Tahajjud ku

12 0 0
                                    

   Menurut ku, sholat Tahajjud itu adalah sebuah rejeki,  bukan hanya sekedar untuk meminta rejeki dunia, tapi orang yang melakukan sholat tahajjud , itu adalah sebuah rejeki tersendiri. Karena rejeki bukan hanya sekedar harta dunia, terhindar dari marabahaya itupun sebuah rejeki, termasuk melaksanakan ibadah, yang tak semua orang mampu mengambil kesempatan untuk melakukannya juga. Hanya orang yang hati nya tergerak untuk menghadap sang Khaliq, disaat semua orang sedang asik mengarungi mimpi mimpi indahnya. Kita justru terbangun untuk berdoa menengadahkan tangan, melawan rasa ngantuk, menikmati do'a dan munajat ditengah kesepian, sungguh itu adalah keindahan tersendiri. Seperti ayat dalam Al Quran, tentang anjuran sholat tahajjud, barang siapa yang melaksanakan nya niscaya Allah akan mengangkat nya ketempat yang terpuji.

Surat Al-Isra Ayat 79:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا -

"Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

Kali ini, aku terbangun sendiri, entah teman-teman lain kok belum bangun, mungkin hafalan mereka udah jadi untuk besok.
Tapi tidak dengan ku, aku harus bangun, mendo'akan ayah, ibu, aku sendiri, dan dia. Jujur saja namanya masih tersemat dalam doaku, supaya dia mendapatkan jodoh yang terbaik. Begitu juga aku.

" Nad, kok aku nggak dibangunin to, "

Suara Mbak Mut yang kukira sudah bangun dari tadi.

" Eh, Mbak tak kira udah bangun tadi, ini sudah jam setengah empat Mbak"

" Setengah empat????? "Dia langsung bangun terkaget, netranya yang tadinya masih sipit,
tiba-tiba membola, aku tertawa kecil,

" Kenapa Mbak, dengar jam setengah empat kok kaget gitu'

" Kamu sih, bangun sendiri gak bangunin aku, jadi gonor gini kan, hafalan ku belum selesai Nad, kurang dua ayat. "

" Lah,, bisa bisa, masih lama ngajinya, hehehe "

Ucapku menenangkan.

" Besok senin juga, Mbak mau puasa nggak"
Tanyaku pelan.

" Oh iya,, kamu udah masak apa"
Tanya nya seraya memakai hijab yang baru ditanggalkan nya selama tidur.

" Loohh .. Baru bangun mbak Mut, Nadya, ayo makan, nih aku baru masak dari ndalem."
Mbak Yani tiba-tiba datang kekamar membawa nasi dan sambal tempe.

" Masya Allah,, tahu aja kamu Yan, nih kita lagi cari makanan buat sahur,, ehhh, malah kamu ujuk-ujuk datang dengan membawa nasi "

Ucap Mbak Mut memperlihatkan kegirangan nya.

" Nah,, ini yang nama nya rejeki min khaitsu la yahtasib, rejeki yang tak Disangka-sangka dari mana dateng nya Mbak, ayolah kita makan, besok pada mau puasa kan "

Ajak Mbak Yani sambil mengambil penampan diatas meja.

Selesai sahur kita sibuk dengan mushaf masing masing , berharap sebelum subuh hafalan kita sudah harus jadi buat ngaji besok bakda subuh.

Selesai sahur kita sibuk dengan mushaf masing masing , berharap sebelum subuh hafalan kita sudah harus jadi buat ngaji besok bakda subuh.


*****

Adzan subuh berkumandang, suaranya tidak asing lagi, Kang Ahsan. Memang kuakui suaranya sangat merdu, mengusik hatiku yang sedang merindu. Kenapa aku masih belum bisa menguatkan hati untuk membuang rasa aneh ini. 

Ku tunaikan sholat shubuh berjamaah, mengumpulkan kekuatan untuk menjalani hari ini. 

Hanya berharap aku tak menemui nya hari ini di manapun. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bertahta Dibalik Kalam IlahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang