Part 1

0 0 0
                                    

Sebuah mobil berhenti di salah satu perusahaan besar milik keluarga Vernandes dengan nama WG group yang kini dipimpin oleh Direktur utama Exelio Arjuan Vernandes.

Kedatangannya di kantor langsung disambut oleh sekretaris  pribadinya Gisa Anastasia yang sudah dipercayai sejak lama.

Exel masuk dengan didampingi client dari perusahaan  yang hari ini akan menandatangani kontrak kerjasama.

"Selamat pagi tuan Exel!" sapa Gisa menyapa sembari mengikuti langkah Exel menuju ruangannya.

Kedatangan di kantor cukup membuat para karyawan kagum. Exel termasuk laki-laki idaman yang dimimpikan banyak karyawan terutama perempuan yang menaruh hati padanya--tapi sayang ia sudah memiliki istri.

Namun tak hayal pesona Exel selalu membuat karyawannya kagum. Mereka hanya bisa sekedar menyapa sambil tersenyum saat Exel lewat di depan mereka.

"Selamat pagi pak Exel!"
Exel hanya membalas sapaan mereka dengan senyuman. Yah, walau terkadang sikapnya ketus.

"Selamat pagi pak Exel!" sapaan demi sapaan selalu diterimanya, Exel tahu mereka memiliki maksud lain dari sapaan yang selalu dilontarkan setiap pagi.

Gisa yang berjalan beriringan dengan Exel nampak sibuk dengan berkas yang ada di tangannya sambil sesekali mengecek jadwal dari atasannya.

"Rapat akan diadakan 30 menit lagi pak Exel. Apa pak Exel memerlukan sesuatu?"

Exel mengecek jam yang bertengkar di tangan kanannya yang menunjuk pukul 09.00. "Tidak perlu Gisa."

Mereka lalu masuk ke dalam lift menuju ke lantai tempat kerja Exel tentunya.

Ting...

Lift berhenti tepat di lantai yang dituju. Exel melangkah menuju ke ruangannya. Tak hanya di bawah waktu ia masuk ke kantor tadi, disini pun beberapa karyawan menyapanya setiap kali berpapasan, dan Exel hanya membalas sapaan mereka dengan senyuman.

"Pak Exel ini jadwal bapak setelah rapat nanti. Ada pertemuan dengan client di restoran jam satu nanti... Dan nanti sore, pertemuan dengan salah satu direktur di perusahaan Axila Group," jelas Gisa sembari memilah berkas-berkas dan beberapa dokumen yang akan ditandatangi oleh Exel.

"Atur semua Gisa!"

"Baik pak Exel."

Suara ketokan terdengar dari luar, Albert masuk dengan sedikit tergesa-gesa.

"Selamat pagi Tuan!" sapa Albert.

"Ada apa Albert, kenapa kamu sangat panik hari ini. Apa terjadi sesuatu?" tanyanya.

"Begini Tuan, tadi ada telepon dari sekolah...."

"Anak itu berulah lagi?" potong Exel menebak.

"Tuan muda Avelo melakukan pengeroyokan dengan salah satu temannya, dan saat ini dia berada di ruang BK." jelas Albert.

"Lakukan seperti biasa, pergilah ke sekolah untuk menggantikan saya."

"Tapi Tuan... Alangkah lebih baik kalau tuan yang datang ke sekolah." sela Albert.

"Kamu tidak lihat saya sedang sibuk? Lakukan seperti biasa." perintah Exel.

Albert tertunduk dengan ucapan Exel.
"Baik tuan!"

Selepas kepergian Albert dari ruangannya, Exel menghela napas panjang sembari menyandarkan punggung di kursi meja kerjanya, sesekali ia memijat pelipisnya yang pusing memikirkan salah satu anaknya selalu berulah di sekolah.
"Anak itu..."

***

Dan kini kembali ke tempat dimana Exel berada, setelah perdebatan panjang dengan Guru BK tadi, Avelo hanya bisa menerima hukuman. Bukan berarti dia anak dari penyumbang dana terbesar di sekolahnya, Avelo dengan gampang lepas dari hukuman. Avelo tetap harus menjalankan hukuman lari keliling lapangan sekolah sebanyak 20 kali, dan ditambah ia harus membereskan buku-buku sepulang sekolah bersama anggota pengurus perpustakaan.

Avelo (sekuel You are Mine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang