinya.

Hanya isak tangis yang bisa meredakan semuanya.
"Kenapa kau kembali brengsek"
Hoseok menyobek foto laki laki membiarkan robekan foto tersebut untuk terbawa air bathtub yang mulai penuh. Setelah satu jam Hoseok bergulat dengan semua emosi batinnya Hoseok keluar dari kamar mandi membiarkan tubuh telanjangnya tertepa angin malam . Hoseok seperti melayang, mungkin ini karena Hoseok terlalu lama berendam.

Tidur adalah satu satunya obat bagi Hoseok untuk menyembuhkan rasa sakitnya, meski Hoseok tau mimpi buruk akan menghampirinya tapi tak apa itu hanya mimpi bukan kenyataan seperti tadi sore.
Ya tidur adalah obatnya walau saat terbangun nanti kenyataan akan menamparnya sekali lagi.

Hoseok membungkus tubuh telanjangnya dengan selimut . Rasa sakit itu telah pergi dengan seiring Hoseok yang menuju alam mimpinya.

Hoseok tidak akan lupa kejadian kemarin semua adegan yang diperankan dia sendiri tersimpan rapi di memori otaknya. Hoseok berjalan terburu-buru sambil menunduk menuju ruangan prakteknya . tanpa sengaja menubruk seorang dokter yang sedang magang .

Brukk

Buku yang sedang di bawa oleh dokter magang tersebut berserakan. Hoseok dengan cepat membungkuk lalu meminta maaf dan membantu membereskan buku-bukunya.
"Ini buku mu , maaf aku sedang terburu-buru jadi tidak melihat mu "  Kata Hoseok sambil menyerahkan
buku yang di pegangnya .
"Ah tidak apa-apa aku juga kurang berhati-hati tadi"
Entah kenapa dokter magang itu seperti salah tingkah. Buku buku tersebut di letakkan pada meja yang ada disana . Belum sempat Hoseok akan pergi tangannya di hentikan oleh dokter magang tersebut, sampai Hoseok berbalik.
"Maaf apa ada yang lainnya lagi? " Tanya Hoseok menatap tidak suka pada dokter magang itu.
"Seperti nya kita pernah bertemu ya kan , di suatu tempat "
" Namaku Kim Taehyung dan nama mu?"
Taehyung melepaskan tangan Hoseok .
"Sepertinya ini pertama kalinya"
Hoseok dengan cepat pergi meninggalkan Taehyung yang menatapnya .
"Menarik" Seringai Taehyung .


Kali ketiga pertemuan Yonggi dan Hoseok untuk konsultasi. Setelah dua minggu semenjak Yonggi memelihara kucing yang di beri nama Holly terlihat dari raut wajahnya yang mulai cerah. lingkar hitam di matanya berangsur hilang menandakan bahwa
pria Min itu tidur dengan nyenyak.

"Sepertinya anda memeluk kucing itu saat tidur Tuan Yonggi"
"Holly yang selalu menemani ku tidur , kucing itu sangat manja padaku Dokter Jung " Senyum Yonggi tulus saat menceritakan Holly.
"Oh namanya Holly , artinya keberuntungan"
Hoseok menulis resep obat.
"Bagaimana dengan Hamster mu apa kau memberikannya nama juga?"
Tanya Yonggi penasaran nama apa yang di berikan Hoseok pada Hamster pemberian Yonggi . Hoseok berhenti menulis lalu menatap Yonggi .
"Namanya Huimang , tapi dia sudah tidak ada"
Hoseok lanjut menulis resep obat Yonggi .
"Apa Maksudmu Dokter Jung apa Hamster itu kabur dari mu?" Tanya Yonggi semakin penasaran.
Hoseok memberikan resep pada Yonggi .
"Saya menghapus obat tidur . karena anda sudah mulai membaik Tuan" Yonggi sadar bahwa saat ini Hoseok sedang mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana dengan Hamster mu?" Yonggi menatap Hoseok tajam.
"Hamsternya mati kemarin malam . Saya memang tidak pandai memelihara hewan. Maaf mungkin itu membuat anda kecewa. "
Bohong Hoseok pada Yonggi . Sudah menjadi kebiasaan Hoseok menutupi kenyataan yang sebenarnya dengan sebuah kebohongan. Yonggi gelagapan melihat Hoseok yang jadi murung karena pertanyaan bodohnya pikir Yonggi .
"Saya tidak bermaksud membuatmu sedih
Dokter jung , Maaf Saya hanya ingin tahu saja"
"tak apa, ini bisa terjadi pada setiap orang .
Saya baik baik saja Tuan Min tidak perlu meminta maaf" Kata Hoseok lembut .
"Sebentar lagi makan siang, sebagai permintaan maaf saya akan mentraktir anda bagaimana?"
"Tidak perlu Tuan , saya tidak bisa sembarangan memakan makanan luar. Saya juga membawa bekal dari rumah "
Sekali lagi Hoseok berbohong , tapi kebenaran bahwa Hoseok tidak bisa memakan sembarangan makanan . Yonggi tidak memaksa penolakan Hoseok tapi rasa kecewa menghampirinya. Yonggi keluar dari ruangan Hoseok setelah berpamitan .

Jam makan siang Hoseok pergi ke minimarket membeli Ramen dan kimbab yang berbentuk segitiga dan sekaleng Coca-Cola . saat ingin membayar Hoseok lupa membawa dompet nya .
"Ini biar saya yang bayar" seseorang memberikan beberapa lembar uang yang di terima oleh sang kasir.
Hoseok menoleh kebelakang lalu melihat bahwa Dokter magang yang di tabrak tadi pagi yang membayarnya.
"Terimakasih akan ku ganti uang mu "
Hoseok tertunduk malu.
"Tidak usah di ganti sebagai gantinya bagaimana jika kita makan bersama di sana" Taehyung menunjuk meja kosong di luar minimarket. Hoseok hanya mengangguk tanda setuju.





"Yang tersulit adalah menerima kenyataan bahwa orang yang sangat kita cintai adalah sumber dari luka yang paling menyakitkan di dalam hati kita"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang tersulit adalah menerima kenyataan bahwa orang yang sangat kita cintai adalah sumber dari luka yang paling menyakitkan
di dalam hati kita"

-Jey

Vote and komen!

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang