32. Her Way

1.1K 76 13
                                    

Setelah tepat berada di hadapan ayah dan moncong pistol miliknya terarah pada kepalaku tak membuatku terkejut sama sekali. Aku menduga itu adalah hal yang akan ayah lakukan dengan memerintahku mendekat seorang diri.

Tapi aku tidak menyangka bahwa persekon saat moncong pistol ayah terarah pada kepalaku, Sunoo dan lelaki di samping ayah juga mengarahkan moncong pistol pada kepala ayah. "APA YANG KALIAN LAKUKAN SUNOO, TAEYOUNG!!"

"Melindungi kakak kami, apa itu salah ayah?" Ucap keduanya membuatku mereguk pahit dan getir menatap keduanya redup.

"Bukankah saudara harus saling melindungi. Iya kan kak?" Tanya keduanya membuatku mengangguk dan tersenyum nyeri dengan buliran air mataku jatuh bercampur bersama air hujan yang kian turun begitu derasnya.

"Lepaskan Jongseong dan Sunghoon." Titah lelaki bernama Taeyoung membuat Yixing membuka rantai perak yang membelenggu Jongseong dan Sunghoon.

"Cepat berikan dokumennya!" Ayah menyentak moncong pistolnya keras pada keningku dan aku terpaksa memberikan dokumen yang segera ia periksa isinya.

Lantas segera meraih keduanya yang mendekat dan menggandeng keduanya untuk segera berjalan pergi menjauh keluar dari pagar kubah penelitian yang mulai menutup.

Aku melirik kebelakang untuk melihat Sunoo dan Taeyoung yang tersenyum sebelum pintu gerbang benar-benar tertutup. "Gomawo.."

"Ayo Bell." Yoongi menepuk punggungku untuk berjalan lebih cepat dan mengambil alih Jongseong serta Sunghoon yang terlihat begitu lemah hampir jatuh tersungkur ke tanah kalau Jungkook dan Jimin tak segera cepat tanggap menggendong keduanya di punggung.

Dorrr

Dorrr

Dua selongsong pistol terdengar membuatku membeku di tempat sesaat lantas tanpa berpikir panjang akan berlari kembali mendobrak pintu gerbang kalau saja Yoongi tak segera menahan pinggangku erat.

"Lepas Yongsss lepas!!! Mereka adikku juga, aku harus menyelamatkan Sunoo dan Taeyoung!!"

"Tidak ada gunanya Bella! Kau tidak dengar suara tadi, mereka mungkin sudah mati atau menjadi pancingan agar ayahmu bisa menembakmu juga!!"

"Agghhhhhhhhhh!!!!" Teriakku marah dan hati kian nyeri menatap nyalang pada kubah penelitian itu dengan keinginan akan meluluh lantakkannya tanpa bersisa.

"AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU DENGAN TANGANKU SENDIRI AYAH!"

•••••

Jungwon yang menyetir mobil dan Heeseung yang duduk di samping kemudi. Sementara aku duduk di tengah bersama Jongseong dan Sunghoon yang berada di kedua sisiku terduduk di kursi belakang mobil.

Ada hening panjang dan bisa kulihat mobil Hajun tetap mengikuti di belakang. Sementara mobil van Yoongi berada di depan dengan mobil Jungkook dan Jimin.

Motorku? Di pakai oleh Yoonji.

"Jadi kekasihmu yang mana?" Tanya Jungwon memecahkan keheningan. "Aku tidak ingat wajah yang mana di antara mereka yang keluar dari apartemanmu saat itu."

"Mereka adikku."

"Katakan saja Bella. Jangan sok bermain rumah-rumahan."

"Jung." Heeseung bersuara dengan nada memperingati membuat Jungwon mendecih dan melajukan mobil lebih cepat membuatku memegang Jongseong, Sunghoon yang masih lemah agar tidak tersungkur ke depan.

"Jung jangan mengebut."

"Persetan." Desisnya.

"Tolong jangan begini Jungwon." Kataku retih dengan buliran air mataku kembali jatuh. "Kalau keadaannya tak seperti ini, aku pasti sudah mengejarmu memohon ampun atas kesalahanku agar kau kembali bersamaku Jungwon. Aku mencintaimu, hanya kau yang membuatku berdebar anomali sampai nyaris gila."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROTHER ISSUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang