Rahang Jungkook mengeras, kepalan tangannya berkeringat. Ia menahan seluruh gejolak amarah karena apa yang telah ia susun, ia rencanakan gagal. Setelah apa yang dia katakan, bagaimana mungkin Lisa masih bisa datang dengan kepala terangkat dan menjadi pendampingnya.Dia terus memperhatikan bagaimana gadis itu melempar senyuman pada semua orang. Kepalannya tadi terangkat, matanya menangkap cincin pernikahan resmi yang tertaut pada jari manisnya. Sangat menyebalkan, bukankah gadis itu baru saja menantang Jungkook? Apakah kata neraka yang Jungkook katakan hanya bualan baginya?
Mengesalkan.
"Jung, kemarilah! Kenapa masih diam saja di sana?"
Benar-benar mengesalkan.
Semua orang masih menatap Jungkook yang tidak bergeming di tempatnya. Termasuk Lisa, yang ikut menoleh kala ibu Jungkook baru saja memanggilnya barusan. Gadis itu tersenyum ringan pada Jungkook, lihatlah bagaimana dia seolah baru saja memenangkan sebuah pertarungan dengannya. Tidak bisa.
Apa ini sebuah akhir?
Apa yang merubah keputusan gadis itu?
"Hei, Jungkook!"
Jungkook berusaha keras menyembunyikan kekesalannya sekarang, dia melangkah, memaksakan senyumnya. Menuruti ekspresi yang tentu saja diinginkan semua orang yang hadir saat ini. Ekspresi bahagia, cih! Jungkook berhenti tidak jauh dari Lisa. Perempuan bodoh tersebut masih belum melepas pandangannya dari Jungkook.
"Ah.. lihatlah, bukankah mereka pasangan yang serasi?" Ibu Lisa memuji kedua pengantin baru itu.
Memuakkan sekali, hingga rasanya Jungkook tidak mampu berkata apapun lagi. Dia tetap memasang senyum, begitu pula saat ibu maupun ayahnya menanggapi hal yang sama. Ayah Lisa mendekat, menepuk pundak pemuda dua puluh tiga tahun tersebut. "Sekarang, aku serahkan semua tanggung jawab atas putriku kepadamu. Aku minta tolong, jagalah dia."
Rahang Jungkook kembali mengeras, dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa karena rencananya hancur. Jungkook membungkuk, memberi penghormatan walau sebenarnya dia menyembunyikan kekesalan yang dalam.
"Jadi bagaimana dengan makan siang bersama, ah.. karena gugup bahkan aku tidak bisa makan apapun sejak semalam." Tawar ibu Lisa,
"Tentu-"
"Maaf bi- maksudku Bu," Jungkook menyela. "Walau aku ingin sekali tapi sepertinya tidak bisa."
"Kenapa?"
"Oh, Jung.. kau ini bicara apa?"
Jungkook melebarkan senyum, "aku harus segera kembali ke Seoul siang ini, karena besok jadwalku padat sekali."
"Haish! Anak ini, kau baru saja menikah dan kau memikirkan pekerjaanmu!"
"Jung, mintalah cuti, bukankah kau harus menghabiskan waktu bersama Lisa?"
Lisa mengibas-ngibaskan tangannya, "tidak apa, Jungkook mungkin benar-benar sibuk. Aku memahami itu, tidak masalah."
Ibu Jungkook memandang putranya curiga, "baiklah, kita pulang. Ck, rumahku masih sangat berantakan untuk menyambut menantuku!"
"Ibu tidak perlu mengkhawatirkan itu," Jungkook terkekeh. "Lisa akan pulang ke apartemenku,"
"Apa?"
Hening.
Jungkook melihat sang ayah, "ayah belum beritahu ibu?"
"Oh, itu.." ayah Jungkook menepuk dahinya, "aku sampai melupakan hal tersebut, sayang... Jungkook ingin menjalani pernikahannya secara mandiri. Jadi dia ingin memboyong Lisa segera setelah menikah ke apartemennya."
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU [LLM X JJK]
FanfictionJika kau mengatakannya, maka aku akan mempercayaimu... Jika kau menginginkanku, maka aku akan tetap berada di sampingmu... Jika kau memintaku pergi, itu adalah sebuah pergorbanan besar yang akan kulakukan untukmu... Karena mencintai seperti dalam...