3

6 2 0
                                    

Nomor yang sebelumnya pernah menyewa jasanya mengirim pesan dan Rami tersenyum.

"Kenapa? "

"Ada pesanan tuan, aku harus pergi untuk bersiap"

Rami menunjukkan pesan yang ia terima wajah Ben berubah datar dan mengambil ponsel Rami lalu menelpon pengirim pesan.

"Hei Sean ini giliran ku dan aku akan menyewa nya selama seminggu"

Tanpa menunggu jawaban Sean yang melongok di seberang sana karena ia yakin itu Ben, Ben langsung memutuskan panggilan telpon lalu ia serahkan pada Rami yang bengong.

"Aku akan menyewa mu lagi selama seminggu dan aku akan transfer uang nya lagi, dua kali lipat"

Rami diam ia hanya mengedip kedip kan matanya dan uang jumlah fantasti sudah masuk laporan nya di ponsel Rami.

"Aku harus kuliah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku harus kuliah"

"Kuliah dimana?"

Rami menyebutkan nama kampus mya dan Ben yang mendadak jadi diktator, Ben menelpon kampus yang rupanya milik teman nya lain karena Rami tidak akan kuliah selama seminggu ke depan.

"Tuan apa apaan ini"

"Selama seminggu ke depan, kau bertugas melayani ku dan mengikuti ku kemanapun aku pergi"

"Heh tuan kenapa jadi seperti ini"

"Aku sudah bayar dan kau harus memenuhi keinginan pelanggan, jangan membantah"

Rami boleh nangis nggak karena ia mau nangis sekarang ini, seminggu kehilangan kebebasan itu bencana baginya dan Rami diam ia mengingat ingat apa yang mereka lakukan semalam Rami tepok jidat karena Ben tidak mengenakan pengaman.

"Apa tuan mengenakan kond*m semalam?"

"Tidak karena aku lupa"

Rami histeris dan ia mulai mendapatkan serangan panik dan kesulitan bernafas, mendadak bengek dianya karena ayolah tidak mau lagi terbebani dengan anak karena ia sendiri sudah punya anak yang di adopsi oleh teman nya.

Bukan Rami tidak mau anak, hidupnya sudah kacau dan ia tidak mau anak nya merasakan betapa berantakan hidup nya, karena itu ia biarkan orang mengadopsi anak nya.

"Rami bernafas lah"

Ben panik dan Rami dadanya merasa sesak, seras kepala nya di tutupi kantokng plastik.

"Aku masih syok mendengar suaramu dan menelpon ku dengan ponsel Rami, sudah berapa kali kau menggunakan jasanya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih syok mendengar suaramu dan menelpon ku dengan ponsel Rami, sudah berapa kali kau menggunakan jasanya"

"Tepat nya hari, hitung hitung sembilan hari jadinya dan aku tidak mau ia keluar dari rumah jujur aku ketagihan"

Sean tertawa mendengar nya.

"Jadi ia akan menjadi budak mu dan bukan karena mau mencintai mya tapi kau menginginkan tubuh nya"

"Sejak kapan aku memperhatikan nya karena aku mencintai nya Sean, aku tertarik padanya karena setiap hari aku melihat nya datang ke hotel yang sama dan ternyata.... Aku memanfaatkan kesempatan itu"

"Kau memang brengsek"

Keduanya tertawa.

"Aku harus pulang sekarang"

"Ini masih sore..... Ahhh ya Rami"

"Nah itu kau tahu"

Ben mengenakan jas nya dan memutuskan untuk pulang awal, dan di rumah Rami menikmati es krim karena hari ini sangat panas namun Ben langsung menggendong nya seperti karung beras

"Tuan setidaknya biarkan aku menghabiskan es krim ku dulu"

"Diam"

Ben melepaskan paksa pakaian Rami dan Rami membantu nya lalu ia melepaskan jas dan pakaian Ben, ciuman mereka seperti orang yang sudah lama tidak bertemu.

Ben membuka kaki Rami dan tanpa pemanasan ia langsung memasukkan milik nya, Rami terlalu sibuk mendesah dan ia menikmati setiap kali Ben menikmati tubuh nya.

Entahlah apa yang terjadi namun Ben merasa dua kali tidak pernah cukup dan ia suka dengan tubuh Rami dan bagaimana Rami menanggapi nya setiap kali mereka bersetubuh, Rami bangkit dan di dudukkan di pangkuan Ben dan membelakangi Ben ia bergerak nai...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entahlah apa yang terjadi namun Ben merasa dua kali tidak pernah cukup dan ia suka dengan tubuh Rami dan bagaimana Rami menanggapi nya setiap kali mereka bersetubuh, Rami bangkit dan di dudukkan di pangkuan Ben dan membelakangi Ben ia bergerak naik dan turun.

Ben tidak pernah mau menggunakan pengaman dan Rami sedikit khawatir dengan itu karena Ben mengeluarkan pekuh nya di dalam hingga Rami terpaksa mengeluarkan nya lagi, ia tidak mau hamil dan ia harus melakukan itu.

"Tuan aku harus ke kamar mandi"

"Ya pergilah"

Rami bangkit dari ranjang dan berlari ke kamar mandi dan jangan sampai pejuh nya Ben terlalu lama di dalam ini sangat merepotkan namun membantah Ben sama saja mengajak nya berdebat, sudah di pastikan ia kalah dalam hal ini.

Setelah selesai Rami kembali naik ke ranjang dan tampak Ben sudah tidur dan Rami berbaring membelakangi Ben karena itu posisi berbahaya baginya, Rami melihat layar ponsel nya dan ia menonaktifkan ponselnya yang terus menerima pesan dan panggilan dari pelanggan nya yang meminta layanannya mereka terus mendesak nya sedangkan ia sudah di sewa Ben.

Tbc

Street Whore (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang