5. Reunion

239 18 4
                                    

CHAP 5 Reunion

Acara reuni itu diadakan di area outdoor sebuah café yang memiliki view danau buatan di dekatnya. Sebuah panggung kecil lengkap dengan homeband juga dibuat di salah satu saung yang ada di pinggiran danau. Langit malam yang cerah tanpa awan dan penuh dengan taburan bintang juga seakan ikut mendukung suasana ceria untuk acara temu kangen itu.

Begitu sampai ke tempat acara, Lintang beserta Tiara dan juga Dirga langsung menggabungkan diri mereka di kerumunan orang-orang yang pernah menghuni kelas XII IPA-A, kelas terakhir yang mereka huni di masa SMA. Setelah berbasa-basi sedikit dengan teman-teman lama, Lintang berniat memisahkan dirinya dari kerumunan.

"Ra, gue mau ambil minum. Mau ikut ga?" tawar Lintang pada Tiara.

"Lo duluan deh, ntar gue sama Dirga nyusul. Eh, tapi jangan sampe ilang yang Alin suayaaang, ntar kami susah nyarinya, hehe."

Lintang memutar matanya dihadapan Tiara, lo pikir gue anak kecil, batinnya. Setelah pamit dengan teman-teman lainnya, Lintang memisahkan dirinya dari kerumunan dan bergegas menuju meja yang menyajikan makanan dan minuman.

Lintang masih asik berkeliling sambil memindahkan beberapa kue ke dalam piringnya ketika sebuah tangan melingkar di lengannya yang sedang memegang piring.

"Duh yang kerjaannya gak bisa jauh dari kue," kalimat bernada ejekan itu meluncur bersamaan dengan senyum lebar yang mengembang dengan sempurna di bibir Tiara. Tanpa mempedulikan Tiara yang saat ini sedang bergelanyut di lengannya, Lintang tetap meneruskan kegiatannya memilih dan mencicipi kue.

"Alinnn suayaaang... gue seneng banget deh malem ini. Gue ketemu Arif, Lin, Arif. Ternyata dia masih ingat sama gue, malah tadi dia yang nyapa gue duluan. Aaaakkk Alinnnn gue senenggg.... Si Arif keliatan makin ganteng gitu, makin dewasa, sumpah gue seneng banget Lin. Trus tadi kami sempat tukeran kontak gitu kan ya, trus katanya ntar dia bakal ngehubungin gue gitu. Ihh Alin kok diem aja sih? Ikut seneng kek," ucap Tiara tanpa jeda.

"Perlu gue meluk lo sambil ngucapin selamat?" tawar Lintang dengan senyum asimetrisnya, senyum yang disertai dengan aura-aura jahat. Tiara menggeleng dengan kuat setelah melihat senyum Lintang barusan. Tubuhnya menggigil merasakan aura-aura jahat yang dipancarkan Lintang melalui senyum tadi.

"Oh, ya udah kalo gitu," Lintang manggut-manggut, wajahnya sudah kembali datar seperti biasanya.

"Ihh Alin, jangan ngerjain gue disini dong. Duh, gue merinding beneran nih gara-gara liat aura jahat lo barusan."

"Loh, gue kan berniat ngasih selamat sesuai permintaan lo."

"Nggak, gue gak mau ucapan selamat lo kalo lo ngucapinnya pakai cara yang bakal menjatuhkan pasaran gue."

Lintang mengendikkan bahunya tak acuh dan meneruskan kegiatan mencicipnya. Diliriknya Tiara yang saat ini sedang mengerucutkan bibir sambil menatatapnya dengan muka memelas. Lintang mengela napasnya pelan kemudian disodorkannya sepotong kue pada Tiara untuk menghibur gadis itu. Tiara menyambut kue itu dengan senyum lebarnya.

Melihat Tiara yang sudah kembali tersenyum memunculkan senyum samar di bibir Lintang. Ternyata cukup gampang untuk menyogok bosnya itu biar gak ngambek berlebihan. Setelah itu mereka berdua terlihat sibuk mencicipi kue dan sesekali mereka berdua saling bertatapan saat mencicipi kue yang yang rasanya pas untuk mereka.

