Drama

382 31 4
                                    

Janji suci yang saling diucapkan didepan pendeta kala itu masih bagaikan mimpi, baru kemaren dirinya merasa sebagai manusia paling nggak berguna sedunia, namun sekarang benar- benar harus mengemban tugasnya sebagai kepala keluarga. Berada di posisi sekarang bukanlah hal mudah, banyak hal yang harus dikorbankan, bukan sesingkat kisah cinta manis seperti di novel romantis. Rasa syukur terus dia panjatkan pada Tuhan karena telah mempertemukan kembali dengan belahan jiwanya, entah bagaimana akhir hidupnya kalo sampai Tuhan nggak mengabulkan doa-doanya.

Dua orang yang amat dicintainya sekarang tengah tertidur pulas, mungkin karena hujan yang masih enggan berhenti membuat dua kesayangannya itu masih anteng tanpa pergerakan seinci pun. Inilah pemandangan yang mampu membuat hatinya menghangat dan mengobati rasa lelahnya setelah berjam-jam mantengin layar laptop.

Senyum simpul terbit dibibirnya saat melihat wajah ayu sang istri masih sama saat terakhir mereka dipisahkan, malah sekarang tambah cantik. Mungkin itu alasannya kenapa akhir-akhir ini sering mendengarkan lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan milik Payung Teduh.

Geon melangkah sepelan mungkin dan mendudukkan diri di pinggiran tempat tidur, lalu diusapnya surai lembut sang istri dan anaknya. Ada rasa bangga yang begitu besar ketika setiap hari ada anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan papa.

"Makasih ya Noah udah hadir diantara papa dan mama" ucapnya pelan karena takut membangunkan si kecil yang sekarang tengah mendengkur

"Dan buat kamu sayang, makasih... Makasih udah setia nungguin aku dalam keadaanmu sendiri yang lagi kacau. Maaf aku terlalu pengecut dan ninggalin kalian. Aku janji bakal jadi suami dan ayah terbaik buat kalian" tanpa Geska ketahui bahwa sang suami sering meminta maaf seperti itu kala dirinya terlelap. Geon bawa tangan lembut dalam genggamannya, genggaman yang sarat akan cinta dan penyesalan

"Kamu nangis?" tanya Geska dengan suara serak khas orang bangun tidur. Mungkin Geon lupa gimana istrinya yang amat sensitif dengan suara, bahkan Geska sering terbangun tengah malam hanya karena paksu yang tidurnya suka geser sana sini

"Enggak ini kelilipan" respon cepat nampaknya sia-sia ketika selanjutnya si aries membawa tubuh jangkung itu dalam pelukannya dan justru jadi penenang

"Mau cerita hm?" tanya Geska sembari mengusap pelan punggung kokoh lelaki yang dicintainya itu, setelah tinggal satu atap baru dua kali melihat suaminya menangis seperti ini, agak gemes sebenarnya ketika ditanya namun Geon memilik bungkam dan selalu memberikan senyum manis hingga kedua matanya membentuk bulan sabit. Berbeda dengan malam ini, suaminya itu meledakkan bebannya sampai menangis tersedu-sedu seperti anak kecil. Nggak ada hal lain yang bisa Geska perbuat selain terus menenangkan dengan lembut meskipun sendirinya masih agak linglung. Siapa yang nggak syok ketika nyawa belum kembali sepenuhnya tapi otak udah dipaksa mikir berat

Ibu satu anak itu akhirnya bisa bernapas lega setelah hampir setengah jam sang suami menangis dan berakhir terlelap dalam pelukannya, mau nyuruh geser tapi nggak tega apalagi liat kedua mata sipit itu jadi sembab. Padahal leher sama punggung udah pegel gegara nahan bebannya paksu yang badannya ada kali selebar meja makan. Mana bisa tidur nyenyak kalo kondisi badan nyender di headboard, palingan tidur-tidur ayam.

***
Senin pagi yang cerah tapi nggak secerah mood si anak ganteng, bibir merah muda itu dari tadi udah manyun sampe mau ngalahin kemancungan hidungnya. Katanya hari ini mau mogok mandi gara-gara mainan bebek kuningnya nggak sengaja keinjek sang papa sampe gepeng. Entah gimana cerita itu mainan sampe kayak triplek, kalo yang injek Hulk sih iya. Tuh, Hulk tampan.

"Adek sarapan dulu aja ya kalo gitu" mama memberikan penawaran karena bingung juga ngeliat anaknya malah cosplay jadi bebek mainan. Kebiasaan dari kecil mandi dulu baru sarapan

T.H.I.S || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang