'Why did you choose me?'
_-_-_-_
"Yah ujung-ujungnya mah balik lagi ke sini. Mendingan aku duduk aja sambil makan." Gerutu Ira yang masih bisa didengar Kei.
Kei masih setia menggenggam tangan Ira, membawanya ke taman tadi. Malah sekarang mereka sudah berdiri di depan kolam ikan kecil tempat pertemuan pertama mereka yang tak mengenakkan itu.
"Kau masih lapar?" Tanya Kei tak percaya. Pasalnya, tadi ia melihat tiga piring kosong dengan bekas sisa makanan yang berada didepan Ira.
"Enggak, tapi aku pengen makan lagi." Jawab Ira singkat tanpa menoleh ke arah Kei.
Mereka tidak berbicara lagi hingga terdengar hening untuk beberapa saat.
Ira melepas gandengan tangannya dari Kei. Ia berjongkok di pinggir kolam ikan itu lagi. Ira sebenarnya sangat merasa canggung dengan suasana ini, semuanya terlalu tiba-tiba. Orangtua yang ia kira tidak mempunyai ambisi apapun terhadap anak-anaknya bisa tiba-tiba saja menjodohkan dia.
Ralat, menjodohkan kakaknya, tapi lelaki itu malah memilih dia? Dan semua orang disana setuju-setuju saja? Hell, really, what happen with them?
Kei berdiri diam menatap Ira yang daritadi hanya fokus dengan ikan, ia juga bersiaga jika saja kejadian Ira yang hampir jatuh ke kolam itu terjadi lagi.
'Apa ikan itu lebih menarik daripada aku?' Batinnya heran.
Suara Ira memecah keheningan, kali ini ia yang bertanya."Aku.... harus manggil kamu apa? Kakak? Abang? Mas?"
'Atau daddy? Hehehehe.' Lanjutnya dalam hati, tidak mungkin kan dia ngomong gitu.
"Senyamanmu saja".
Ira berdiri, menatap Kei dengan pandangan yang berbinar, "Kalo gitu aku panggil nama Kei aja boleh?"
Kei tersenyum, "Boleh".
"Oke Kei! Salam kenal ya, aku Ira!" Ira menjulurkan tangannya mengajak bersalaman, Kei dengan senang hati menerimanya. Walaupun sebenarnya sudah sangat telat buat berkenalan saat ini.
Setelah salaman singkat itu, raut wajah Ira tiba-tiba berubah serius, ia mengatakan sesuatu yang membuat Kei cukup terkejut.
"Nah, sekarang aku akan terus terang. Aku tidak mau menikah, sebaiknya kamu cari orang lain."
"Kenapa?" Kei mengeraskan rahangnya, entah kenapa dia kesal dengan perkataan Ira.
"Rahasia, tapi kamu cukup tau aja kalo aku tidak mau menikah sampai kapanpun. Alasan aku menerima perjodohan ini karena aku tidak mau orangtuaku kecewa...."
Ira berhenti berbicara sebentar, menyilangkan tangannya di dada lalu mengalihkan pandangannya ke arah kolam, tidak ingin lagi menatap wajah pria tampan itu.
"....Jadi aku harap hubungan kita sampai sini saja, mungkin satu atau dua minggu lagi kita cukup bilang aja ke mereka kalau kita ga cocok. Beres kan?" Lanjutnya.
Kei sangat bingung dengan pernyataan Ira, "Bagaimana bisa begitu?"
Ira tidak menjawab pertanyaan itu, dia malah balik bertanya.
"Kenapa kamu milih aku? Kakakku lebih baik dari aku. Dia cantik, pintar, disukain banyak orang, rajin-"
Ira menghentikan omongannya karena Kei tiba-tiba mencubit hidung Ira sampai membuatnya mengaduh kesakitan.
"Aww! Apa sih??" Ira mengelus hidungnya yang sakit dan jadi sedikit memerah.
"Kamu terlalu banyak alasan. Kamu bertanya kan kenapa aku memilihmu? Carilah jawabannya sendiri." Kei memandangi hidung Ira yang tadi ia cubit. Seringaian kecil pun terbentuk di bibirnya. Tapi segera ia singkirkan dan sedikit bersyukur Ira tidak melihatnya karena gadis itu sedang menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Romance"What about me? I'm the first one who fall for you." "You're mine, Ira." Seorang gadis biasa dengan kehidupan yang normal, lalu apa yang membuatnya berbeda? This is just a same typical romance story.