Part 3

17 3 1
                                    

'Shit'

'Heh, dijaga mulutnya'.

_-_-_-_

Ira berjalan-jalan di area taman dengan santai sembari menikmati sejuknya angin malam. Ia menghentikan langkahnya ketika melihat sebuah kolam ikan kecil yang berada di tengah taman tersebut. Ia perlahan menghampiri pinggiran kolam dan mulai berjongkok di sana, menatap ikan-ikan koi yang berenang menghampirinya.

"Awas nyemplung." Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang punggungnya yang membuat Ira menoleh sedikit tapi masih dalam posisi yang sama.

"Nggak bakal, lah." Ira membalas perkataan orang tadi dengan acuh karena rasanya ia seperti ditegur. 

Walau Ira menatap pria itu sekilas tapi dia tahu tubuh pria itu lebih tinggi dari ayah dan adiknya, pasti akan membuat lehernya jadi sakit kalau terus mendongak untuk menatap pria itu lebih lama. Perawakannya pun besar, membuat Ira jadi sedikit ciut dan akhirnya memilih mengabaikan pria tadi dan kembali membalikkan kepalanya berusaha mengabaikan sosok pria itu berharap dia segera pergi. 

'Duh tuh orang bikin ngga mood deh gara-gara berasa aku lagi ditegur. Eh tapi dia ganteng banget anjir, tapi tetep aja ngeselin. Udahlah, pasti tuh cowo udah pergi ya kan.' Batin Ira menggerutu sambil mencelupkan setengah jari telunjuknya ke dalam air dan membuat gerakan memutar hingga airnya bergerak membentuk pusaran kecil.

"Kenapa masih di sini? Ngga balik ke meja kamu?" Tidak lama dari itu sebuah suara muncul lagi tapi kali ini tepat di belakang telinga Ira yang membuatnya terlonjak kaget dan kehilangan keseimbangan hingga hampir terjatuh ke kolam. 

Untungnya, tiba-tiba ada tangan yang memegang bawah ketiak Ira dan mengangkatnya membuat dia tidak jadi jatuh. Ira hanya terdiam membeku saat ia berada di antara tangan pria itu bahkan saat ia sudah diturunkan. tapi sedetik kemudian segera setelah ia sadar, dia pun berbalik menghadap pemilik tangan tadi yang ternyata adalah pria yang sama.

"Kan sudah kubilang awas jatuh." Ujar pria itu yang membuat emosi Ira memuncak.

"Ya kan gara-gara kamu yang bikin aku kaget!! Ngapain coba pake acara ngomong di deket telinga orang segala?" Jawab Ira marah dengan nada tinggi. Si empunya yang dimarahi hanya diam menatap Ira seperti tidak merasa bersalah sama sekali. 

"Udahlah! Awas aja kamu begitu lagi, bye!" Ira yang tidak suka mencari keributan akhirnya hanya menghela napas kesal dan memilih meninggalkan tempat itu.

"Lucu".

_-_-_-_

Ira berjalan cukup jauh dari pria tadi, ternyata taman itu lebih luas dari yang ia kira. Ia pun mendudukkan dirinya di sebuah bangku taman lalu mendongak menatap indahnya langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. Dia ingin bersantai, tapi ia malah mengingat kejadian tadi.

"Tuh cowo gila ya anjir. Bikin emosi banget, sial! Hufft.... Kayaknya aku harus nenangin diri dulu biar ngga ngelampiasin ke orang lain." Gerutunya yang membuat rasa kesalnya muncul lagi.

Ira menundukkan kepalanya dan meremas rambutnya berusaha menghilangkan rasa kesalnya. Sekitar 5 menit ia bertahan di posisi yang sama, akhirnya ia bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk kembali ke meja keluarganya.

Sekembalinya Ira, ternyata keluarganya dan keluarga teman ayahnya itu sedang menyantap makanan mereka dengan khidmat. Ira langsung kembali ke tempat duduknya tanpa bicara apa-apa dan tersenyum sekilas ke arah Damian dan Aria yang menatapnya.

"Habis dari mana aja? Lama sekali." Tanya Selena heran.

"Aku dari taman tadi, jalan-jalan doang kok, bu." Jawab Ira sambil mengambil strawberry milkshake yang dipesannya tadi lalu meminumnya.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang