4. Our Time

254 18 2
                                    

CHAP 4 Our time

Sabtu sore yang cerah. Terlihat tiga orang berbeda gender sedang duduk-duduk santai di depan televisi sambil asik berbincang dengan akrab. Ups ralat, dua orang yang sedang heboh berbincang sedangkan yang satunya lagi hanya ikut menyimak dengan tampang ogah-ogahan.

"Lo bener Ga, dress yang lo pilihin emang pas banget buat si Alin. Ntar malem tinggal dipoles dikit, pasti hasilnya gak bakal mengecewakan."

"Tuh, bener kan. Siapa dulu dong yang milihin. Dirga gitu loh," Dirga menepuk dadanya dengan bangga.

"Pokoknya ntar malem gue bakal bantuin lo dandan, Lin. Biar lo gak kalah ketceh dari gue. Eh, gak deng, si Alin mah emang udah ketceh dari sononya sih. Cuma sayangnya ekspresi malesnya dia itu yang meruntuhkan ekspektasi orang. Lin, pokoknya ntar malem harus banyak-banyak senyum ya," kata Tiara dengan satu tarikan napas.

Lintang yang sedang jadi objek pembicaraan itu malah asik ngemilin martabak yang tadi di bawa Tiara sambil menatap layar televisi di depannya.

"Alinnn, martabaknya jangan dihabisin sendirian dong. Gue baru makan satu," Dirga dengan cepat menjarah piring martabak dari pangkuan Lintang.

"Eh, eh, gue juga mau kali. Siniin piringnya," tuntut Tiara.

Maka sore itu di depan televisi yang menjadi saksi bisunya, terjadilah perebutan hak asuh terhadap piring martabak yang sebagian isinya sudah diembat duluan oleh Lintang.

***

Malam minggu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Sesuai dengan janjinya, malam itu Tiara membantu menyiapkan segala macam hal yang akan dipakai Lintang untuk ke acara reunian mulai dari makeup sampai urusan sepatu yang pas buat baju Lintang.

Lintang sendiri sudah pasrah dan sudah malas berdebat dengan dua orang yang ngotot menyuruhnya pakai dress dan berdandan. Jelas saja Lintang bakal kalah suara, kalau kejadiannya tiga lawan satu seperti tadi. Kenapa jadi tiga? Karena mamanya Lintang ternyata ikut mendukung ide Dirga dan Tiara itu.

Lepas maghrib, Tiara yang sejak sore memang sudah stay di rumah Lintang dengan semangat memoles wajah Lintang dengan berbagai macam produk makeup yang Lintang sendiri gak begitu peduli apa namanya.

"Ihh Alinnn, sumpah lo kece banget. Coba lo sering-sering pake makeup lengkap gini, jangan cuma sekedar bedak, pelembab sama lipbalm doang," Tiara menatap puas hasil karyanya pada wajah Lintang.

"Buat apa? toh kerjaan gue di dapur," sahut Lintang gak peduli.

"Maksud gueee kalo kita lagi hangout bareng gitu loh Alin suayaanggg."

Lintang melirik malas ke Tiara. Dandan itu sama sekali bukan bidangnya Lintang, kalau bikin kue plus menghiasnya jadi cantik sih, itu baru bidangnya. Kerjaan Lintang yang memang hanya fokus di dapur itulah yang membuat Lintang merasa kurang perlu untuk menggunakan makeup yang berlebihan, toh orang yang bakal ditemuinya paling cuma Tiara dan juga beberapa pegawainya.

"Lin, gue deg-degan nih. Kira-kira si Arif bakal datang gak ya? makin ganteng gak ya? masih inget sama gue gak ya? Duh Lin, gue gak sabar nih mau ke acara. Lo gak excited gitu, Lin? Gak berharap ketemu si..ehem..ehem.. nih? Gue jadi penasaran gimana tampangnya sekarang."

Lintang tersenyum samar mendengarkan ocehan Tiara yang bersemangat. Benar apa kata Tiara, sebenarnya Lintang juga cukup exited tapi mungkin ekspresinya saja yang kelihatan biasa saja. Memikirkan kemungkinan bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya membuat perasaan Lintang sedikit gugup.

Sudah tujuh tahun berlalu sejak kelulusan SMA dan terakhir kalinya Lintang melihat pria itu adalah saat acara perpisahan sekolah. Ada sedikit rasa rindu yang muncul dihati Lintang saat mengingat kembali masa SMA nya yang menyenangkan. Tentang kegiatan stalking yang biasa dilakukannya bersama Tiara saat jam istirahat, karena masing-masing idola mereka berasal dari kelas yang berbeda.

Lintang masih asik dalam lamunannya saat suara ketukan terdengar di pintu kamarnya. Dirga muncul dengan senyum lebarnya, "Hai ladies, sudah pada siap? Wow, si Alin jadi kinclong gini ya Ra," Dirga memandang Lintang dengan tatapan kagum.

"Gimana? Mantep kan hasil usaha gue?"

Dirga mengacungkan kedua jempolnya pada Tiara yang dibalas dengan kekehan senang dari Tiara, sedangkan Lintang lagi-lagi cuma diam sambil melirik penampilannya di cermin. Memang sih, kerjaannya Tiara ini patut diacungi jempol soalnya Lintang sendiri sangat puas dengan penampilannya yang bisa kelihatan lebih wah, tapi tetap berkesan kalau ini masih Lintang yang biasanya.

"Ayo berangkat!!" koor Tiara dan Dirga kompak.

***
Menurut kalian cast yang di mulmed cocok gak sih buat jadi Lintang? Atau ada saran lain?
-a.r.a

LINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang