UTS telah selesai dan seperti yang sudah direncanakan, Dita mengikuti acara baksos dari komplek Muti. Acara itu dilaksanakan sore hari, makannya jam 3 sore Dita sudah ada di rumah Muti, sementara acaranya sendiri dilaksanakan jam 4.
Baksos tersebut akhirnya diadakan di sebuah panti asuhan di dekat komplek Muti. Diam-diam, Dita senang mendengar bahwa baksos tersebut benar benar di laksanakan di panti. Ia senang karna di panti biasanya banyak sekali anak kecil.
Jam setengah 4, mereka sudah berkumpul di rumah yang dijadikan camp karang taruna itu. Setelah memasukan berbagai barang barang kedalam mobil mereka ramai ramai jalan menuju panti. Mereka ke panti dengan menggunakan 3 mobil. Mobil yang berisi barang barang itu dibawa oleh Ezra dan Dio. Sementara yang lainnya berada di mobil yang lain.
Sesampainya di panti, mata Dita berbinar senang melihat betapa banyaknya anak anak kecil di panti itu. Dita memang sangat menyukai anak kecil. Bagi Dita anak kecil merupakan manusia yang masih berpikiran positif terhadap dunia. Belum mengerti akan masalah membuat mereka merasakan semuanya baik baik saja dan tidak ada rasa benci pada dunia.
Bagaikan kuncup memulai 'tuk merekah
Begitu hidup kucoba 'tuk melangkah
Aku siap melangkah sendiri
Mereka t'lah berkata begini begitu
Biarlah kujalani dengan caraku
Aku siap melangkah sendiri
Doo be doo be doo be doo ba ee
Setelah dipaksa dan dirayu oleh Muti akhirnya Dita mau juga bernyanyi bersama anak-anak panti. Dengan gitar di pangkuannya Dita menyanyikan lagu Doo Be Doo gita gutawa yang semakin membuat suasanya riang.
Bermain, berkumpul, dan bernyanyi bersama anak anak panti membuat Dita dapat tertawa bahagia. Tawa polos yang terdengar di telinga Dita membuatnya ikut tertawa juga. Ia sudah lupa kapan terakhir kali ia dapat tertawa dengan lepas.
Muti yang menyaksikan itu tersenyum bahagia. Ia senang melihat Dita tertawa lepas disana. Sudah lama rasanya ia tidak melihat Dita tertawa selepas dan sebahagia itu. Selama ini Dita memang tertawa dan tersenyum, namun itu hanya senyum sopan atau tawa yang tidak lepas.
"Jangan bengong Mut."
Suara itu membuat Muti mengalihkan pandangannya dari Dita. Ia melihat Ezra yang sudah berdiri di sampingnya "Gue ga bengong."
"Sahabat lo kayaknya seneng banget ya sama anak kecil? Dia sabar banget ngadepin kemauan mereka." Ujar Ezra sambil menatap Dita yang masih menyanyi di bawah pohon.
"Iya, cuma anak-anak kecil itu yang bisa bikin dia ketawa lepas." Ucap Muti sambil memandang Dita.
"Anak kecil memang bisa membuat semua orang tertawa lepas." Balas Ezra lalu berjalan meninggalkan Muti. Ezra melangkahkan kakinya menuju pohon tempat Dita sedang bernyanyi bersama anak anak. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi disana.
Buka kita buka hari yang baru
Sebagai semangat langkah kedepan
Jadi pribadi baru
Buka kita buka jalan yang baru
Tebarkan senyum wajah gembira
Damai suasana baru
Anak-anak kecil itu sedang menari dan bernyanyi dengan Dita yang berada di tengah lingkaran mereka. Suara tawa membahana di bawah pohon, membuat siapa saja yang mendengarnya merasakan bahagia dan pasti ikut tersenyum.
"Lagi ka! Lagi!" Anak-anak itu berteriak meminta Dita untuk menyanyikan mereka lagu lagi. Dita hanya tertawa mendengarnya.Masalahnya, Ia sudah bingung mau menyanyikan lagu apa untuk anak-anak ini.
"Hai semuanya!" Teriak Ezra sambil menerobos lingkaran anak kecil itu dan duduk di tengah lingkaran, tepatnya disamping Dita.
"Ka Ezraaa!!" Teriak anak itu serempak.
"Ka Dita ayoo nyanyi lagii, atau engga ceritain kita dongeng ajaa." Ujar salah satu anak tersebut sambil memeluk leher Dita.
Dita tertawa menerima perlakuan anak itu "Emang mau di dongengin apa?" Tanya Dita sambil memangku anak tersebut.
Anak kecil itu tampak berpikir "Eemm... Aku mau cerita Sleeping Beauty!" Ujar anak itu.