"Yang ini enak nih, Lin. Ntar lo coba bikin yang mirip-mirip kayak gini deh buat toko kita."

Lintang menggangguk, menyetujui usul Tiara tadi. Sambil mengunyah, Lintang mencoba mengira-ngira tambahan apa yang dimasukkan ke dalam adonan kue tadi selain essence jeruk. Kue coklat dengan essence jeruk memang sepertinya menarik untuk dijual.

"Oh iya Lin, gue lupa cerita ya kalo gue ketemu sama ehem...ehem... di pojok deket panggung sana. Makin lumayan lah dia, tapi yang jelas sih masih kalah cakep sama Arif hehe. Lo belum ketemu orangnya?"

DEG.

Lintang menghentikan gerakan tangannya yang bersiap menyuap sepotong kue. Tanpa sadar, Lintang menahan napasnya saat mendengar laporan Tiara itu. Ada sensasi menggelitik yang dirasakan Lintang di dadanya. Tiara tersenyum semakin lebar saat melihat reaksi Lintang ketika mendengar laporannya.

"Coba deh jalan-jalan ke dekat panggung sana, siapa tau orangnya masih ada disitu. Kalo perlu, langsung lo samperin aja trus bikin pengakuan," saran Tiara jahil sambil mencolek-colek lengan Lintang.

Lintang diam dan memberikan tatapan bosan pada Tiara. Melihat Lintang yang kelihatan tak acuh digoda seperti itu bikin Tiara gemas sendiri. Sahabatnya yang satu ini emang pelit banget buat ngeluarin ekspresi, padahal Tiara yakin dalam hatinya Lintang lagi ketar-ketir karena gugup sekaligus senang.

"Ya udah deh, gue mau ngerecokin Dirga sama teman-teman tim basketnya aja, lumayan bisa sekalian lirik-lirik Arif. Lo mau ikut? Tuh mereka juga ada di deket panggung sana," Tiara menaik-naikkan kedua alisnya sambil menatap Lintang.

Lintang menggeleng pelan, menolak tawaran Tiara. Diacuhkannya berita yang didengarnya dari Tiara tadi karena dia sendiri masih belum tau apa yang ingin dilakukannya ketika bertemu dengan orang itu. Namun, sesekali Lintang melirik ke sekitar panggung, sedikit berharap setidaknya bisa melihat orang itu dari kejauhan.

Ntar juga ketemu kok, kalo emang udah jalannya untuk ketemu, batin Lintang.

Lintang melangkahkan kakinya dengan santai, memutari meja panjang di dekatnya berniat mengambil minuman yang ada di meja seberang. Tanpa disadari Lintang, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan gerak-geriknya sejak ia bersama Tiara sampai saat ini. Sekarang, seseorang itu dengan santainya mengikuti langkah Lintang menuju meja tempat mengambil minuman.

"Aulia Lintang Pramudhita. Ternyata lo cocok juga ya, dengan rambut pendek segitu."

Lintang baru saja mengangkat gelasnya ketika didengarnya sebuah suara bernada rendah yang menyebutkan namanya secara lengkap. Diliriknya sebentar si pemilik suara kemudian melanjutkan kegiatannya untuk minum, tenggorokannya mendadak kering. Sekali lagi Lintang melirik untuk memastikan kembali siapa yang sudah menyapanya tadi. Lirikan Lintang kali ini disambut dengan senyum lebar dan binar mata senang dari pemiliknya.

Pria ini....

***

Haloo semua, makasih buat yang masih mau ngikutin cerita ini yaa. Berhubung besok udah puasa, aku mau ngucapin selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, maaf kalo aku ada salah-salah kata ya :)

Satu lagi aku mau bilang, mungkin aku bakal libur nulis dulu selama bulan puasa soalnya habis ini aku mau pulang kampung coyy... yuhhuuu I'm coming, homeee...

170615

-a.r.a

LINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang