"Kamu adalah hitam
di atas lembaran putih"-----------------------------------------------
Di panti asuhan Mentari
Keceriaan dari anak-anak tergambar jelas saat Aleania Arista, gadis berambut pendek dengan poni menutupi hampir seluruh dahinya, masuk ke dalam rumah itu. Suasana yang begitu hangat dengan beberapa anak yang tertawa riang. Sungguh pemandangan yang mungkin jarang ia temukan saat masih di rumah lamanya. Bandung.
"Alea!" panggil seorang laki-laki berkacamata bernama Faris yang tak lain adalah adik dari ibu kandungnya.
Aleania Arista, gadis 17 tahun berwajah oriental khas asia. Kulitnya putih dengan lesung di kedua pipi saat ia tersenyum.
"Om senang kamu bisa datang kesini. Anak-anak disini pasti juga akan senang dengan kedatangan kamu."
Ujar Om Faris mengulas senyuman.Om Faris adalah satu-satunya keluarga yang ia punya, setelah kematian mamanya 5 tahun yang lalu. Om Faris jugalah yang membiayai semua kebutuhan Alea saat di Bandung mulai dari sekolah dan juga biaya hidup selama tinggal di rumah lamanya.
"Disini, ada beberapa kamar. Di atas ada tiga kamar yang digunakan untuk lima anak. Ada kamar kosong yang mungkin bisa kamu tempati selama tinggal disini. Om juga sudah membersihkannya, jadi kamu tinggal memakainya." keduanya berjalan beriringan menuju ke setiap kamar dan berhenti tepat di salah satu kamar yang sepertinya kosong
Alea hanya membalas setiap ucapannya dengan senyuman. Tanpa suara. Sesekali ia menatap tempat itu, mungkin terlihat asing harus mulai membiasakan dengan kehidupan baru di Jakarta. Sekolah baru, teman baru, akan lebih sulit saat ia bersekolah nanti. Mungkin.
"Om yang mengurus panti ini sendirian?" tanya Alea akhirnya bersuara.
"Yah, begitulah. Bagi Om tempat ini adalah peninggalan dari istri Om sebelum meninggal."
"Oh ya, nanti Om akan kenalin kamu sama anak-anak sini satu persatu." Alea mengangguk setuju.
"Anggap saja ini rumah kamu sendiri. Dan jangan sungkan pada Om. Mama kamu sudah menitipkan kamu untuk Om rawat, jadi semoga kamu betah disini. Kalau perlu apa-apa kamu bisa minta sama Om."
"Terimakasih Om." hanya guratan senyum tipis yang terukir dari bibir gadis itu.
Alea mulai memasukkan koper yang ia bawa ke kamarnya. Nuansa kamar yang ditempati sangat ceria. Mungkin ini hasil dari tangan-tangan anak panti disini. Di dinding juga bergambar bunga matahari dan beberapa origami burung kertas yang menggantung.
Kamar yang ia tempati berhadapan langsung dengan halaman belakang dimana anak-anak saat ini tengah bermain bersama. Keceriaan mereka mengingatkan akan dirinya saat kecil. Sebelum ibunya meninggal.
...
"Kak Lea... Kita main yuk!" ajak seorang anak kecil berkuncir dua menariknya menuju ke ayunan di taman itu.
"Kak Lea... Main petak umpet yuk!" ajak anak lain yang tidak kalah cerewetnya.
"Iya kak... Ayo main petak umpet.",rengek anak yang kini membawa boneka tedy bear.
Tarik ulur anak-anak itu sedikit membuat Alea pusing. Ternyata diluar dari perkiraannya, anak-anak jauh lebih agresif dan hiperaktif.
"Iya... Iya... Kakak akan ikut kalian main. Tapi ada satu syaratnya!" pinta Alea menunduk mensejajarkan kepala dengan anak-anak di depannya.
"Jangan jauh-jauh ngumpetnya. Mengerti!"
"HOREE!!" suara sorakan menggema dari anak-anak yang begitu antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avelo (sekuel You are Mine)
Teen Fiction(sekuel you are mine) akun lama @inoyomi Avelo Naga Aksara Vernandes Sang badboy suka membuat onar. Ia pintar dalam segala hal. Kedatangan Aleania Arista, gadis kaku yang pernah diselamatkan dulu dan kedatangan anak laki-laki seumurannya bernama A...