Dita menganggukkan kepalanya. Lalu anak anak itu mulai duduk didepan Dita. Menatapnya dengan mata yang berbinar.
"Pada zaman dahulu kala. Di sebuah kerajaan, seorang putri bernama Aurora lahir dari sepasang Raja dan Ratu..." Dita memulai ceritanya.
Selama Dita bercerita, dia-diam Ezra memperhatikan cewek yang duduk di sampingnya. Ia memperhatikan setiap gerakan, ekspresi, suara yang Dita keluarkan selama bercerita. Pembawaan Dita yang begitu ceria di panti ini sangatlah berbanding terbalik dengan pembawaannya selama di sekolah.
Dita di sekolah merupakan gadis yang pendiam, jarang tertawa dan lebih bahagia dengan dunianya. Ezra mengetahui itu bukan karna ia memperhatikan Dita, namun sikap dan tingkah laku Dita memang di ketahui oleh semua anak di sekolah. Namun hari ini, semua itu seolah menghilang. Hari ini siapa pun bisa melihat bahwa Dita lebih ceria.
---------------------
Dita berusaha tidak mengalihkan pandangannya dari anak-anak dihadapannya ke arah Ezra. Ia menyadari Ezra sedang menatapnya sejak tadi. Hal itu membuatnya risih dan sedikit salah tingkah.
"Akhirnya, setelah bertahun tahun berlalu seorang pangeran muda yang tampan menemukan kastil itu. Ia memanjat kastil lalu memasuki sebuah ruangan. Didalam ruangan itu ia melihat putri tidur yang sangat cantik. Pangeran mencium Aurora dan Aurora pun terbangun. Akhirnya mereka menikah dan bahagia selama-lamanya." Ujar Dita mengakhiri dongengnya.
"Ka Dita, pasti Putri Aurora itu secantik Ka Dita ya?" Tanya seorang anak bernama Ica. Sebelum Dita menjawab seorang anak laki laki berbicara "Kalo Ka Dita jadi putrinya berarti pangerannya Ka Ezra dong? Wah cocok banget!" Ujar anak laki laki itu disambut dengan anggukan kepala yang lainnya.
Dita hanya tertawa mendengarnya. Tidak berani berkata apa pun, takutnya ia malah salah bicara.
"Kalo kata kalian Ka Ezra sama Ka Dita cocok jadi putri sama pangeran, gimana kalo lain kali kita bikin drama tentang sleeping beauty? Bikin disini aja." Usulan Ezra membuat Dita reflek menoleh ke arahnya dengan tatapan kaget. Ezra hanya menaikan satu alisnya sambil nyengir melihat reaksi Dita.
"Setuju ka! Nanti aku mau jadi perinya ya!" Seru seorang anak perempuan. Setelah itu seruan seruan mengenai siapa yang memerankan tokoh apa pun terdengar. Dita hanya tertawa saja. Tidak mungkin kan ia menolak saat semua anak itu sudah sangat bersemangat seperti ini?
--------------------------------
"Dadah kaka-kaka! Main main ke sini lagi ya!"
"Dadah kaa! Jangan lupa janjinya yaa buat bikin drama!"
Teriakan anak anak itu terdengar ketika Ezra dan yang lainnya meninggalkan panti.
"Drama apaan Zra?" Tanya Dio di mobil.
"Drama Sleeping Beauty. Gue janji sama mereka kapan-kapan kita ke sini lagi mentasin drama sleeping beauty." Jawab Ezra sambil masih menyetir.
Dio hanya ber-oh ria. Lalu suasana kembali hening. Sambil menyetir pikiran Ezra melayang ke kejadian di panti tadi. Saat Dita menyanyi dan bercerita. Tanpa ia sadari seulas senyum terukir dibibirnya. Disituasi yang sangat berbeda ternyata Dita bisa menjadi orang yang berbeda juga.
"Pasti lo lagi mikirin Dita ya? Makannya senyum senyum sendiri?" Ujar Dio membuyarkan lamunannya. Ezra menoleh menatap Dio dengan bingung "Lo tadi di panti berduaan kan sama Dita? Nyanyi bareng, dongeng bareng. Lupa sama yang lain."
Ezra tertawa mendengar ucapan Dio "Apaan berduaan sih yo. Kan tadi banyak anak anak ngelilingin gue sama dia. Suka ngaco lo kalo ngomong."
"Cih ngeles mulu lo." Cibir dio lalu memejamkan matanya tidak mau melanjutkan obrolan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DienDi
Teen FictionSepeninggalan Dika, Dita telah banyak berubah. Dika tak lagi mengenali sosok Dita yang sekarang. dulu mereka pernah sedekat nadi namun kini sejauh matahari. Dika berusaha mencari tau apa yang membuat Dita berubah. Dan ia berjanji pada dirinya send...